Klarissa anak kandung dari keluarga yang cukup kaya raya, namun sejak sepupunya datang dan di angkat sebagai anak angkat oleh kedua orang tuanya, Klarissa Tersisikan.
Kedua orang tuanya mengabaikan dan tidak peduli, saudara-saudara kandungnya, pacarnya bahkan sahabatnya tidak ada yang peduli pada Klarissa bahkan mengabaikannya.
Mampukah Klarissa hidup dalam keterabaian dari orang-orang terdekatnya??...
Apakah masih ada yang peduli pada Klarissa?...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadia Papendang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 15
Pada saat bel berbunyi pertanda pulang, Klarissa bergegas merapikan buku-bukunya lalu keluar dari kelasnya, Bima menatap punggung Klarissa "Lo harus pulang dengan gue, gue nggak nerima penolakan dari lo!" Gumam Bima
Bima masih duduk dikelas menunggu agak sepi, dia nggak suka berdesakan. Teman-teman Bima menghampiri Bima ke kelasnya "Yuk pulang... Udah sepi!" Ajak Marko
"Nanti malam ada balapan, anak warior lawan cobra!" Tutur satria
"Oke nanti kita kesana!" Singkat Bima
Bima berjalan ke parkiran senyumnya mengembang karena Klarissa masih berdiri dipintu sekolah, Bima mengambil motor sportnya begitu juga dengan teman-teman Bima, Bima melajukan motornya hingga kedepan pintu sekolah "Yuk... Naik!" Tutur Bima
Klarissa menatap laki-laki yang berhelem full face, Bima tersenyum melihat wajah imut Klarissa lalu Bima membuka kaca helmnya "Ayo naik... Lo tadi kalah main basket dengan gue, lo harus tepatin janji lo!" Tutur Bima
"Gue nggak pernah janji sama lo... Sana lo pulang sendiri bokap gue mau jemput gue!" Tutur Klarissa
"Nggak... Gue nggak suka penolakan pokoknya lo harus pulang dengan gue!" Terang Bima
"Kok maksa sih...!" Ujar Klarissa kesal membuat Bima tersenyum melihat wajah Klarissa
"Kalian duluan aja... Cewek gue nggak mau naik kalo kalian ada disini!" Tutur Bima
Teman-teman Bima dibuat melongo
nggak percaya sama cowok yang bermata sipit tersebut "Lo udah jadian sama anak baru itu?"
Tanyanya satria
Bima mengangguk lalu teman-teman Bima pergi "Kita cabut!" Tutur brian
Bima mengangguk sedangkan Klarissa tambah kesal mendengar perkataan Bima yang mengklaim Klarissa sebagai ceweknya "Klarissa... Pulang yuk teman-teman gue udah pulang, naiklah!" Tutur Bima
Klarissa menatap kesal Bima "Gue mau nunggu bokap, kalau lo mau pulang sana pulang sendiri!" Kesal Klarissa
"Nggak gue maunya mau pulang sama lo!" Tutur Bima
"Siapa lo ngatur-ngatur gue!" Ujar Klarissa
"Gue sekarang cowok lo!" Singkat bima
"Lo waras nggak sih... Siapa yang bilang kalau lo cowok gue?" Tanya Klarissa
Bima tertawa "Barusan kan gue yang bilang!" Tutur Bima
"Shitt... Lo cowok gila!" Ujar Klarissa
"Iya gila sama lo!" Bima terkekeh
"Apaan sih Bima... Lo jangan macam-macam ya Bima!" Tutur Klarissa
"Kalau gue mau macem-macem gimana dong?" Tanya Bima
"Ya allah... Kok ada cowok tengil kayak lo sih!" Tutur Klarissa
Bima tertawa gemes melihat Klarissa kesel "Ck... Kenapa lo ketawa... Nggak ada yang lucu Bima, sana lo pulang!" Usir Klarissa
"Gue tungguin lo!" Singkatnya
"Ck... Ngeyel banget sih lo!" Ujar Klarissa
Bima tersenyum memandang Klarissa hingga Klarissa merasa bosan berdiri didepan pintu sekolah "Kemana tuh si papa.... Katanya mau jemput!" Gumamnya
Klarissa sudah tambah kesal mana ada cowok kayak bima dari tadi mandangin dia terus-terusan, mana kakinya pegel berdiri terus, lalu Klarissa menelpon papanya tapi sampai 3 kali panggilan belum ada jawaban "Kemana sih tuh orang dari tadi nelpon nggak dijawab!" Gerutu Klarissa membuat Bima tersenyum
"Lo kenapa senyum-senyum gitu... Emang ada yang lucu?" Klarissa sudah tambah kesal
"Iya ada... Tuh muka lo lucu banget, pulang yuk gue anterin sampek pintu kamar lo kalau perlu!" Tutur Bima
"Ogah!" Singkat Klarissa
Bima tersenyum masih sabar menunggu cewek yang ditaksirnya sejak lomba puisi waktu Klarissa SMP. Tiba-tiba papa Klarissa menelpon, Klarissa tersenyum mendapatkan telpon dari papanya "Hallo pa... Papa dimana Klarissa udah pulang dari tadi nungguin papa!" Tutur Klarissa
"Maaf Klarissa papa tidak bisa jemput, papa sekarang sudah dirumah tadi Kirana pingsan disekolah papa ditelpon gurunya, kamu bisa naik taksi kan?" Tanya Harry
Klarissa diam menahan air matanya agar tak terjatuh "Hahaha... Lagi-lagi kalau janji nggak ditepati, saya nungguin dari tadi kenapa anda nggak kasih kabar sebelumnya kalau anak kesayangan anda sakit hingga anda nggak bisa jemput saya, sudahlah... Tidak apa-apa saya sadar kalau saya bukan siapa-siapa lagi sekarang, terimakasih saya sangat kecewa dengan anda pak Harry!" Tutur Klarissa kecewa
"Hallo... Klarissa maafkan papa Klarissa, tunggu papa akan menjemputmu sekarang!" Tutur Harry
"Tidak usah pak Harry... Saya sudah mau naik taxi saya capek dari tadi berdiri selama 3 jam saja tidak akan mau nunggu lagi!" Terang Klarissa
"Maafkan papa Klarissa, papa janji besok akan menjemputmu!" Tutur Harry
Klarissa mematikan handphonenya lalu berjongkok dengan menenggelamkan wajahnya "Hiks... Hiks... Hiks... Lagi-lagi gue dibego-begoin!" Tangis Klarissa
Bima melihat Klarissa ikut bersedih lalu menstandar motornya Bima ikut berjongkok "Gue anterin yuk... Ntar lagi malem!" Tutur Bima lembut
Klarissa menatap Bima dengan mata memerah "Lo masih disini?" Tanya Klarissa
Bimanmengangguk "Gue nungguin lo pulang, yuk gue anterin lo!" Tutur Bima
Klarissa masih bingung harus bagaimana karena dari dulu tidak pernah naik motor meskipun ketiga kakak-kakaknya mengendarai motor, Klarissa tidak pernah diboncengi naik motor sama kakak-kakaknya.
"Tapi gue takut naik motor!" Tutur klarissa pelan
"Gue akan pelan-pelan kok, lo nggak akan jatuh gue jamin lo pulang dengan selamat!" Tutur Bima lembut
Klarissa masih diam berjongkok menatap Bima, mereka menatap satu sama lain hingga Klarissa mengangguk"Yuk... Gue udah pegel pengen pulang!" Tuturnya membuat klarissa tersenyum
Bima mengangguk lalu berdiri, Bima mengulurkan tangannya ke Klarissa "Yuk!" Ujar bima
Klarissa menerima ukuran tangan bima lalu berdiri "Maaf... Karena gue lo ikutan nggak pulang!" Tutur Klarissa menundukkan wajahnya
Bima memegang lembut kepala cewek yang ber rambut klasik bob tersebut.
Bima menaiki motornya "Lo bisa naik nggak?" Tanya Bima
Klarissa menggelengkan kepalanya "Gue nggak pernah naik motor kayak gini, rok gue pendek!" Tuturnya
Bima kembali men standar kan motornya lalu membuka jaketnya membantu Klarissa naik motornya "Ayo... Gue bantuin, lo gak perlu takut!" Tutur Bima
Klarissa mengangguk Bima membantu Klarissa naik motornya lalu jaketnya menutupi paha Klarissa, Klarissa dan Bima sama-sama tersenyum "Makasih!" Tutur Klarissa membuat Bima lagi-lagi tersenyum
Bima menaiki motornya lalu menghidupkannya "Pelan-pelan pak supir!" Tutur Klarissa
"Siap Tuan putri!" Singkat Bima lagi-lagi mereka tertawa bersama
Sepanjang perjalanan Bima pelan-pelan membuat klarissa mengantuk dengan angin yang berhembus "Lo ngantuk?" Teriak Bima
Klarissa mengangguk karena matanya tak bisa diajak kompromi "Tidurlah... Tapi pegangan ntar lo jatuh lagi kalau tidur nggak berpegangan!" Tutur Bima sedikit mengencangkan suaranya
Klarissa melingkarkan tangannya ke perut Bima cowok yang bermata sipit tersebut tersenyum "Semoga kita kayak gini untuk seterusnya, nggak sia-sia gue nggak naik kelas selama 2 tahun akhirnya kita sekelas bareng dan kita bisa kayak gini!" Batin Bima tersenyum
Klarissa menempelkan kepalanya ke punggung Bima matanya sudah rapat karena angin yang membiusnya seolah semesta memberikan izin kedua anak manusia yang berbeda keyakinan ini bersama, tangan Klarissa yang melingkarkan ke perutnya Bima perlahan mengendur tapi Bima mengeratkan tangan Klarissa dengan memegang tangan cewek yang tidur dipungungnya. "Gue sayang lo... Gue mau lo jadi cewek gue!" Gumam Bima
Kalau bertanya Klarissa mendengarnya kali ini mungkin semesta tidak mengizinkan Klarissa mendengarnya tapi semoga saja nanti Klarissa mendengarkan pernyataan hati Bima.
WAAHH...KIRA-KIRA KLARISSA MAU MEMBALAS PERASAAN BIMA NGAK YAA??🤔