NovelToon NovelToon
Pusaka Penguasa Dunia

Pusaka Penguasa Dunia

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Budidaya dan Peningkatan / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Hendrowidodo_Palembang

"Tidak heran ini disebut Jurang Neraka, aku sudah jatuh selama beberapa waktu tapi masih belum menyentuh dasar..." Evindro bergumam pelan, dia tidak mengingat sudah berapa lama dia terjatuh tetapi semua kilas balik yang dia lakukan memakan waktu cukup lama.

Evindro berpikir lebih baik dia menghembuskan nafas terakhir sebelum menghantam dasar jurang agar tidak perlu merasa sakit yang lainnya, tetapi andaikan itu terjadi mungkin dia tetap tidak merasakan apa-apa karena sekarang pun dia sudah tidak merasakan sakit yang sebelumnya dia rasakan dari luka yang disebabkan Seruni.

Evindro akhirnya merelakan semuanya, tidak lagi peduli dengan apapun yang akan terjadi padanya.

Yang pertama kali Evindro temukan saat kembali bisa melihat adalah jalan setapak yang mengeluarkan cahaya putih terang, dia menoleh ke kanan dan kiri serta belakang namun hanya menemukan kegelapan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hendrowidodo_Palembang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3. Zulfikar, Roh Pedang

Evindro menelan ludahnya, terdiam untuk waktu yang lama. Dirinya merasa mendapatkan pencerahan dari permainan ini. Tidak heran pria misterius itu bisa terus melangkah tanpa jeda karena semua langkah dan strategi Evindro nyatanya sudah diprediksi dengan tepat olehnya.

"Terima kasih telah membuka mataku..." Evindro memberikan hormatnya.

Pria misterius itu justru mendengus kesal, "Terima kasih kepalamu! Kau terlalu lemah!"

Evindro tersentak kaget, dia tidak menduga pria misterius itu akan berubah sikap secara tiba-tiba. Bukan hanya tidak merasa senang karena meraih kemenangan, pria misterius itu justru terlihat kesal pada Evindro.

"Aku memang masih harus banyak belajar..." Evindro tidak melawan ataupun tersinggung, dia hanya bisa menerima semua kemarahan pria misterius itu.

"Kau tidak hanya lemah tetapi sedikit bodoh, kau sudah berada di sini selama beberapa waktu tetapi masih berfikir ini alam kematian?" Pria misterius itu menaikkan alisnya.

Evindro batuk pelan, "Jika ini bukan alam kematian, lalu tempat apa ini?"

Pria misterius itu bukannya menjelaskan pada Evindro justru terlihat frustasi. "Argh! Aku terburu-buru memilihmu sebagai tuanku! Aku terlalu putus asa karena terbengkalai selama ratusan tahun!"

Mendengar pria misterius itu menggerutu membuat Evindro menggaruk kepalanya karena dia semakin tidak memahami situasinya.

"Aku membuat pengecualian karena kondisi rohmu, meskipun tubuhmu masih anak-anak tetapi rohmu berumur lebih dari seratus tahun. Aku menutup mata terhadap kualitas tulang dan jumlah tenaga dalammu yang menyedihkan... Namun belum setahun aku melihat cahaya, kau justru membawaku masuk ke dalam jurang!" Pria misterius itu mengangkat tangannya, terlihat ingin mencekik Evindro.

Evindro memundurkan kursinya, mengambil jarak lebih jauh untuk memastikan tangan itu tidak meraihnya. "Tunggu dulu, apa maksud anda? Kita baru bertemu disini, apa mungkin anda salah mengenali orang?" Evindro tidak menduga pria yang sebelumnya tidak mengeluarkan sepatah katapun ketika mulai bicara seolah tidak bisa berhenti.

Pria misterius itu memukul meja di hadapannya, membuat bidak catur maupun papan yang berada di atas meja itu terlempar ke atas dan berhamburan. Ketika pria misterius itu menemukan Evindro sungguh merasa kebingungan, dia terlihat semakin kesal.

"Kau lebih bodoh dari yang kukira, kau masih belum sadar siapa diriku setelah aku berbicara sebanyak ini?" Mata pria misterius itu menyipit.

Evindro berpikir keras sementara pria misterius itu mengintainya bagai elang yang sedang melihat mangsanya, "Em... Jika kukatakan aku sungguh tidak mengenalmu, apa kau akan semakin marah?"

Warna wajah pria misterius itu seketika berubah, tubuhnya bergetar sangat hebat.

"Em... Aku jatuh dari tempat yang sangat tinggi, mungkin aku mendarat dengan kepala lebih dulu..." Evindro menunjuk kepalanya, "Kufikir kemampuanku berfikir terganggu karena itu, bukankah itu mungkin?"

"Sudah kubilang ini bukan alam kematian!" Pria misterius itu memukul meja sekali lagi, kali ini meja yang terlihat kokoh itu terbelah menjadi dua.

Evindro bangkit dari tempat duduknya dan mengambil jarak beberapa langkah dari tempat asal dia berdiri.

"Namaku Zulfikar! Aku roh pedang dari Pedang Penguasa Malam!" Pria misterius itu menatap Evindro dengan dingin.

"Roh pedang?" Mata Evindro melebar, dia tidak percaya dengan hal yang baru saja dia dengar.

Evindro pernah membaca catatan di kehidupan sebelumnya, beberapa pusaka legenda di masa lalu dikabarkan memiliki kecerdasan sendiri dan yang paling cerdas adalah roh senjata seperti roh pedang namun menurutnya itu hanya legenda yang dibuat-buat oleh manusia.

Pada kehidupan sebelumnya ada tujuh Pusaka Penguasa Dunia yang didapatkan para pendekar Dunia Persilatan namun tidak ada yang menceritakan tujuh pusaka tersebut memiliki roh di dalamnya.

'Apa ini artinya Pedang Penguasa Malam tingkatnya lebih tinggi daripada Pusaka Penguasa Dunia?' Evindro mulai memikirkan kemungkinan lainnya.

"Kau masih berani melamun dalam situasi seperti ini?" Zulfikar menghela nafas panjang. "Perbedaan dirimu dan pemilikku sebelumnya terlalu jauh sampai membuat hatiku terasa sesak..."

"Roh pedang memiliki hati?"

"Apa aku tidak boleh menggunakan perumpamaan?" Zulfikar melotot.

Evindro tersenyum canggung, dia kemudian teringat bahwa dirinya telah membawa Pedang Penguasa Malam terjun bersamanya ke Jurang Kabut Akasia. "Maaf... Aku telah membuatmu ikut bersamaku..."

Zulfikar sebenarnya ingin berkata lebih banyak namun melihat penyesalan mendalam pada Evindro membuatnya mengurungkan niatnya. "Tenang. Semua belum berakhir, kau sudah tiba di dasar jurang namun tubuhmu hampir... Intinya, aku menggunakan kemampuanku untuk memulihkan kondisimu, meskipun tidak sepenuhnya, tetapi setidaknya kau bisa tetap hidup tanpa kekurangan apapun. Kau bisa memulihkan dirimu sendiri menggunakan sumber daya setelah sadar."

"Pedang Penguasa Malam memiliki kemampuan memulihkan pemiliknya?" Evindro jelas tidak pernah menduganya.

"Aku memiliki banyak kemampuan tetapi kau tidak bisa menggunakan satupun dengan leluasa jika mengandalkan kemampuanmu sekarang..." Zulfikar mulai merasa kesal lagi. "Aku mengerti kau ingin meningkatkan kualitas tulangmu karena Kitab Kaisar Naga atau apalah itu, tetapi tingkatkan tenaga dalammu juga!"

Evindro batuk pelan sebelum mengangguk.

"Aku memang berhasil memulihkan kondisimu yang seharusnya tidak tertolong itu tetapi sebagai gantinya aku harus tidur selama beberapa tahun ke depan..." Zulfikar menghela nafas. "Jangan mati! Aku tidak ingin saat aku bangun hanya untuk menemukan yang kulakukan sia-sia! Jangan bertindak gegabah seperti sebelumnya! Demi seorang perempuan kau mengorbankan nyawamu, dasar tidak punya otak!"

Evindro tersenyum canggung, tidak bisa membalas Zulfikar selain mengangguk pelan.

"Ingat pesanku baik-baik, jangan bertindak tanpa berfikir. Sampai aku bangun kembali, Pedang Penguasa Malam hanyalah pedang yang sangat tajam..." Kata-kata Zulfikar terhenti karena menyadari selama ini Pedang Penguasa Malam memang seperti itu di tangan Evindro, hal ini membuat kemarahannya kembali memuncak tetapi dia menahannya. "Kuharap saat aku terbangun, kau sudah bisa menggunakan beberapa kemampuan sesungguhnya dari diriku, membuatku kembali bersinar seperti yang Qutub lakukan!"

"Aku akan mengusahakan yang terbaik..." Evindro menjawab pelan.

"Aku tidak berharap banyak tetapi kau harus berusaha keras!" Zulfikar menunjuk wajah Evindro. "Sekarang pergi dari sini, hentikan orang gila yang menggunakan aku seperti cangkul!" Zulfikar mengibaskan tangannya, seketika Evindro berubah menjadi butiran cahaya. Zulfikar bisa melihat bibir Evindro bergerak untuk mengucapkan terima kasih tetapi dia menghilang sebelum suaranya terdengar.

Zulfikar menggeleng pelan sebelum menguap panjang dan bergumam sendiri. "Qutub, anak ini sungguh mirip denganmu, cerobohnya dan berani berkorban demi orang lain... Dia sering mengingatku padamu, mungkin itu alasanku memilihnya namun kuharap dia tidak mengalami akhir yang sama denganmu... Tidak, aku akan memastikan dia tidak menghadapi akhir yang sama. Evindro ini, dia harus menyelesaikan tugas yang tidak berhasil kau selesaikan."

Evindro merasakan sakit yang hebat di seluruh tubuhnya tidak lama setelah pandangannya menjadi gelap, rasa sakit itu menunjukkan dirinya masih hidup.

Perlahan-lahan Evindro membuka matanya dan melihat langit malam penuh bintang, selain kesakitan dia juga bisa merasakan dirinya terbaring di tanah. Evindro berusaha bergerak tetapi tubuhnya tidak mengikuti keinginannya.

1
Aman 2016
mantul Thor 💪💪💪
Aman 2016
jooooz pooolll
Aman 2016
mantab Thor lanjut terus updatenya
Aman 2016
top markotop Thor lanjut
Aman 2016
top top markotop lanjut terus Thor
Aman 2016
jooooz pooolll Thor lanjut
Aman 2016
lanjut terus Thor semangat semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!