seorang perwira tentara yang memiliki masa lalu kelam dengan ayahnya dan akhirnya dia menemukan cinta pertamanya
* maaf ya kalo jelek pemula soalnya😁
semua isi cerita ini hanya fiksi belaka. tempat kejadian, nama tokoh, musuh dan lainnya merupakan ide dari author itu sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kirput10i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dirimu
Bab 3
" Lah pak Haris juga nyuruh kita nyari kamu "
Kata Raka dengan menunjuknya
" Iya benar....kita disuruh bertemu karena ada info penting yang mau aku sampaikan ke kamu "
Wajah Yamato menjadi serius. Aku juga menjadi serius karena mendengar perkataannya tetapi itu tidak bertahan lama karena.....
" Ehh saya mau nanya sama kamu " tanyanya
" Mau nanya apa? " tanyaku dengan penuh harapan
Dia kembali bertanya dengan senyuman
" Kamu kenapa jadi posesif gitu sama Irma?"
" Biasanya kan....kamu cuek aja "
" Emang udah punya hubungan " senyum licik
Aku yang mendengarnya pipiku menjadi merah.
Tiba-tiba raka berbicara dengan keras
" SEBENARNYA IRMA PACARNYA FAISAL MATT..."
*PLAKK
" Uishh sakit banget pasti...." Jawab Amir dengan berbisik
Karena aku sangat kesal dengan Raka jadi aku menamparnya hingga terjatuh ughh enak saja.
" Masih mau ngomong lagi?!?!? " Tanyaku dengan mengkretek lenganku
" Ampun sal....." Jawab Raka dengan tangan menyatu
Aku yang tidak enak dengan Yamato langsung meminta maaf padanya.
" Maaf marsekal....kalo saya lancang. Saya ga tau kalau anda nyariin saya..." Permohonan maaf ku
" Tidak apa-apa saya tau kok kamu engga mau Irma disakitin.."
" Irma beruntung banget punya prajurit kaya kamu..."
Aku dan Irma langsung bertatap-tatapan dan dia langsung tersenyum padaku. Dia membuatku..... Ekhhmm ya begitulah.
Dia membuatku salah tingkah dengan ucapannya.
" Iyah.....Faisal sangat protektif dan sergap, menurut saya Faisal bisa jadi jendral yang hebat....."
Astaga....perasaan apa ini. Padahal aku cuma dipuji itu saja tapi rasanya kayak....ekhmmm.
" Ekmm ada yang saling nihh...." Jawab Amir
" Haduh haduh.... kayaknya kita jangan disini terus deh nanti jadi pengganggu..." Saran Raka
Mereka berdua: " iya tuh setuju..."
Mereka bertiga langsung meninggalkan aku dan Irma, aku yang berusaha memanggil mereka tapi mereka seperti tidak menghiraukan suara ku.
" Ehhh....Faisal....." Ucap Irma dengan menepuk pundakku
" Ehhh....emmm " gumamku
" Engga apa-apa.....mungkin mereka ada urusan..."
" Iyaa..." Jawabku dengan melepas tangannya dari pundakku
" Ayo kita jalan sebentar disini...mungkin kita bisa ngobrol lebih dekat...." Saran Irma
Aku dengan malu-malu menerima tawarannya dan berjalan berdua dengannya.
Kami berjalan sambil mengobrol bersama tentang kehidupan kami.
Aku yang pertama kali memulai pembicaraan.
" Mmm....kamu.... "
" Kenapa Faisal?...." Irma bertanya
" Kenapa kamu mau deket-deket sama aku?"
" Kenapa memangnya? " Tanyanya
Aku mejawab dengan perasaan pahit
" Ayahku sekarang dipenjara itu bikin aku jadi jelek Dimata orang lain.."
" Engga apa-apa....kamu kan engga kayak ayah kamu sifat kamu jauh banget sama ayah kamu "
" Tapi aku takut....kalau aku dipilih jadi jendral suatu saat sifat aku jadi kayak ayah aku.." jawabku dengan memegang lukan di mataku
Irma melihatku dengan penuh prihatin. Lalu dia menenangkan ku dengan menceritakan kehidupannya.
" Iyaa....aku tau pasti sakit yaa.." tanya Irma dengan melihatku
" Aku juga awalnya pernah dikhianati ibuku sendiri..."
Lalu aku bertanya apa maksud ucapannya
" Hah?...maksudmu? "
" Sebenarnya aku anak pak Haris yang hilang itu "
Mataku langsung melotot mendengar ucapannya. Aku tidak menyangka wanita biasa ini anak seorang jendral.
Aku pun bertanya
" Ka-kamu anak jendral Haris Kurniawan? "
" Kenapa kamu bisa pisah sama ayahmu? "
Lalu dia menjawab pertanyaanku
" Dulu....ibu engga tahan sama kerjaannya ayahku karena pasti jarang pulang, harus ninggalin keluarganya lah, engga ada waktu buat keluargalah dan semacamnya..."
" Ibukuu pikir...walaupun ayah jadi jendral pasti tidak seberat saat dia jadi prajurit biasa..."
Jawabnya dengan memegang sebuah gelang
Aku yang mulai lelah mengajaknya mencari tempat duduk dan kami menemukan sungai yang kami duduki dulu.
Aku mengajaknya duduk disana tapi saat dia sedang ingin duduk dia terpeleset dan hampir jatuh ke sungai. Aku dengan cepat langsung menahan badannya.
Posisinya kedua tanganku memegang kedua lengannya dan dia memegang bahuku.
Kami berdua terdiam, dan hanya saling bertatap muka. Kemudian aku melepas tanganku darinya.
" Kamu gpp? " Tanyaku
" Ehh iyaa...maaf " jawabnya dengan menjauh dariku
Tapi saat itu ada suara aneh dari pohon jambu di samping kami dan....
*dubrakk!!*
" AAAAA!!!! "
itu Raka dan Amir yang sedang sembunyi di pohon itu.
Aku dan Irma menghampiri mereka
" Eyy kalian ngapain diatas situ? "
Mereka pun langsung berdiri
" Engga...........kita cuman...." Jawab Raka dengan menyembunyikan sesuatu
" Ngambil buah... YA! Kita ngambil buah " jawab Amir
Lalu Irma berkata
" Bukannya pohon itu belum berbuah yaa? "
Mendengar perkataan Irma Mereka seperti berbisik-bisik dan berbalik ke belakang. Aku yang heran langsung bertanya lagi.
" Eyyy kalian berdua doang? Mana Yamato?"
" Eeeee....." Mereka berdua
Lalu ada suara aneh dibalik semak-semak di belakangku dan itu Yamato yang sedang bersembunyi.
" Blekk!!... Daunnya pahit! " Jawab Yamato dengan melepeh beberapa daun di mulutnya
" Lagian udah tau pahit malah dimakan! Sapi lu? " Tanyaku
Lalu aku memegang tangan Irma dan mengajaknya pergi ketempat lain.
" Yasudah! Ayo Irma kita pergi dari sini! " Kataku dengan menarik tangan Irma.
Kami menjauh dari sana dan meninggalkan mereka bertiga, mereka bertiga memanggil kami tapi aku tidak menghiraukannya.
Kami pun sampai dipos keamanan warga ( pos ronda ) disitu sepi jadi aku mengajak Irma kesitu.
" Nah...kita disini saja..." Kataku dengan menghampiri pos itu
Kami pun duduk disana dan menceritakan kisah masing-masing dimulai dari Irma dulu.
" Aku kira jadi tentara itu harus serius terus.."
" Ternyata kalian bisa bercanda yaa..." Kata Irma dengan tersenyum
" iya...malah kalau lagi ga ada kerjaan kita biasanya main disana.." jawabku
" Wahh aku penasaran ceritain dong gimana rasanya jadi tentara.." kata Irma dengan semangat
Aku yang melihatnya agak aneh karena untuk pertama kalinya ada wanita yang tertarik dengan pekerjaan kami.
Aku pun dengan antusias menjawab pertanyaannya.
Entah kenapa aku sangat senang saat menceritakan suka dan dukaku di pekerjaanku.
Apakah perkataan Raka benar?.....ahh tidak mungkin.
Lalu saat dia menceritakan hidupnya aku bertanya padanya.
" Ehh...kalo boleh tau ibu kamu dimana? "
Ekspresi wajahnya langsung berubah dari yang awalnya senang sekarang menjadi murung.
" Ibuku udah engga ada..." Jawabnya dengan nada pelan
" Oh maaf....aku engga tau.." kataku
" Iya gpp kok..."
" Itu alasannya aku mau balik sama ayahku lagi tapi nanti disaat yang tepat aja..."
Dia menlanjutkan
" Ada banyak kenangan aku sama ibu disini..."
Aku menjawabnya dengan anggukan
" Owhh...gitu.."
Saat sedang mengobrol hpku berdering sepertinya itu telepon.
Dan saat aku mengambil hpku, benar itu adalah telepon dari....pak Haris.
" Halo?... waalaikumsalam pak ada apa? "
Aku dipanggil ke markas untuk rapat penyerangan kapal sekutu yang akan datang.
" Hmmm...baik pak! "
Aku segera menutup teleponnya dan berpamitan dengan Irma.
" Yasudah hati-hati yaa...jangan lupa kirim salam untuk ayahku "
" Iya pasti.." kataku dengan mengacungkan jempolku
Saat aku baru beberapa langkah berjalan tiba-tiba dia memegang tangan ku.
Aku terdiam dan menengok kearahnya. Dia memberikanku sesuatu.
" Ini " katanya dengan memberikan gelangnya
" Itu pemberian ibuku sekarang jadi milikmu"
Lalu aku bertanya
" Kenapa kamu ngasih ke aku? "
" Karena itu bisa memberikanmu perlindungan....itulah yang dibilang ibuku " jawabnya dengan melihat gelangnya
" Tolong jaga gelang itu untukku yaa.." jawabnya dengan tersenyum manis
Aku melihat gelang itu dan menggenggamnya dengan erat.
" Iya...aku janji bakal jagain gelang ini sampai kapanpun..." Jawabku dengan memegang gelangnya dengan erat
Lalu aku segera pergi dan mencari mereka bertiga dan aku menemukan mereka.
" Faisal sini!! " Ajak Yamato
Aku langsung menghampiri mereka dan berbicara mengenai pesan pak haris.
" Kayaknya bakal perang sih ini..." Jawab Amir dengan memegang hpnya
Lalu tiba-tiba raka memegang tanganku dan melihat gelang yang aku pakai dari irma.
" Uiss...gelang dari mana ini? "
Lalu aku menjawab dengan terbata
" O-oh...ini gelang dari Irma "
" Uiss dapet hadiah tuh dari do- "
*Plakk!!
Aku menamparnya dan langsung masuk kemobil.
" Udah-udah kita harus cepet penting ini soalnya " jawabku dengan membuka pintu mobil
" Aduh pipi guee..." Jawabnya dengan memegang pipinya
Kami pun naik kemobil dan langsung pergi dari desa itu untuk rapat penyerangan sekutu.
dynamic Irma and Faisal lucu kalii, tpi kasihani lh si Raka, ditampar muluw :'D
baguss omagahh, gk nyangka sebagus itu jujur. Keep growin' !!