Eva Calista, seorang siswa jenius berusia 17 tahun, terjebak dalam sebuah cerita novel yang membuatnya tertarik. Saat membaca tentang penindasan yang dilakukan protagonis terhadap antagonis, Eva merasa tidak tahan dan tertidur karena kelelahan.
Namun, saat terbangun, Eva menemukan dirinya berada di tubuh antagonis saat masih bayi. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi ada sebuah sistem yang muncul dan menjelaskan bahwa Eva telah bereinkarnasi ke dalam cerita novel.
Sistem tersebut memberitahu Eva bahwa ia harus mengarungi peran sebagai antagonis dan mengubah jalannya cerita. Eva harus menggunakan kecerdasan dan kemampuan analitisnya untuk memahami sistem dan mengubah nasibnya sebagai antagonis.
Dengan sistem yang menemani dan membantu, Eva mulai menjelajahi dunia cerita novel dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Apakah Eva bisa mengubah jalannya cerita dan menjadi antagonis sejati? Cerita ini akan membawa Anda ke dalam petualangan yang menarik dan penuh kejutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Ruang Rawat Inap
"Sayang, lihatlah putri kita ini. Bukankah setiap hari dia tambah cantik!" ujar Ronan yang melihat bayinya yang tidur di ranjang bayi.
"Tidak bisakah dia diam sebentar. Aku hanya ingin tidur!" batin Reva kesal
[Sistem Re] : "Sabar tuan, memang ayah anda adalah pecinta anak perempuan,"
"Lalu, kenapa dalam novel tidak dijelaskan. Malah tidak terlihat sama sekali!"
"Sayang, lihatlah bayi kita ada kerutan saat dia tertidur!" seru Ronan yang melihat kerutan di dahi putrinya.
Astrid hanya tertawa melihat antusias suaminya. Bahkan suaminya tidak berhenti memfoto bayi kecil mereka.
[Sistem Re] : "Itu karena ada masalah tuan. Nanti jika sudah waktunya saya akan beritahu. Untuk sekarang belum waktunya tuan,"
"Terserahlah. Aku ingin tidur. Tadi malam mereka sangat berisik, aku tidak bisa tidur."
[Sistem Re] : "???"
"Sepertinya, mimpi putri kita sudah lebih indah. Lihat, kerutannya sudah menghilang," ujar lembut Astrid saat melihat bahwa putrinya tampak tenang.
"Kau benar. Semoga mimpi indah anakku tersayang," ujar Ronan yang kemudian mencium kening putrinya dengan sayang.
...****************...
BRAK!!!
Oeee.... Oeeee!
Terdengar suara pintu yang terbuka dengan keras dan suara bayi. Pelaku yang membuka pintu langsung melihat ke arah dedek bayi.
"Mama, kenapa adik menangis?" tanya Kassius yang melihat adiknya menangis
Astrid tersenyum ke arah putranya. Melihat seragam yang masih dipakai oleh kedua anaknya, Astrid tau bahwa kedua putranya langsung datang kemari setelah pulang sekolah.
"Dasar kakak sialan. Kan gue kaget, anjir,"
"Bagaimana adik kalian tidak menangis, dia terkejut karena kakak-kakaknya datang membuka pintu dengan keras," ujar Ronan yang baru saja masuk setelah menjemput kedua putranya.
Si kembar melihat ke arah papanya kemudian melihat arah mamanya yang sibuk menenangkan adik mereka. Kemudian, merasa adik mereka berhenti menangis, si kembar mendekat dan melihat ke arah adik mereka.
"Maaf ya dek, kami mengejutkan adik," ujar si kembar karena merasa bersalah.
"Eitss, kalian harus cuci tangan dan ganti dulu baru bisa deket sama dedek bayi. Jadi, ayo sama papa dulu!" ajak Ronan kepada anak kembarnya
Astrid melihat keluarganya harmonis merasa senang. Di karuniai 2 anak laki-laki dan 1 anak perempuan membuatnya senang. Tak lupa, suaminya yang sangat pengertian.
"Sayang, lihatlah! Semua orang menyayangimu. Jadi kau harus tumbuh dengan baik ya sayang!" ujar Astrid yang melihat ke arah bayinya
Reva yang sedang memandang ibunya pun tersenyum.
"Tentu saja aku akan tumbuh dengan baik dan melindungi kalian!" tekad Reva
"Wah, kau tersenyum. Kau mengerti perkataan mama ya!" seru Astrid saat melihat bayinya tersenyum. Kemudian Astrid meletakkan kembali Reva di ranjang bayinya.
"Mama, lihat kami membawa sesuatu untuk dedek!" ujar Kassius sambil berlari dam diikuti Tristan dan Ronan dari belakang.
"Apa sayang?" ujar Astrid yang melihat kedua anaknya menyembunyikan sesuatu di balik tubuh mereka. Astrid berusaha untuk mengintip barang yang disembunyikan anaknya, namun tidak berhasil.
"Ini!" Kassius memberikan bunga yang terbuat dari kertas. Begitu juga dengan Tristan. Masing-masing membawa 2 bunga kertas.
"Ini untuk adik saja?"
"Tidak, kami masing-masing memberikan satu untuk mama dan satu untuk adik!" ujar Tristan yang memberikan satu bunga ke arah ibunya. Diikuti Kassius yang memberikan satu bunga ke arah ibunya.
"Aw, makasih sayang!" Astrid merasa senang dengan perhatian dari anaknya.
Setelah melihat senyuman dari ibu mereka, Kassius dan Tristan melihat ke arah ranjang adiknya.
"Adik, ini aku bawakan bunga untukmu!" ujar Kassius yang menunjukkan bunga kertas ke arah Reva.
Kassius dan Tristan meletakkan bunga di samping adik mereka. Melihat senyum di wajah adiknya, mereka merasa senang.
"Kau juga tak ingin memberiku dan putriku hadiah?" goda Astrid
"Hadiahmu sudah menunggu di rumah. Begitu juga dengan hadiah anak-anak." ujar Ronan yang kemudian mencium Astrid mulai dari kening, mata, hidung dan pipi. Saat akan mencium bibir, Astrid menghentikannya.
"Kalau yang itu, nanti ya. Tunggu anak-anak pergi, baru boleh!" ujar Astrid yang membuat Ronan lemas seketika.
...****************...
2 Hari Kemudian
Hari ini adalah hari kepulangan Astrid pasca melahirkan sekaligus hari pertama Reva akan pulang ke rumahnya.
"Apakah ini sudah semua sayang?" tanya Ronan yabg melihat barang bawaan milik istri dan anaknya
"Sepertinya sudah," ujar Astrid yang melihat barang yang dibereskan Ronan dengan asistennya.
Melihat putrinya ini tenang dan lebih suka tidur membuatnya cemas. Namun mendengar penjelasan dokter, membuatnya sedikit tenang. Bayi Reva sedikit berbeda dengan kedua kakak kembarnya. Kassius yang rewel dan Tristan yang tenang. Hanya saja Reva lebih tenang dibandingkan sata Tristan dulu.
Rumah Ronan Whystan
Saat ini rumah sudah di dekor sedemikian rupa untuk menyambut kedatangan anggota baru dalam keluarga mereka.
Willow dan Liana lah yang paling sibuk mendekor ruangan. Para suami hanya diam dan membantu sedikit. Mereka takut jika membuat kesalahan, bisa-bisa mereka akan tidur di luar.
Brrrrmmmm....
"Dengar! Mobil Ronan sudah datang!" seru Ethan yang melihat mobil menantunya memasuki area halaman rumah.
Semua orang bersiap menyambut kedatangan ibu beserta anggota keluarga baru mereka.
"Selamat datang!" ujar semua orang menyambut kedatangan Astrid dan Reva.
Reva yang tidur tidak merasa terganggu dengan kebisingan yang ada.
[Sistem Re] : "Nona, apakah anda tidak ingin bangun?"
"Tidak, aku ingin menikmati tidur selagi bisa. Dulu gue nggak bisa tidur karena sibuk belajar, sekarang biarkan gue tidur," ujar Reva yang melanjutkan tidurnya.
"Dia bayi yang tenang ya Reva itu!" puji Willow yang menggendong Reva yang tidur. Bayi itu hanya menggeliat sebentar, kemudian melanjutkan tidurnya.
"Iya, dan dia sangat manis saat tidur begini!" puji Liana yang melihat Reva mengingatkan Astrid, putrinya saat masih bayi.
[Sistem Re] : "Nona, apakah anda benar tidak ingin menyapa semua orang?"
"Tidak, aku hanya ingin tidur untuk saat ini!"
[Sistem Re] : "..."
Sistem Re hanya terdiam merasa tak habis pikir dengan tuannya. Tuannya hanya ingin tidur sepanjang waktu dan jarang membuka matanya.