Anika seorang gadis yang tidak pernah membayangkan jika dirinya harus terlibat dalam malam panas dengan seorang pria beristri.
Cerita awal, ketika dirinya menginap di rumah sahabatnya, dan di saat itu pula dia tidak tahu kalau sudah salah masuk kamar, akibat keteledorannya ini sampai-sampai dirinya harus menghancurkan masa depannya.
Hingga beberapa Minggu kemudian Anika datang untuk meminta pertanggung jawaban karena dia sudah dinyatakan hamil oleh dokter yang memeriksanya.
Akan tetapi permohonannya di tolak begitu saja oleh lelaki yang sudah membuatnya berbadan dua.
Apakah Anika mampu membawa benihnya itu pergi dan membesarkan sendirian?? Temukan jawabannya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Enam Belas
Saat ini Aslan hanya menatap rumah tua dengan dinding cat yang mulai memudar, bahkan rumah itu terkesan suram, karena bangunannya yang sudah menua.
Sejenak Aslan mulai menekan dadanya yang terasa sakit melihat kenyataan dihadapannya sebagai tamparan hidup yang selalu ia abaikan, tujuh tahun ia mengabaikan pesan yang tersirat dalam mimpi maupun dalam kenyataan.
Dia berusaha untuk abai, meskipun hati nuraninya ingin mencari dimana keberadaan sang anak, akan tetapi wajah istrinya yang menjadi penghalang pada waktu itu, sebagai seorang suami dia terlalu takut untuk mengatakan semua terhadap sang istri.
"Maafkan aku Nik, aku tahu seribu kata maaf ku tidak cukup membasuh luka kalian bahkan seribu pelukan pun tidak bisa mengobati semua rasa sakit kalian akibat keegoisanku, tapi kali ini aku benar-benar ingin memperbaiki semua untuk anak-anak," ucap Aslan sambil menatap rumah tua itu.
Saat asisten Aslan mulai mendekati tuannya itu yang menang sedang dihadapkan dengan masalah dari masalalu nya.
"Tuan, gimana apa kita langsung datangi saja rumahnya?" tanya Edwin.
"Biarkan dulu mereka berpikir lebih baik kita pulang dulu ya, besok ke sini lagi," sahut Aslan. Yang memilih untuk memberi ruang kepada Anika dan ketiga anaknya.
*******
Sementara di dalam rumah Anika mulai menatap ketiga wajah polos anak-anaknya itu yang begitu lahap menyantap menu makan siangnya, sepertinya ketiga anak itu terlihat begitu bahagia mendapatkan makanan yang layak seperti itu.
Tapi di sisi lain hati Anika merasa tersayat melihat kedatangan seorang laki-laki dari masa lalunya, yang kemungkinan sosoknya akan hadir terus menerus membayangi ketiga anaknya.
"Ya Allah aku tidak sanggup jika harus, melihat orang itu kembali dan mengambil anakku, benar-benar hatiku tidak rela jika itu terjadi," ucap Anika yang bergejolak.
Tiba-tiba saja si tengah melihat kedatangan ibunya yang berdiri di ambang rumah tengah .
"Bunda sudah datang" tanya Arjun sambil menoleh ke arah sekeliling berharap orang tadi juga ikut bersama dengan bundanya.
"Iya Nak, kalian makan dulu ya," ucap Anika.
"Bunda, dimana Om tadi?"
Pertanyaan dari Arjun benar-benar membuat hatinya teriris, sebagai seorang Ibu Anika tidak tahu harus menjelaskan seperti apa.
"Sayang, ayo lanjutkan dulu makannya," titah Anika yang berusaha untuk mengalihkan pertanyaan.
"Tapi kan Om tadi sepertinya kenal sama Bunda, sebenarnya dia itu siapa?" tanya Arjun.
"Dia ayah dari Om Marvin pemilik vila yang sering kau datangi tadi," jelas Anika.
"Oh begitu, berarti Om tadi ayahnya Om Marvin, lalu kenapa tidak Bunda suruh mampir ke sini juga," celetuk Arash, yang membuat hati Anika semakin kesulitan untuk menjawabnya.
"Eeeemb, dia masih sibuk Nak," jawab Anika asal.
Tidak ingin dirundung banyak pertanyaan oleh anaknya Anika memutuskan untuk masuk ke dalam kamarnya dan menguncinya rapat-rapat.
*******
Di dalam kamar Anika menangis sejadi-jadinya, bayangan masa lalu penolakan dari Aslan terus menerus membayangi pikirannya, jika teringat hatinya langsung sakit, bahkan air mata menjadi kunci saksi bisu kesakitannya.
"Kau pria yang membuat mereka hadir dan kau pulang yang menolak kehadirannya, tapi sekarang tiba-tiba kau datang, tak segampang itu Om Aslan," gumam Anika.
Sementara itu ketiga anak itu sudah selesai dengan makanannya, saat ini Aruna dan Arash mulai membawa piring kotornya lalu keduanya mulai mencuci, sedangkan Arjun kebagian tugas menata kembali sisa lauk ke lemari dapur, untuk di makan nanti malam.
Sedari tadi Arjun begitu kepikiran dengan sosok Om misterius tadi, bahkan dirinya belum sempat berkenalan, di dalam pikiran anak itu mulai tumbuh rasa penasaran, kenapa satu persatu orang-orang dari masa lalunya mulai mulai berdatangan.
"Kenapa ya, akhir-akhir ini teman dari Bunda datang satu persatu, kemarin Om Marvin terus di susul Tante Novia, udah gitu mereka kaya semua lagu, dan terakhir tadi Om misterius itu, yang katanya ayah dari Om Marvin, apa mereka semua tahu tentang Bunda dan kita anak-anaknya," pikir bocah itu sendiri.
Arjun diam-diam mencoba untuk keluar rumah, dan mulai menemui Om misterius tadi di vilanya, perlahan kaki kecil itu mulai menaiki bukit untuk sampai di villa, dengan penuh tekad kaki kecilnya menyimpan sejuta rasa penasaran yang sudah ia pendam sejak lama.
Ketika sudah sampai di depan gerbang vila Arjun mulai meminta ijin masuk kepada penjaga," Pak, apa boleh aku masuk ke dalam?" tanya Arjun.
"Kamu mau apa di dalam masih ada pembangunan," sahut penjaga itu.
"Aku hanya ingin bertemu dengan ayahnya Om Marvin," sahut Arjun.
Kemudian penjaga itu sedikit ingat kalau anak kecil itu merupakan saudara kembar yang beberapa hari lalu di bawa oleh bosnya itu.
"Oh kamu yang kembar itu ya," kata penjaga itu.
"Iya," sahut Arjun.
"Ya sudah kalau begitu aku antar, untuk menemui Tuan Aslan," ajak penjaga itu.
"Om Aslan," gumam Arjun sepertinya dia tidak asing dengan nama itu.
Penjaga itu mulai membawa Arjun ke tempat Aslan di mana kemarin ia juga di ajak di rumah kecil yang terletak di samping vila itu.
"Tunggu di sini sebentar ya Dek," ucap penjaga itu.
"Iya Pak," sahut Arjun.
Penjaga itu langsung menghadap ke Aslan dan memberi tahu kalau di luar ada sosok anak kecil yang sedang menunggunya.
"Tuan di luar ada anak kecil yang mencari anda," ucap penjaga itu yang membuat hati Aslan terkejut.
Bukannya menjawab Aslan pun langsung, menghampiri bocah yang di maksud oleh penjaganya itu.
'Anakku,' batin Aslan. Lalu mulai menghampirinya.
"Nak, kamu mau cari Om?" tanya Aslan.
"Iya Om, jangan cerita sama Bunda ya, kalau aku temui Om diam-diam," sahut anak itu.
"Ya sudah ayo kita duduk ke dalam," ajak Aslan.
"Tidak usah, aku mau duduk di luar saja," tolak anak itu dengan sopan.
Aslan hanya mengangguk, melihat wajah anak itu, hatinya terasa tersayat, berapa banyak purnama ia membiarkan benihnya itu tumbuh menjadi anak-anak yang kuat menghadapi kerasnya hidup.
"Nak, sebenarnya apa tujuanmu mendatangi rumah Om?" Aslan pun mulai membuka pertanyaan.
Anak kecil itu sejenak mulai terdiam dan menatap wajah seorang di hadapannya yang begitu mirip dengannya hanya saja dia tidak mampu untuk menggambarkan perasaannya seperti apa. Dan hanya satu hal saja yang mampu menggambarkan perasannya yaitu bertanya tentang masalalu ibunya.
"Om, apa tahu tentang Bunda?" tanya anak itu, yang benar-benar membuat jantung aslan tidak aman.
"Mak- maksudnya gimana," sahut Aslan dengan nada yang sedikit bergetar.
"Apa Om tahu, tentang kehidupan Bunda dulu, sebelum adanya kami bertiga, barang kali saja Om tahu keberadaan ayah kami."
Deg!!!
Aslan kebingungan sendiri menghadapi pertanyaan dari bocah kecil di hadapannya itu, bagaimana ia bisa memberikan suatu kebenaran terhadap anak itu, jika dirinya saja merupakan penyebab dari luka ketiga anaknya itu.
Bersambung ....
ashlan meskipun itu bibi mu,,jika dia tidak bisa menerima Anak anak mu,,maka lempar saja ke kutub,,,kau dulu beraning menolak anak kandung mu,,,maka kau harus beraning menyingkirkan orang orang yg ingin menyakiti anak anak mu dan calon istri mu,,meski pun itu bibi mu sendiri atau siapa pun itu...
hehhh nenek sihir mikir donk kau lebih menjunjung anak angkat dan mendiang istri ashlan yg tidak memiliki keturunan keponakan mu ketimbang memilih yg kandung dan nyaris sempurna...Dunia terbalik memang😄😄😄😄
pantes Anika berat perasaannya, akan ada hambatan dari keluarga si Aslan.
semangat pagi thour,,,semangat up,ini lg nunggu sambil ngopi🤣🥰😘❤❤❤💪💪💪💪