NovelToon NovelToon
Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Meluluhkan Hati Tuan Ferguson

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Anak Kembar / Pengantin Pengganti Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Pengasuh
Popularitas:904
Nilai: 5
Nama Author: Sang_Imajinasi

Isabella Rosales mencintai Alex Ferguson dan ketiga anak kembar mereka—Adrian, Eren, dan Alden—lebih dari hidupnya sendiri. Namun, kebahagiaan mereka direnggut secara paksa. Berasal dari keluarga Rosales yang merupakan musuh bebuyutan keluarga Ferguson, Isabella diancam oleh keluarganya sendiri: tinggalkan Alex dan anak-anaknya, atau mereka semua akan dihancurkan.

Demi melindungi orang-orang yang dicintainya, Isabella membuat pengorbanan terbesar. Ia berpura-pura meninggalkan mereka atas kemauannya sendiri, membiarkan Alex percaya bahwa ia adalah wanita tak berperasaan yang memilih kebebasan. Selama lima tahun, ia hidup dalam pengasingan yang menyakitkan, memandangi foto anak-anaknya dari jauh, hatinya hancur setiap hari.

Di sisi lain kota, Celine Severe, seorang desainer yatim piatu yang baik hati, menjalani hidupnya yang sederhana. Jiwanya lelah setelah berjuang sendirian begitu lama.

Takdir mempertemukan mereka dalam sebuah malam yang tragis. Sebuah kecelakaan hebat terjadi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sang_Imajinasi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

Tiga minggu berikutnya terasa seperti sebuah pusaran waktu yang intens dan terisolasi. Dunia luar seolah lenyap, dan alam semesta Isabella menyusut menjadi dua realitas yang sangat berbeda namun saling terkait: surga penuh tawa di ruang bermain bersama anak-anaknya di siang hari, dan medan perang intelektual yang menegangkan di perpustakaan bersama Alex di malam hari.

Perpustakaan Rumah Awan Pelangi, yang tadinya merupakan tempat yang sunyi dan berdebu, kini telah berubah menjadi sebuah "ruang perang". Papan tulis putih besar dipenuhi dengan diagram alur dan catatan-catatan tulisan tangan. Meja kayu ek yang panjang ditutupi oleh tumpukan laporan riset, proyeksi anggaran, dan sketsa-sketsa desain. Aroma kopi kental dan kertas selalu menguar di udara, menjadi parfum dari kemitraan mereka yang baru lahir.

Di dalam ruang perang ini, Isabella menyaksikan transformasi Alex. Pria itu berada di elemennya—seorang jenderal yang memimpin pasukannya menuju pertempuran. Ia tajam, fokus, tanpa ampun dalam logikanya, dan menuntut kesempurnaan. Namun, untuk pertama kalinya, ia menuntut kesempurnaan itu dari Isabella sebagai seorang rekan yang setara, bukan sebagai bawahan.

Ia akan menantang setiap ide Isabella. "Sebuah 'Bus Pelangi' itu secara logistik rumit dan memakan biaya, Nona Severe. Bagaimana Anda bisa membenarkan pengeluaran sebesar itu di tahun pertama?"

Dan Isabella, yang kini didorong oleh semangat dari mimpinya sendiri, akan membalas tantangan itu dengan argumen yang tak kalah tajam. "Justru karena itu harus di tahun pertama, Tuan Ferguson. Itu bukan hanya pusat layanan, itu adalah alat pemasaran paling kuat yang akan kita miliki. Satu bus yang berkeliling ke distrik-distrik termiskin akan menghasilkan publisitas dan simpati publik yang tidak bisa dibeli dengan uang. Itu adalah investasi dalam citra kita, yang akan menarik lebih banyak donor besar di tahun kedua. ROI-nya tidak langsung, tapi eksponensial."

Alex akan mendengarkan dalam diam, matanya menyipit saat ia memproses logikanya. Lalu, sebuah anggukan singkat yang penuh hormat. "Poin yang bagus. Masukkan itu ke dalam presentasi."

Mereka bekerja seperti dua sisi dari satu otak. Alex membawa struktur korporat, pemahaman mendalam tentang angka, dan jaringan kekuasaannya. Isabella membawa visi, hati, pemahaman tentang dampak manusia, dan solusi-solusi kreatif yang tidak konvensional. Ia adalah jiwa dari proyek itu, sementara Alex adalah tulangnya. Bersama-sama, mereka menciptakan sesuatu yang jauh lebih kuat daripada yang bisa mereka capai sendiri.

Di tengah kesibukan itu, Alex akhirnya mengangkat masalah yang tak terhindarkan. Suatu malam, saat mereka sedang meninjau slide perkenalan, ia berhenti. "Ada masalah," katanya datar.

"Apa itu?" tanya Isabella, mendongak dari catatannya.

"Biografi Anda," jawab Alex. "Kita tidak bisa memperkenalkan Anda sebagai 'Nona Celine Severe, pengasuh anak-anak saya'. Dewan direksi akan menertawakan kita keluar dari ruangan."

Isabella merasakan hawa dingin yang familier. Topengnya. "Lalu... apa yang harus saya katakan?"

"Kita akan membangunnya," kata Alex, nadanya pragmatis. Mereka kini adalah rekan konspirator. "Kita akan tetap menggunakan cerita magang Anda di 'Citra Angkasa' sebagai fondasi. Kita akan memposisikan Anda sebagai seorang konsultan independen di bidang desain dan dampak sosial. Seseorang dengan bakat luar biasa yang saya 'temukan kembali' baru-baru ini dan rekrut khusus untuk memimpin proyek ini dari sisi visi."

Menciptakan kebohongan bersama-sama terasa aneh dan sangat intim. Mereka merangkai sebuah masa lalu fiktif untuk Celine, memberinya beberapa proyek pro-bono imajiner dan latar belakang yang membuatnya terdengar kredibel. Untuk pertama kalinya, rahasia Isabella bukan lagi hanya miliknya sendiri; kini Alex menjadi bagian darinya, melindunginya, meskipun ia tidak tahu kebenaran yang sesungguhnya.

Seminggu sebelum presentasi, Alex menatap penampilan Isabella dari atas ke bawah saat wanita itu masuk ke perpustakaan mengenakan blus sederhananya. "Satu masalah lagi," katanya. "Pakaian."

Isabella menunduk melihat pakaiannya. "Ada apa dengan pakaian saya?"

"Tidak ada yang salah, Nona Severe. Untuk seorang pengasuh," jawab Alex. "Tapi untuk seorang konsultan visioner yang akan meminta miliaran dari dewan direksi saya, itu tidak akan berhasil. Anda butuh zirah."

Isabella tidak sempat memprotes. Dua hari kemudian, Alex memintanya untuk bersiap-siap pada malam hari setelah anak-anak tertidur. Sebuah mobil menunggu mereka di bawah, dan membawanya ke salah satu butik paling eksklusif di ibu kota, yang sengaja dibuka hanya untuk mereka.

Perasaan déjà vu menghantam Isabella dengan keras. Ia pernah menjadi ratu di tempat-tempat seperti ini. Sekarang, ia merasa seperti seorang penipu, berjalan di atas karpet mewah dengan sepatu flat milik Celine.

"Pilih apa pun yang Anda butuhkan untuk presentasi," kata Alex singkat, lalu duduk di sofa beludru, seolah memberi isyarat bahwa ia akan menunggu.

Seorang penata gaya pribadi yang cekatan segera membantunya. Ia disodori berbagai setelan adibusana, gaun kerja yang elegan, dan sepatu hak tinggi yang tampak seperti senjata. Awalnya, Isabella merasa canggung. Tubuh Celine berbeda dari tubuhnya dulu—lebih kurus, sedikit lebih pendek. Tapi perlahan, naluri Isabella Rosales mengambil alih. Ia tahu persis potongan apa yang akan menonjolkan kekuatan, warna apa yang akan memancarkan kepercayaan diri.

Setelah mencoba beberapa pilihan, ia menemukan satu. Sebuah gaun selutut berwarna biru safir yang potongannya sangat sederhana namun tajam. Gaun itu tidak berteriak meminta perhatian, tetapi menuntut rasa hormat. Ia memadankannya dengan sepasang sepatu hak tinggi berwarna senada dan menata rambutnya ke belakang dengan simpel.

Saat ia melangkah keluar dari ruang ganti, Alex, yang tadinya sedang sibuk membalas email di ponselnya, mendongak.

Dan dunianya berhenti.

Ponsel di tangannya sedikit melorot. Napasnya tercekat. Yang berdiri di hadapannya bukan lagi Nona Celine, sang pengasuh yang berpenampilan sederhana. Bukan juga seorang konsultan yang tampak gugup.

Yang ia lihat adalah hantu yang paling indah dan paling menyakitkan. Sosok wanita itu, cara ia berdiri dengan postur yang sempurna, keanggunan yang terpancar dari setiap gerakannya, dan tatapan matanya yang kini memancarkan api kepercayaan diri... itu adalah Isabella. Gema itu begitu kuat, begitu nyata, hingga terasa menyesakkan. Untuk sepersekian detik yang abadi, ia bersumpah ia sedang melihat istrinya, hidup dan sehat, berdiri di hadapan matanya.

Sebuah emosi yang tak bisa ia definisikan—campuran antara kerinduan yang menusuk, keterkejutan, dan kekaguman—melintas di wajahnya sebelum ia berhasil mengendalikannya kembali menjadi topeng datar. Tapi Isabella melihatnya. Ia melihat kilatan itu.

"Bagaimana menurut Anda, Tuan?" tanya Isabella, suaranya berhasil ia jaga agar tetap stabil.

Alex berdeham, memutus kontak mata mereka. "Cukup," katanya singkat, suaranya sedikit serak. "Kita ambil yang itu."

Malam sebelum presentasi. Perpustakaan sunyi. Semua pekerjaan telah selesai. Tumpukan kertas kini telah berubah menjadi sebuah presentasi digital yang rapi dan kuat. Ketegangan dan antisipasi terasa seperti listrik statis di udara.

Isabella berdiri di dekat jendela kaca yang besar, menatap lautan lampu kota di bawahnya. Jantungnya berdebar kencang. Semua yang telah ia perjuangkan selama ini, semua kebohongan dan risiko yang ia ambil, semuanya akan dipertaruhkan besok.

Alex berjalan dan berdiri di sampingnya, bukan di dekatnya, tetapi cukup untuk berbagi pemandangan.

"Gugup?" tanyanya pelan.

"Sangat," jawab Isabella jujur.

Alex terdiam sejenak, lalu berkata, "Jangan. Anda lebih dari siap untuk ini, Nona Severe."

Itu adalah pernyataan kepercayaan yang mutlak. Sebuah validasi atas semua kerja keras mereka. Isabella menoleh padanya, dan untuk pertama kalinya, ia memberinya senyum tulus dan penuh syukur, tanpa kepura-puraan.

Ia memiliki pikiran Isabella Rosales, wajah Celine Severe, dan gaun yang baru. Besok pagi, ia harus memainkan peran paling penting dalam hidupnya. Dan saat ia menatap pantulan dirinya dan Alex di kaca jendela yang gelap, dengan latar belakang gemerlap kota, ia tidak bisa menahan pikiran yang berbahaya itu: mereka tampak seperti sepasang rekan.

1
Indah Ratna
bagus thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!