NovelToon NovelToon
Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Cinta Orang Kantoran 4 : The Sinner

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / One Night Stand / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Crazy Rich/Konglomerat
Popularitas:52.5k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Mereka sama-sama pendosa, namun Tuhan tampaknya ingin mereka dipertemukan untuk menjalani cinta yang tulus.

Raka dan Kara dipertemukan dalam suatu transaksi intim yang ganjil. Sampai akhirnya keduanya menyadari kalau keduanya bekerja di tempat yang sama.
Kara yang supel, ceria, dan pekerja keras. Berwatak blak-blakan, menghadapi teror dari mantan suaminya yang posesif. Sementara Raka sang Presdir sebenarnya menaruh hati pada Kara namun rintangan yang akan dihadapinya adalah kehilangan orang terpenting di hidupnya. Ia harus memilih antara cintanya, atau keluarganya. Semua keluarganya trauma dengan mantan-mantan istri Raka, sehingga mereka tidak mau lagi ada calon istri yang lain.
Raka dan Kara sama-sama menjalani hidupnya dengan dinamika yang genting. Sampai akhirnya mereka berdua kebingungan. Mengutamakan diri sendiri atau orang lain.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Three

Dan saat sosoknya memasuki ruang Auditor, Kara sudah ternganga tak percaya.

“Si Om…?!” gumamnya pelan.

Ia kucek-kucek matanya dua kali.

Dan sosok itu benar-benar dia.

“Gila gue udah keracunan pesona Om Gadun ini sih… Ini pasti cuma khayalan gue.” desisnya sambil melipir ke belakang meja untuk minum air putih diam-diam.

Tapi setelah pandangannya terang kembali.

Sosok itu masih ada!

“Ajigile!” umpatnya sambil langsung sembunyi ke belakang Puspa.

Puspa hanya menatapnya sambil mengernyit.

“Nape lu?!” bisik Puspa.

“Nggak papaaaaa.”

“Nggak papa apanya?! Tangan lo dingin banget pake ngeremet gue lagi!” Puspa menepuk tangan Kara yang rupanya memang mencengkeram lengan wanita itu dengan kencang.

“Gue tiba-tiba… pusing.” Kara mencari alasan supaya dia bisa keluar dari ruangan itu. Mumpung Bu Gita sedang mengobrol basa-basi sama para pejabat.

Tampak yang namanya Pak Yudhis, a.k.a Yudhistira Raka, alias Om Raka, menyapu ruangan Audit dengan mimik muka puas.

“Lo kebanyakan mie ayam! Makanya... Begok sia!” umpat Puspa.

“Duh…” Kara merasa dia tidak bisa pergi lagi.

Gita membutuhkannya untuk penyajian Data, karena semua itu Kara yang atur.

Jadi ya sudahlah.

Ia tegakkan tubuhnya, ia rapikan rambut dan riasannya.

Yang akan terjadi, terjadilah.

“Ya Kara?” sahut Bu Gita sambil menatapnya.

Semua akhirnya menatap Kara.

Raka sampai menyipitkan matanya saat menatap wanita muda itu.

dari menyipitkan mata, ia kini membelalakkan matanya.

Kara menatapnya dengan penuh arti.

Lalu yah.

Wanita itu pun tersenyum karena sudah tidak tahu harus apa lagi.

“Tepatnya, pemenuhan temuan hanya 45% selama 3 tahun. Temuan yang sama, dengan klien yang berbeda. Tahun lalu lebih parah, hanya 20% yang mereka penuhi.” sahut Kara.

“Waduuuh.” desis Elang sambil geleng-geleng.

Sementara Raka fokus menatap Kara.

Pria itu masih Buffer.

Wajar sih, Kara juga begitu tadi.

Tapi terlalu banyak kejutan kalau bekerja di Tim Audit.

Jadi alam bawah sadarnya sudah terbiasa dengan segala tantangan yang ada.

“Kita bicarakan detail lengkapnya di ruang meeting kami dulu bagaimana Pak?” Kata Gita kemudian.

“Oke, mari.” Kata Elang.

“Pak Yudhis?” Bu Gita membuka pintu untuk mempersilakan Raka masuk.

“Kamu.” Raka menunjuk Kara.

Kara langsung melotot menatapnya.

Tatapan Raka yang tadinya terbelalak, kini mulai sendu dan ia tersenyum ke arah Kara.

Herannya, senyumnya itu senyuman licik.

Kara bisa melihat ada maksud tertentu di benak pria itu.

“Apa kabar Kara?”

Kara hampir terbatuk dengan pertanyaan itu.

Gita melirik Kara, Kara melirik Gita, Kara menatap Elang.

Elang menaikkan alisnya dan langsung menoleh ke arah Raka.

Raka tak peduli pandangan orang-orang dan masih menunggu jawaban Kara.

“Baik Pak.” kata Kara.

“Betah kerja di sini?” tanya Raka.

“Banyak tantangan, tapi sejauh ini aman dan sehat. Pak Raka bagaimana, sehat?”

“Lumayan.” Raka mengangkat tangannya dan menaikkan dress Kara yang turun dan sedikit memperlihatkan belahan dadanya. “Pakaian yang rapi ya, kamu ini tim Audit jadi harus menunjukkan etos kerja yang bisa ditiru semua karyawan.”

Apakah pria ini tak sadar kalau perlakuannya barusan malah mengundang banyak pertanyaan dari semua yang melihat.

“Pak Raka juga, dasinya jangan miring begini dong. Kita ada banyak jendela yang bisa dipakai untuk berkaca.” Kara mengulurkan tangannya ke leher Raka untuk sedikit meluruskan dasi pria itu.

"Sejak kapan dirimu di panggil Pak 'Raka' kalau di kantor, bro..." gumam Elang pelan sambil memicingkan mata menatap Raka. Raka mengibas-ngibaskan tangannya ke wajah Elang.

“Kalian masuk ruang meeting aja duluan. Saya ada urusan sedikit sama… Kara.” desis Raka sambil tetap berdiri menghadapnya.

Mereka semua masuk ruang meeting dengan Ragu, tapi di dalam sana mereka masih memperhatikan Raka dan Kara yang kini berdiri berhadapan dengan tegang.

Raka sudah lebih santai sebenarnya.

Tapi di benaknya ada banyak sekali pertanyaan.

Banyak.

Pria itu pun melipat kedua tangannya di depan dadanya dan berdiri bersandar di ujung meja terdekat.

“Sejak kapan kamu tahu.?” pertanyaan pertama dari Raka.

“5 menit yang lalu.” Jawab Kara.

“Duluan dong ya, saya 3 menit yang lalu.”

“Siap. Mohon dikondisikan senormal mungkin Pak. Saya masih butuh pekerjaan.”

“Aneh tahu kamu manggil saya Pak.”

“Kalau panggil Om mencurigakan dong. Bikin skandal nanti.”

“Sebelumnya kerja dimana?”

“Saya… setelah lulus sekolah langsung bekerja di sini. Jadi Kartab tiga tahun lalu.”

“Tiga tahun bekerja di sini, jawaban kamu lumayan lugas tadi.” Raka menatap Kara dari atas ke bawah, ke atas lagi, ke bawah lagi, dan berhenti di area dada Kara. "Yakin kamu baru kerja tiga tahun di sini?"

Rasanya ingin sekali Kara injak kaki pria itu keras-keras.

“Kamu bantu kami semaksimal mungkin ya Kara. Saya mau mengadakan perombakan besar-besaran.” akhirnya Raka bicara begini.

“Siap Pak.” Kara mengangguk.

“Terus… cupangan kamu di dada tadi kelihatan makanya baju kamu saya naikin, saya bingung tadi gimana cara ngomongnya ke kamu.” desis Raka pelan.

Kara menarik nafas panjang. “Salah kamu,Om.” geram Kara di sela-sela senyumnya.

Raka malah menyeringai.

“Saya beneran… kaget.” desisnya.

“Saya apalagi.”

“Juga yah, gimana ya.” pria itu menyipitkan matanya sambil menatap ke luar jendela.

“Lain-lain urusan lusa.” desis Kara. Ia tahu pasti libido Raka langsung meninggi lagi.

“Oke, kita meeting dulu. Satu suara saja, kalau ada yang tanya bagaimana cara kita mengenal. Bilang aja kita pernah ketemu waktu lagi COD.”

“COD dari platform Rapunzel.” sindir Kara.

“Kalau ada ide lebih baik…”

“Udah itu aja, saya lagi malas mikir.” sahut Kara sambil merentangkan sebelah tangannya untuk menuntut Raka segera ke ruang meeting.

**

Tampaknya adegan percintaan mereka tidak berlangsung lama karena saat di ruang Meeting Raka langsung menunjukkan sifat aslinya.

Wajahnya mengerut dan dari urat yang bermunculan di dahinya. ia terlihat sangat marah.

“Kurang ajar…” geramnya.

Ia sedang melihat ke hasil temuan audit.

sementara Kara sedang sibuk mencari informasi via Internet.

Elang sedang memijat dahinya di atas meja.

Dan Pak Dirut hanya bisa memandang ke arah meja dimana laporan itu terpampang dengan menggeleng-gelengkan kepalanya.

“Kami sudah memberikan surat teguran, Ya Pak Gito?” kata Bu Gita.

Sang Dirut, Pak Sugito hanya mengangguk sekali.

“Dan himbauan agar kerjasama dengan klien diputus. Mereka tidak hiraukan. Apa boleh buat, aksi kami hanya bisa sampai di situ.” Kata Bu Gita.

“Saya sudah buat Memo ke Bu Annisa berdasarkan laporan dari Gita, di tahun pertama kejadian ini berlangsung. Tapi Bu Annisa sepertinya tetap mendukung tim finance dan Marketing untuk maju dan tidak mengindahkan segala peringatan kami. Apa boleh buat, pencapaian mereka memang ada hasil, tetapi berbahaya. saat semua terkuak, perusahaan ini mulai lagi dari 0 bahkan dikhawatirkan bisa sampai ke perubahan formula dan pergantian nama.” Kata Pak Sugito

“Dengan kata lain, saya harus mempailitkan, lalu dibentuk lagi dari awal. Ini tidak bisa sekedar akuisisi.” desis Raka.

“Nuna Suprapto itu siapa?” tanya Kara tiba-tiba.

Ia langsung menatap ke arah Raka.

Elang pun ternganga,

Raka menengadahkan kepalanya ke atas.

“Tampaknya yang bernama Nuna ini memiliki pengaruh yang lumayan kentara walaupun ia tidak memiliki saham di sini. Saya periksa linkedIn nya,dia pernah bekerja di Delice bagian marketing tapi resign sebelum saya masuk ke sini.”

“Mantan Istri kedua.” desis Raka lugas.

“Maaf ya Pak..” desis Gita, “Ish!” ia memperingatkan Kara agar berhenti mencari tahu karena dianggap tidak sopan.

“Oh. Lydia, Nuna dan Caithlyn. Semua nama itu pernah menjadi orang kepercayaan Bu Annisa. Semua ini mantan istri bapak? Sudah mantan tapi masih memiliki pengaruh yang cukup signifikan ya, sampai kapan membekas di hati?”

dan Kara pun berhenti berujar.

dia bicara apa sih?! Dia sendiri baru sadar kalau lidahnya ini tidak bisa dikontrol.

Entahlah, seperti ada perasaan panas yang membakar.

Seakan… cemburu?

“Yah, kamu kan sudah merasakan kalau perceraian tidak serta merta menghilangkan semua rasa.” Raka balas menyindir Kara.

Mereka kini saling bertatapan.

“Tidak semuanya bermasalah sih, harus dicari dulu siapa biang keroknya. Tidak berarti ketiganya memiliki andil.” gumam Kara mencoba meredakan suasana. Karena kini Raka menatapnya dengan tajam seakan pria itu tersinggung terhadap perkataan Kara.

“Sejak lama Tante saya dipengaruhi oleh orang-orang yang ia percaya dan akhirnya berakhir dengan pengkhianatan. Kamu kan juga pernah begitu ya Kara? Bedanya saya anti poligami. Setelah sah bercerai, baru menikah lagi.” Raka kembali menyindir Kara.

“Katakan itu kepada mantan saya. Bapak memang panutan semua orang.” Kara bergumam begitu.

“Kara, saya akan berasumsi kalau sifat kamu memang begini ke setiap orang, bukan karena kita saling kenal lebih dulu sebelum ini kan?”

“Oh, saya selalu apa adanya kok Pak. Saya kan auditor. Menyajikan sesuai fakta. Bapak tidak menyangkal kalau kondisi ini dipengaruhi oleh konflik pribadi keluarga bapak. Jadi salah saya dimana?”

Lalu suasana di ruang meeting pun menjadi canggung.

“Kita perlu keluar nggak nih, kayaknya kalian berdua perlu bicara empat mata saja.” kata Elang.

“Tidak usah, saya sudah diberi pencerahan oleh Tuan Putri.” Raka tiba -tiba mengubah mode wajahnya menjadi lebih ceria dan santai. “Meeting besar besok, saya akan memberlakukan manajemen konflik.”

“Itu kolot dan tidak seharusnya.” desis Kara.

“Mohon maaf, Kara. Tapi saya merasa ini perlu untuk memancing tersangkanya.” Raka berdiri dan berjalan sampai ke belakang kursi Kara. Lalu kedua tangannya diletakkan di atas bahu kara sambil memijat wanita itu sedikit.

“Hanya kalian yang tahu rencana saya. Kalau rencana ini bocor, kalian dipecat. Tapi kalau metode saya berhasil, Kalian Semua di ruangan ini akan mendapat bonus ke 16 dan 17 dua kali gaji, ditambah kalian akan ditempatkan di Kantor Pusat dibawah kepemimpinan Elang, agar kalian bisa berkonsentrasi menghadapi pemeriksaan yang ada.”

1
SasSya
😃😂
ketahuan
udahhhh
gas.. dapat restu dr sahabat dan seng mantan gebetan
dian😺
lah? jadi? kok isoh???😂
Nurlela Nurlela
komplikasi atau kontraksi?
dian😺
tuman! 🤣
Murdiyanti Soemarno
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Hesti Ariani
istilah anyar iki
Memyr 67
𝖽𝗂𝗍𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗄𝖾𝗅𝖺𝗇𝗃𝗎𝗍𝖺𝗇𝗇𝗒𝖺
mboke nio
mas raka ....mas raka bucin kan jadinya....😁
Hesti Ariani
baru nyadae kau kawan😄
fitri sasmita
karya ini banyak .emberikan saya pelajaran ,bagaimana seharusnya bersikap kepada orang lain saat bekerja. profesional dalam bersikap di kantor duhhh kebayang hidup saya dulu sebelum baca2 novel kak septira
jutek, g senyum, ngomong asal2an. dari novel ini saya belajar cara bersikap, belajar bahasa2 gaul, singkatan gaul yg saya juga g paham bahasa anak muda sekarang.
keren bagus novelnya
buaaagusssss
Angspoer: Alhamdulillah kalau bermanfaat ya jeeeeng
total 1 replies
Hesty Mamiena Hg
lhaa? Kenapa security ini selalu datangnya telat dibandingin lakonnya ya? 🤔
Hesty Mamiena Hg
eehh.. Dasar Banci!
Beraninya sm perempuan? di depan umum lagi? Waahhh kasus inih! 😠🤨🧐
Hesty Mamiena Hg
novel karyanya Madam emang gk main2..👍🤩
mamaqe
mamaq manggut2
Ama Lorina Raju
double update yg gini nih bikin happy 😍😍😍😍😍👍👍👍 sehat2 ya tor
𝕭𝖚𝖊 𝕭𝖎𝖒𝖆 💱
entahlah apa maksud kmrn" Raka & cathlyn slalu bareng ...
Wiwit Duank
tuuhh kan Raka gitu loh 😂
Daisy🇵🇸HilVi
hadeeeww mas alaaaann baik bangeeett huhuhuhu
Daisy🇵🇸HilVi
idiih mau ngapain sih, bikin emosi reader aja wkwk
Indah
Caitlyn jodohnya Alan kan dah bonding banget ma anaknya caitlyn
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!