Bisakah kalian bayangkan, gadis 17 tahun yang baru masuk universitas di paksa untuk menjual tubuhnya kepada pria hidung belang? ya, Siera tidak akan pernah mau melakukan itu. melawan paman dan bibinya yang berbuat jahat padanya. bertemu seorang pria dan langsung mengajaknya menikah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shafrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sayang?
Siang itu Esmeralda hanya bisa pergi dengan semua kekesalan di hatinya, Sierra yang berada di kantor sang suami dia melihat beberapa email dan pesan masuk ke ponselnya. email dari kampusnya sedangkan pesan dari Christopher.
"Ini dosen killer Kenapa kirim pesan terus-menerus." ucap Sierra yang kemudian membuka pesan dari Christopher. dia, membaca beberapa pesan yang dikirimkan oleh pria itu, beberapa pesan mengenai pertanyaan perihal kebenaran pernikahan antara dirinya dan Xavier.
"Sayang..., aku pinjam chargernya dong..," pinta Sierra.
"Ada di laci samping sofa tempatmu." jawab Xavier.
Sesaat kemudian Ricardo masuk ke kantor Xavier untuk memberitahu mengenai masalah yang ada di perusahaan, beberapa penanam saham juga beberapa rekan bisnis mereka sedang berkumpul di salah satu ruangan.
"Apa yang mereka inginkan?" tanya Xavier .
"Kelihatannya mereka ingin melakukan sesuatu Tuan." jawab Ricardo.
"Baiklah kalau begitu, kita ke sana. Aku ingin melihat siapa orang yang sudah membuat berita tidak menyenangkan itu." jawab Xavier.
Sebelum itu Xavier meminta istrinya untuk tetap di dalam kantornya. "Memangnya ada apa?" tanya Sierra.
"Aku harus mengurus beberapa masalah yang harus Aku selesaikan." jawab Xavier .
Sierra menganggukkan kepalanya, sebelum itu Xavier memberikan kecupan di kening sang istri kemudian keluar dari kantornya.
Di salah satu ruangan beberapa pengusaha berkumpul di tempat itu ada beberapa rumor yang mengatakan kalau Xavier sudah melakukan sesuatu yang tidak mereka sukai. Di ruangan itu para pengusaha dan penanam modal bergunjing tidak karuan, mereka hanya berani berbicara di belakang tapi apakah mereka berani berbicara di depan pria itu.
"Apa yang ingin kalian diskusikan denganku?" tanya Xavier dengan nada keras ketika dia baru memasuki ruang rapat.
Para penanam modal juga pengusaha langsung terdiam, mereka yang dari tadi berbicara dengan begitu lantang tiba-tiba saja nyali mereka langsung menciut ketika melihat raut wajah seram dari pengusaha muda itu.
"Aku tanya sekali lagi, apa yang ingin kalian lakukan di sini? Apakah kalian tidak punya pekerjaan lain selain bergunjing di belakangku?" tanya Xavier yang kemudian duduk di kursi kepemimpinan. pria itu menatap satu persatu orang-orang yang ada di ruangan itu sekitar 8 pengusaha kaya itu hanya bisa menundukkan kepalanya. "Aku tanya sekali lagi, apa yang ingin kalian lakukan di sini? Apakah ada sesuatu yang mengusik pikiran kalian?"
salah satu pengusaha tua kemudian memberanikan diri bertanya kepada Xavier mengenai beberapa rumor yang beredar di luaran sana. "Maafkan kami Tuan Xavier, tapi kami ingin bertanya mengenai beberapa rumor yang mengatakan kalau kamu sudah melakukan pelecehan kepada gadis di bawah umur." jawab salah satu pengusaha.
Mendengar rumor itu Xavier kemudian terdiam, memang kabar mengenai pernikahannya dengan Sierra tidak pernah dia publikasikan sama sekali. "Apa kalian kira aku ini pria rendahan tidak tahu diri yang sukanya bermain wanita? kalian kira aku ini pria yang suka berfoya-foya hanya untuk menyenangkan seorang wanita?" Xavier bertanya dengan nada pelan namun tangannya terus mengetuk meja. hal itu membuat beberapa pengusaha yang ada di ruangan itu tidak ada yang berani mengatakan sepatah kata pun.
Namun sesaat kemudian seorang pengusaha dengan begitu berani mengatakan kalau jika Xavier sudah melakukan pelecehan kepada gadis di bawah umur maka mereka semuanya akan mengambil seluruh saham mereka. Xavier tersenyum mendengar perkataan salah satu pengusaha tersebut, setelahnya dia menggerakkan tangannya yang membuat Ricardo memberikan beberapa berkas untuk para pengusaha.
"Bacalah setiap tulisan yang ada di kertas itu, setelah itu kalian bisa menyudutkan ku, jika kalian tidak punya bukti yang kongkrit maka Aku pastikan kalian akan mendapatkan apa yang namanya kehancuran." ujar Xavier sorot matanya tajam menatap para pengusaha yang ada di ruangan itu.
Map berwarna merah sudah ada di tangan para pengusaha, seketika mata mereka membulat saat mereka membaca setiap bait yang ada di lembaran kertas tersebut. setiap nominal dan tulisan yang ada di kertas itu membuat beberapa pengusaha wajahnya pucat pasi.
"Kalian kira tanpa kalian perusahaanku akan hancur? kalian kira jika kalian meninggalkan perusahaan ini aku akan menangis dan menahan serta memohon kepada kalian? dengarkan Aku baik-baik, aku menerima kalian karena permintaan kakekku, aku tidak butuh kalian.. walaupun kalian semuanya pergi dan mengambil saham kalian itu tidak akan berpengaruh dengan seluruh perusahaanku. Aku Xavier Lincoln penerus perusahaan Lincoln, aku berdiri dengan kedua kakiku tanpa bantuan kalian sama sekali. Jika kalian ingin mengambil seluruh saham kalian.. silahkan, tapi ingatlah.. bantuan yang aku berikan kepada perusahaan kalian akan aku cabut seluruhnya. Fasilitas keuangan dan bantuan lainnya, aku mau tahu bagaimana kalian berdiri tanpa bantuan perusahaan Lincoln. Aku mau tahu bagaimana kalian akan bertahan ketika seluruh bantuan itu aku hapus." ujar Xavier yang membuat ke-8 pengusaha itu terdiam. mereka saling menatap satu sama lain, mereka lupa kalau merekalah yang membutuhkan perusahaan Lincoln bukan sebaliknya.
"Di dalam map itu sudah tertulis seluruh bantuan yang diberikan oleh perusahaan Lincoln dan berapa persen perusahaan kalian yang sudah kami kuasai. Jadi jika kalian ingin keluar dari sini maka itu bisa saja, tapi menurut perjanjian yang sudah kalian sepakati dengan perusahaan ini, maka kalian harus mengembalikan seluruh bantuan dari perusahaan ini bahkan keuntungan yang kalian miliki harus dibagi menjadi dua." ucap Ricardo. Dia kemudian menunjuk satu persatu para pengusaha yang ada di ruangan itu.
Tak ada kata namun dari raut wajah mereka nampak jelas kalau mereka menyesal. Ketika ruangan itu sudah memanas tiba-tiba saja pintu kantor diketuk oleh seseorang, satu dua kali tidak dihiraukan oleh Ricardo, namun sesaat kemudian beberapa kali suara ketukan itu membuat Xavier meminta untuk mengusir orang yang mengetuk pintu dari tadi.
"Usir dia." perintah Xavier.
"Baik Tuan." jawab Ricardo. namun ketika Ricardo membuka pintu sosok yang ada di depan pintu itu adalah Sierra. "Sarang lebah, Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Ricardo.
"Mana Paman gorila?" Sierra berbalik bertanya.
"Tuan ada di dalam sedang membahas masalah penting." jawab Ricardo.
Karena Ricardo yang tidak kunjung menutup pintu, Xavier memanggil nama Ricardo, hal itu membuat Ricardo menatap ke arah Xavier. "Siapa itu?" tanya Xavier.
Ricardo tidak menjawab namun dia memutar kepalanya menatap Sierra. Tiba-tiba Sierra masuk ke dalam ruangan itu, hal itu membuat orang-orang yang ada di ruangan itu serempak menoleh. melihat wanita yang sudah ada di ruangan itu Xavier yang biasanya akan murka ketika diganggu saat rapat, namun saat itu bukan kemarahan yang dia tunjukkan, namun senyum merekah yang terlihat.
Xavier menghela nafasnya, Dia kemudian berdiri mendekati istrinya. "Ada apa?" tanya Xavier dengan nada yang begitu lembut. hal itu membuat para pengusaha menatap sosok gadis muda yang ada di ruangan itu.
"Bukankah itu gadis yang ada di foto-foto itu? bukankah itu gadis di bawah umur itu?" ucap para pengusaha.
"Iya, kenapa dia ada di sini?" tanya mereka.
"Oh ya sayang, aku mau jalan-jalan di gedung ini, aku bosan berada di kantormu diam terus." ucap Sierra.
"Sayang?!" para pengusaha nampak terkejut dengan panggilan itu, mereka hanya bisa berkedip menatap betapa lembutnya pengusaha dingin itu ketika berbicara dengan gadis muda itu.
"Baiklah kalau begitu, aku akan mengajakmu berjalan-jalan di sekitar tempat ini." jawab Xavier yang kemudian memberikan isyarat kepada Ricardo untuk mengurus masalah yang barusan.
*Bersambung*