Ditindas, dijual oleh keluarga sendiri, dimanja dan dibela oleh keluarga suami
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 3. Juni Terkejut
Driiiing, driiiing, terdengar suara dering ponsel pengeluaran terbaru disaku seorang pemuda tampan yang sedang meletakkan barang belanjaannya kedalam bagasi mobil.
Pemuda tampan itu langsung menghentikan aktivitasnya, dia merogoh ponsel yang sedang berdering didalam saku celananya.
Ketika melihat nama yang tertera dilayar ponselnya, pemuda itu berdecak. "Ibu," gumam pemuda itu, dia malas menjawab telepon dari Ibunya, karena sudah pasti Ibunya akan menanyakan calon menantu padanya.
Ibu Lusi, Ibu yang telah melahirkan pemuda tampan itu terus saja mendesak agar putranya segera menikah, itulah sebab pemuda tampan itu malas menjawab telepon dari Ibunya.
"Assalamualaikum, Ibu," Pemuda tampan itu memberi salam ketika sudah tersambung dengan Ibunya.
"Waalaikumsalam, gimana kabar mu nak, apa kamu sudah mendapatkan calon menantu untuk Ibu, ingat umur kamu sudah 26 tahun, Ini sudah tidak sabar ingin menggendong cucu, cepat bawakan menantu untuk Ibu." Cerca Ibu Lusi pada putranya yang bernama Juni.
"Tapi Bu--"
"Tidak ada tapi-tapi, pokoknya dalam tiga hari lagi kamu tidak membawakan Ibu menantu, maka kamu akan Ibu jodohkan dengan anak si Ratna di kampung kita." tegas Ibu Lusi tidak memberikan Juni kesempatan untuk bicara.
Setelah itu, sambungan telepon terputus. Juni memasukkan kembali ponselnya kedalam saku celana, dia meraup wajahnya frustasi, bagaimana tidak, sampai saat ini dia belum menemukan gadis yang cocok untuknya setelah berjanji dengan Ibunya agar tidak dijodohkan dengan anak bude Ratna dikampung nya. menolak dijodohkan dengan Mira anak bude Ratna, karena dia tidak suka pada gadis itu.
Juni mengakui kalau Mira memang cantik, tapi Juni tidak suka, selain matre, Mira juga sombong dan angkuh, Juni tidak suka gadis seperti itu, dia ingin mencari sendiri gadis yang cocok dan bisa menyayangi Ibunya.
"Dimana aku harus mencari calon menantu untuk Ibu." Juni merasa frustasi.
Dia lupakan dulu, soal calon menantu untuk Ibunya, dia kembali masuk kedalam super market, ada sisa belanjaan belum dia bawa.
Sementara disebuah Swalayan yang tidak terlalu jauh dari super market Juni belanja, sebuah mobil berhenti karena ingin membeli air.
Mobil yang tidak lain adalah mobil anak buah juragan Sofyan, berhenti didepan swalayan.
Salah satu anak buah juragan Sofyan turun dari mobil, sedangkan yang satu orang lagi menunggu dimobil agar menjaga April agar tidak kabur.
Juragan Sofyan yang duduk didepan mobil dia ketiduran, maklum umurnya sudah bau tanah.
Anak buah juragan Sofyan sengaja tidak mengunci pintu mobil karena hanya sebentar, dan juga ada orang didalam mobil.
April yang melihat ada kesempatan, dia langsung menghantam burung anak buah juragan Sofyan, dan segera keluar dari mobil itu.
Anak buah juragan Sofyan, menjerit kesakitan sehingga membangunkan juragan Sofyan yang sedang pulas.
"Apaan sih kamu, berisik, lho mana gadis itu ?" tanya juragan Sofyan terkejut saat tidak melihat April ada didalam mobil.
"Dia lari," jawab anak buahnya yang sedang kesakitan memegang burungnya.
"Bodoh, kejar dia, jangan biarkan dia kabur, kalau kamu tidak bisa menemukannya kalian aku hukum, cepat temukan dia !" titah juragan Sofyan.
"Ba-baik juragan," walaupun kesakitan, anak buah juragan Sofyan tetap keluar dari mobil, tapi anak buah yang satunya lagi juga sudah kembali ke mobil.
"Ada apa ?" tanya anak buah yang sudah kembali ke mobil.
"Itu, gadis itu, dia lari, dia juga menghantam burungku." Jawab orang itu.
"Bodoh, kemana dia lari, ayo kita kejar."
"Dia lari kesana, itu dia." tunjuk anak buah yang kesakitan burungnya akibat ulah April.
April menoleh kebelakang, dia melihat kedua anak buah juragan Sofyan, sedang mengejarnya, April mempercepat larinya hingga sampai diparkiran super market tempat Juni berbelanja.
April sudah kelelahan, dia sudah tidak sanggup lagi berlari, dai melihat sebuah mobil yang bagasinya terbuka, tanpa menunggu lama dia langsung masuk kedalam bagasi mobil itu dan langsung menutupnya.
Sedangkan Juni yang sudah masuk kedalam super market, dia baru ingat kalau dia tidak menutup bagasi, dan kunci masih di mobil.
Juni cepat-cepat mengambil sisa belanjaannya dan segera keluar, dia berlari kecil agar cepat sampai kemobil.
Ketika hendak sampai, dia melihat bagasinya tertutup. "Ternyata sudah aku tutup." Gumamnya memperlambat langkah kakinya.
Juni mengira dia sudah menutup bagasi mobilnya, karena dia tidak tau kalau bagasinya ditutup oleh April yang bersembunyi didalam bagasi itu.
Juni membuka pintu mobil, melihat kunci yang masih ditempatnya, dia lega, kemudian dia berjalan ke bagasi ingin meletakkan sisa belanjaannya.
Tangan Juni sudah memegang kenop bagasi, namun terhenti saat terdengar suara.
"Mas, lihat seorang gadis, lari kesini ?" tanya dia orang pria bertubuh tegap, dan kekar yang tidak lain adalah kedua anak buah juragan Sofyan.
Juni terdiam, dia menelisik penampilan kedua orang itu, kemudian menggeleng.
"Tidak, aku tidak melihat siapa-siapa, memangnya kalian cari siapa ?" tanya Juni, dia dapat memastikan kalau kedua orang didepannya adalah bodyguard, karena punya tubuh kekar dan tegap.
Kedua anak buah juragan Sofyan tidak menjawab, mata keduanya terarah kedalam mobil, mereka melihat-lihat kedalam mobil, tapi tidak ada tanda-tanda April bersembunyi disitu.
"Gadis itu tidak disini, mungkin dia lari kesitu, ayo cepat, jangan sampai kita kehilangan jejak, kalau tidak ketemu habislah kita." Kedua anak buah juragan Sofyan langsung pergi dari mobil Juni.
Juni jadi heran, dia tidak jadi membuka bagai, sisa belanjaannya yang hanya sedikit dia taruh dikursi penumpang disebelahnya.
Mobil Juni keluar dari perkiraan supermarket, April bernafas lega, dia dapat merasakan kalau mobil itu berjalan, jadi dia terbebas dari kejaran anak buah juragan Sofyan.
Mobil Juni membelah jalan raya, kebetulan waktu itu tidak banyak kendaraan berlalu lalang, jadi tidak ada macet.
Hingga tidak berapa lama, mobil itu sampai dipekarangan rumah berlantai dua, namun tidak terlalu besar.
Juni keluar dari mobil setelah terparkir, dia mengitari mobil dan membuka bagasi untuk mengambil barang belanjaannya.
Betapa terkejutnya dia, saat melihat seorang gadis tidak bergerak didalam bagasi mobilnya.
Dia melihat kesana kesini, sebelum menyentuh gadis itu, Juni takut, karena gadis itu tidak bergerak sama sekali.
Juni memanggil, gadis itu tanpa menyentuh, dia takut kalau gadis itu mati, maka sidik jarinya akan tinggal ditubuh gadis itu.
Juni jadi panik, dia tidak tau harus melakukan apa, kebetulan mobil Agus memasuki pekarangan rumahnya.
Agus langsung keluar dan segera menghampiri bosnya yang sedang panik menatap kedalam bagasi mobil.
Agus juga terkejut saat melihat ada seorang gadis didalam bagasi mobil bosnya.
"Bos," Agus menatap curiga pada bosnya.
Juni yang paham tatapan asistennya, dia menyentil kening asistennya itu.
"Kenapa menatapku seperti itu, jangan bilang kamu curiga padaku." Ujar Juni pada asistennya.
Bersambung.
kisah nya sama dengan April karena April juga awal nya ditolong sama Juni dan akhirnya mereka menikah ibu Juni pun sosok yang baik dan sayang serta perhatian sama April.. semoga ibu nya Agus pun demikian juga dengan Ayu
Blum y thor..🤣🤣🤣