NovelToon NovelToon
KEMBALINYA JENDERAL PERANG

KEMBALINYA JENDERAL PERANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Kisah cinta masa kecil / Dikelilingi wanita cantik / Percintaan Konglomerat / Bad Boy / Kriminal dan Bidadari / Rebirth For Love
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Update setiap hari!

Leon Vargas, jenderal perang berusia 25 tahun, berdiri di medan tempur dengan tangan berlumur darah dan tatapan tanpa ampun. Lima belas tahun ia bertarung demi negara, hingga ingatan kelam tentang keluarganya yang dihancurkan kembali terkuak. Kini, ia pulang bukan untuk bernostalgia—melainkan untuk menuntut, merebut, dan menghancurkan siapa pun yang pernah merampas kejayaannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26 Tianxia dan pergulatan batin Angeline

Tianxia.

Nama itu sendiri sudah membawa gema ribuan tahun tradisi. Sebuah negeri yang menutup rapat pintunya dari dunia luar, dipagari oleh nilai-nilai kuno yang diwariskan turun-temurun.

Tianxia berdiri di atas klan-klan besar dan keluarga bangsawan yang memegang kendali penuh atas rakyatnya, meski secara resmi negeri itu berlandaskan sistem komunis—sebuah struktur yang menolak kapitalisme Barat dan mengekang perbedaan suara.

Bagi orang luar, Tianxia adalah tembok batu: sulit ditembus, penuh aturan, dan penuh bahaya tersembunyi.

Di seberang perbatasan berdiri Federasi Nordwen, sebuah entitas yang lahir dari persatuan tujuh negara bagian (Provinciën).

Mereka berbeda secara mendasar dengan Tianxia. Nordwen menganut sistem federasi parlementer: ada Presiden Federal sebagai simbol persatuan, namun setiap negara bagian memiliki otonomi untuk mengelola wilayahnya sendiri.

Nordwen sendiri adalah pusat politik, rumah bagi ibu kota federal, juga tempat dimana Leon saat ini berada, Lunebridge City.

Selain Nordwen, enam negara bagian sisanya yaitu:

Varengrund, menopang ekonomi lewat baja dan tambang batu bara.

Fjordhaven, urat nadi perdagangan laut, pelabuhan internasional yang sibuk.

Kaldmeren menjulang dengan benteng-benteng esnya, tempat pasukan ditempa dalam dingin gunung.

Thalwyck, pusat ilmu pengetahuan, universitas-universitasnya melahirkan ilmuwan dan diplomat ternama.

Rosenvik adalah jantung hijau, pusat pertanian, seni, dan budaya.

Dan Drakenfjord, keras dan tak kenal ampun, adalah tanah kelahiran pasukan khusus banyak prajurit kuat.

Kontras tak terelakkan. Federasi Nordwen adalah rumah bagi demokrasi parlementer, perdagangan bebas, dan pluralisme. Tianxia justru menolak semua itu, menegakkan komunisme dengan kedok tradisi kuno dan ketertutupan.

Inilah alasan abadi permusuhan mereka: ideologi, sistem, dan cara pandang dunia yang bertolak belakang.

Perang lima tahun lalu hanyalah sedikit dari kebencian lama itu. Nordwen dan Tianxia selalu menjadi alasan utama dalam perang dunia dan krisis moneter yang terjadi.

Leon, kala itu memimpin pasukan naga di garis depan. Ia sendiri tahu betul, ratusan prajurit Tianxia telah gugur ditangan dan komandonya.

Sekarang, meski gencatan senjata telah disahkan dan perjanjian damai ditandatangani oleh kedua belah pihak, Leon tahu jika itu bukanlah perdamaian sejati.

Mereka hanya beristirahat sementara, mengumpulkan persediaan dan pasukan sebelum peluru kembali menghujani tanah perbatasan.

"Hah...."

Leon menghela napas panjang, bahunya yang kekar sedikit merosot ketika memikirkan betapa rumit politik di dunianya.

Hanya ada dua cara untuk memasuki Tianxia. Pertama, lewat undangan resmi dari penguasa atau klan berpengaruh di sana. Kedua, dengan identitas dan jaringan kuat, seperti Edward, seorang bangsawan yang memiliki latar belakang internasional dan koneksi politik lintas negara.

Leon menatap pantulan wajahnya dari minuman di tangannya. Refleksi wajahnya sendiri kembali menatapnya. Statusnya sebagai Jenderal Perang Nordwen memang tinggi. Tapi justru itu masalahnya.

Bagaimana mungkin ia masuk ke Tianxia dengan identitas itu? Berbeda dari Zambald, nama Alexander Kruger bisa dibilang tabu disana.

Para prajurit Tianxia pasti mengenali orang yang telah mengirim banyak saudara mereka ke liang kubur. Jika ia melangkah masuk dengan status Jenderal Perang Nordwen, maka yang menyambutnya bukanlah jamuan mewah… melainkan eksekusi langsung.

Leon meneguk sampanye lagi, kali ini lebih dalam. Cairan dingin itu sama sekali tak bisa menenangkan badai dalam pikirannya.

"Sepertinya akan membutuhkan waktu lebih lama dari dugaanku untuk sampai kesana..." gumamnya.

Tiba-tiba, getaran halus terdengar di meja samping. Ponsel Leon menyala, menampilkan sebuah pesan dari Gerald Volbrecht yang berbunyi: “Saya harap Anda tidak lupa dengan pesta ulang tahun putri saya. Saya sangat berharap Anda bisa datang.”

Leon menghela nafas panjang. "Aku benar-benar lupa..." gumamnya pelan. Ia menatap botol sampanye miliknya yang masih tersisa setengah. Menyimpannya kembali akan membuat rasanya menjadi tidak autentik lagi.

"Sepertinya aku akan sedikit terlambat..." gumamnya.

....

Sementara itu...

Sebuah villa mewah berkilau di bawah cahaya matahari siang. Pilar-pilar marmer menjulang, jendela kaca patri berkilauan, dan lorong-lorong panjang dipenuhi aroma bunga segar yang baru ditata oleh para pelayan.

Sekilas suasana tampak begitu damai dan harmonis. Namun, di ruang rias yang luas dan dingin, suasananya jauh dari kata harmonis.

Angeline duduk diam di depan cermin besar berbingkai emas. Gaun sutra putih gading membalut tubuhnya, namun aura muram dan rapuh jelas memancar dari sorot matanya yang keperakan.

Penata rias yang menatanya berhenti sejenak ketika jari-jarinya menyentuh kulit tengkuk Angeline. Sepasang mata wanita itu membelalak—kaget melihat guratan merah samar yang belum sepenuhnya pudar.

“Nona Angel, ini—” suaranya tercekat, antara panik dan ingin bertanya lebih lanjut.

Namun Angeline langsung memotong dengan suara dingin. “Bukan urusanmu. Laksanakan saja tugasmu dengan baik.”

Penata rias itu terdiam, gugup. Pipinya memerah karena salah tingkah, lalu buru-buru mengangguk. “Baik, Nona... Saya akan menyamarkannya sebaik mungkin.”

“Bagus,” balas Angeline singkat. Ia menatap dirinya sendiri di cermin dengan tatapan getir, melihat refleksi seorang wanita yang sedang berperang untuk mempertahankan martabatnya yang tersisa.

Kuas halus mulai bekerja, menutupi tanda-tanda kemerahan itu dengan lapisan foundation. Tapi bahkan riasan terbaik pun tidak bisa sepenuhnya menghapus bayangan yang telah tercetak di hatinya.

BRAK!

Tiba-tiba, pintu ruang rias terbuka dengan kasar. Seorang wanita paruh baya berambut pirang tergerai masuk dengan wajah kesal. Tatapan tajamnya langsung tertuju pada Angeline.

Angeline mengisyaratkan penata rias untuk pergi. Tanpa banyak tanya, wanita itu menunduk dalam dan cepat-cepat keluar, meninggalkan mereka berdua di ruangan itu.

“Kemana kau pergi semalam?” suara Clara—manajer sekaligus ‘penjaga’ Angeline—pecah dengan nada penuh tuduhan. “Kau merusak semuanya! Kau seharusnya diam saja dan menerima ajakan Tuan Alric.”

Angeline menatap Clara lewat cermin, sorot matanya dingin, penuh amarah yang ia tahan sekuat tenaga.

Clara melangkah maju, sepatu hak tingginya berdetak keras di lantai marmer. “Tuan Alric D’Arvenne adalah sponsor utama agensi kita! Pertemuan itu adalah kunci emas untuk kariermu. Dan kau malah kabur di tengah jalan? Apa kau tidak sadar berapa besar kerugian yang kau buat?”

Angeline berdiri perlahan, tubuhnya bergetar namun tatapannya tak gentar.

“Dia menaruh sesuatu di dalam minumanku, Clara. Obat perangsang.... Apa kau tahu apa artinya itu? Entah apa yang akan terjadi kalau aku tinggal lebih lama lagi disana.”

“Dan kalaupun itu benar? Itu adalah harga yang harus kau bayar. Kalau itu membuatmu lebih terkenal, maka itulah yang dibutuhkan," jawab Clara tampak tak peduli dengan nasib Angeline.

“Membuatku lebih terkenal?” Angeline menahan napas, dadanya naik turun, tangannya mengepal. “Aku bukan pelacur, Clara.”

Clara mendengus sinis, matanya penuh ejekan. “Kau memang pelacur, Angeline. Lihat dirimu sendiri.” Jemarinya terulur, menunjuk bercak samar kemerahan yang belum sepenuhnya tersamarkan di tengkuk Angeline. “Dengan siapa kau tidur semalam? Hah? Katakan!”

1
Hendra Saja
sampai saat ini menarik....MC nya Badas...
Hendra Saja
semangat up Thor.......makin seru
Rudik Irawan
sangat menarik
Kustri
☕semangat UP😍
Cha Sumuk
mantap mc cowok nya ga kaleng2 bnr..
Caveine: makasih kak🥰🥰
total 1 replies
Kustri
kutemani thor☕☕☕untukmu💪
Caveine: makasih bang 🥰🥰
total 1 replies
Kustri
wajib dibaca!!!
Kustri
waduuuh jgn biarkan wanitamu dipermalukan , leon
ayooo muncullah!!!
Kustri
weee... leon curi start
gmn malu'a klu tau angeline anak si komandan🤭😄
Kustri
angeline anak komandan?
Kustri
tambah semangat 💪
Kustri
woii tanggung jwb kau, leon🤭
Kustri
apa edward kakak leon
Kustri
latihlah anak" buah garka spy lbh tangguh
Kustri
uuh.... kalimat"mu, keren
sangtaipan
mantap
Kustri
gaaaas pooll
Kustri
wkwkkkk... victor polisi penjilat, rasakno!!!
ternyata sang komandan telah mengenal leon
Kustri
siap thor!
ah, leon akhir'a dpt sekutu
Kustri
seruuu...!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!