NovelToon NovelToon
Pernikahan Palsu Dadakan

Pernikahan Palsu Dadakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Volis

Adriella menjalani hidup penuh luka dalam balutan kemewahan yang semu. Di rumah milik mendiang ibunya, ia hanya dianggap pembantu oleh ayah tiri dan ibu tirinya. Sementara itu, adik kandungnya yang sakit menjadi satu-satunya alasan ia bertahan.

Demi menyelamatkan adiknya, Adriella butuh satu hal, warisan yang hanya bisa dicairkan jika ia menikah.

Putus asa, ia menikahi pria asing yang baru saja ia temui: Zehan, seorang pekerja konstruksi yang ternyata menyimpan rahasia besar.

"Ini pasti pernikahan paling sepi di dunia,” gumam Zehan.

Adriella menoleh pelan. “Dan paling sunyi.”


Pernikahan mereka hanyalah sandiwara. Namun waktu, luka, dan kebersamaan menumbuhkan benih cinta yang tak pernah mereka rencanakan.

Saat kebenaran terungkap dan cinta diuji, masihkah hati memilih untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Volis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Pertemuan dengan Perwakilan dari Velveta

Jarum jam hampir menyentuh angka dua belas malam saat derit pelan pintu depan terdengar. Zehan menutup pintu perlahan, berusaha tidak membuat suara keras. Udara malam masih melekat di jaket kerjanya yang berdebu. Wajahnya lelah, rambut sedikit berantakan, dan sepatunya masih menyisakan noda tanah dari lokasi proyek.

Pekerjaan hari ini benar-benar menguras tenaga. Beberapa perbaikan fondasi harus diselesaikan sebelum pagi, dan Zehan memilih tetap tinggal di lokasi untuk memastikan tidak ada yang terlewat. Ia baru bisa meninggalkan lokasi saat semuanya selesai.

Namun begitu memasuki lantai atas dan mendorong pintu kamar, langkahnya terhenti.

Lampu meja menyala redup, menyinari ruangan dengan cahaya temaram. Di sudut ruangan, Adriella duduk bersandar di sofa kecil dekat jendela, selimut tipis melingkar di pundaknya. Sebuah sketsa kain dan beberapa lembar bahan tergeletak di meja kecil di depannya. Matanya tampak fokus, tapi sorotnya sayu. Ia baru menyadari kehadiran Zehan saat lelaki itu menutup pintu dan melepaskan jaketnya.

“Kamu belum tidur?” suara Zehan pelan, nyaris seperti bisikan.

Adriella mengangkat wajahnya dan melihat Zahan yang baru saja kembali. “Aku akan tidur setelah semuanya selesai.”

"Baiklah, aku mandi dulu." Zehan membuka lemari dan mengambil pakaiannya, kemudian keluar lagi menuju kamar mandi.

Adriella kembali melanjutkan pekerjaannya setelah melihat Zehan keluar.

Dua puluh menit kemudian Zehan kembali, dia mengenakan kaos hitam dan celana selutut berwarna krem dengan rambut masih sedikit basah setelah mandi.

Zehan melangkah pelan, duduk di ujung sofa yang sama. Ia melihat kertas-kertas yang berserakan di meja.

“Velveta?”

Adriella mengangguk. “Hari pertama besok. Harus kasih draft awal.”

Zehan memijat pelipisnya. “Kamu kerja terus dari pagi?”

“Ya,” jawabnya sambil tersenyum tipis. “Tapi, aku tetap istirahat sejenak dan makan tepat waktu, jangan khawatir.”

Zehan menoleh padanya, sorot matanya lembut. “Kamu selalu bilang jangan khawatir, tapi tetap saja kamu kelihatan seperti ini."

Adriella menunduk, jari-jarinya meremas sudut kertas. “Aku hanya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini.”

Hening mengisi kamar beberapa detik. Lalu Zehan bergerak, berdiri dan berjalan ke meja sudut dekat tempat tidur. Adriella sempat mengikuti dengan pandangan bingung.

Tak lama, lelaki itu kembali dengan dua gelas air dan sebungkus biskuit yang dibelinya kemarin.

“Ini nggak seberapa, tapi aku akan temani kamu sebentar biar nggak sendirian,” ucap Zehan sambil duduk kembali.

Adriella menerima gelas itu. Senyumnya tumbuh pelan. Namun, dia tetap mengungkapkan kekhawatirannya. "Kamu pasti lelah setelah bekerja seharian. Lebih baik kamu tidur duluan."

"Tidak apa-apa. Aku tidak lelah." Meskipun dia lelah dia tidak mungkin mengatakannya.

Bekerja sebagai pekerja konstruksi memang merupakan pekerjaan yang sangat menguras tenaga, lebih melelahkan dari....

🍁🍁🍁

Langit masih pucat saat Adriella berdiri di depan cermin kamarnya. Rambutnya disisir rapi ke belakang dan dikuncir rendah. Ia memilih blus putih bersih dan rok biru tua selutut, pakaian sederhana namun sopan dan profesional. Meski wajahnya tampak lelah, sorot matanya menunjukkan keteguhan.

Di meja kerja, map biru berisi proposal desain dan bahan yang ia susun selama tiga hari terakhir terletak rapi. Ia menepuk dadanya pelan, mengambil napas panjang.

Saat ia membuka pintu kamar, Zehan sudah ada di depan lorong, mengenakan kemeja polos dan celana hitam bersih. Adriella memandangnya dari ujung kaki hingga kepala, sedikit tertegun melihat penampilan Zehan yang jauh lebih rapi dari biasanya, tidak seperti tukang proyek yang biasa pulang dengan kaus penuh debu.

“Kamu rapi banget,” komentarnya sambil menyipitkan mata penasaran. “Ada apa?”

Zehan tersenyum kecil, lalu merapikan lengan kemejanya yang digulung sebatas siku. “Hari ini aku dapat kabar dari atas. Aku diangkat jadi mandor tetap di proyek. Dan nanti siang, aku dijadwalkan bertemu langsung dengan pemilik proyek.”

Adriella mengangkat alis, terkejut sekaligus kagum. “Serius? Itu kabar besar, Zehan.”

Zehan mengangguk pelan. “Iya. Aku masih belum percaya juga. Tapi ini langkah awal. Makanya harus kelihatan sedikit layak di mata mereka.”

“Siap?” tanya Zehan.

Adriella mengangguk. “Doakan aku tidak lupa semua isi kepalaku.”

Zehan tersenyum tipis. “Kamu nggak akan lupa. Aku tahu kamu punya ingatan yang sangat bagus.”

Mereka sama-sama tertawa kecil, cukup untuk mengusir sebagian gugup dari dada Adriella. Lalu, ia turun ke bawah, motor Zehan sudah terparkir di sana, siap membawa mereka ke tempat kerja.

🍁

Satu jam sebelum presentasi, Adriella kembali ke ruang kerjanya untuk mengecek ulang isi map biru. Ia membuka halaman per halaman, memastikan bahwa sketsa dan penjelasan bahan sudah tertata sesuai urutan. Awalnya, pihak Velveta akan datang empat hari kemudian, tapi Bastian meminta untuk bertemu hari ini.

Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Telepon dari bagian IT, mereka meminta konfirmasi ulang tentang format file presentasi digital yang dikirimkan semalam. Tanpa pikir panjang, Adriella menaruh map biru itu kembali di meja dan keluar dari ruangan, berjalan cepat menuju lantai satu.

Beberapa menit setelah Adriella keluar, pintu ruangannya terbuka perlahan.

Rika melangkah masuk dengan sepatu hak tinggi berwarna nude yang tidak menimbulkan banyak suara di atas karpet. Di tangannya sudah ada satu map biru lain, identik dengan milik Adriella.

Dengan senyum kecil di sudut bibirnya, ia membuka map milik Adriella, melihat sekilas isi di dalamnya, lalu menukarnya dengan map bawaannya. Map palsu itu berisi sketsa lama yang pernah ditolak oleh dua klien berbeda tahun lalu, usang, tidak relevan, dan penuh kekeliruan teknis.

Ia menaruh map palsu itu tepat di posisi semula, bahkan menyesuaikan kemiringannya seperti semula. Setelah memastikan tidak ada yang tertinggal, ia berbalik dan meninggalkan ruangan seolah tidak pernah ada di sana.

“Dengan ini, Adriella pasti akan selesai,” gumamnya sambil menyentuh layar ponselnya, membalas pesan dari seseorang dengan satu emoji senyum.

Beberapa menit kemudian, Adriella kembali ke ruangannya. Ia tidak menyadari apa pun yang berubah. Map biru itu masih di tempatnya, seolah tak pernah disentuh. Ia mengangkatnya dengan tenang dan bersiap menuju ruang rapat.

🍁

Di ruang rapat utama PT. Bintang Serasi Textile, semua telah disiapkan. Slide presentasi telah disusun, materi cetak sudah dibagikan kepada staf pendukung. Clara, perwakilan Velveta, tiba tepat pukul sembilan pagi bersama dua koleganya.

Bastian menyambut mereka dengan senyum ramah, lalu mempersilakan duduk. Matanya melirik ke arah Adriella yang duduk di sisi kanan meja dengan map birunya.

"Adriella akan memimpin presentasi bahan dan desain. Dia yang mengembangkan konsep ini dari awal," ujar Bastian, setengah memperkenalkan, setengah menguji.

Clara menatap Adriella dengan ekspresi netral. “Kami senang diberi kejutan. Silakan.”

Dengan tangan yang sedikit gemetar, Adriella berdiri dan berjalan ke depan. Ia menyalakan proyektor, lalu membuka map birunya.

Namun, saat ia menarik lembar pertama, alisnya mengernyit. Lembar yang ada di tangannya bukan miliknya. Itu bukan desain yang ia buat.

Map itu telah ditukar.

Sekejap ruangan terasa berputar. Tapi Adriella segera menarik napas, menutup map perlahan. Ia menatap hadirin di ruangan itu, lalu mengangkat dagu.

“Maaf, saya tidak akan menggunakan berkas ini,” katanya lantang. “Izinkan saya menyampaikan konsep yang saya buat dari ingatan dan pengalaman produksi langsung.”

Clara tampak tertarik. Bastian menegang. Di sudut meja, Rika menyilangkan tangan, wajahnya menahan senyum kecil.

Tapi Adriella mulai berbicara. Suaranya tenang, nadanya konsisten. Ia menjelaskan konsep desain berbasis bahan lokal, kekuatan produksi massal dengan pendekatan natural-dye, serta fleksibilitas pola yang bisa disesuaikan untuk berbagai segmentasi pasar.

Ia bahkan menggambar ulang sketsa dasar dengan spidol di papan putih.

Saat ia menyelesaikan kalimat terakhirnya, Clara menyandarkan punggung ke kursinya.

“Kalau ini yang kamu siapkan tanpa naskah,” katanya, “saya tidak sabar melihat versi finalnya.”

Bastian diam. Rika menunduk, rahangnya mengeras.

Tapi Adriella tetap berdiri tegak, untuk pertama kalinya, menang bukan dengan bantuan siapa pun, melainkan karena keberanian dan keyakinannya sendiri.

1
Mar lina
coba orang tua Zehan
menyelidiki tentang menantunya
yg blm mendapat restu...
pasti bakal kaget...
lanjut thor ceritanya
Mar lina
emak sama anak
sama" gak tahu malu...
padahal mereka cuma numpang hidup...
yg punya kendali & peran penting adalah pemilik sah nya...
lanjut thor ceritanya
Mar lina
ya ampun bara...
semoga Pak Bastian
menendang kamu...
setelah melihat bukti...
Mar lina
semoga Bastian
murka terhadap Bara
setelah menerima buktinya...
lanjut thor ceritanya di tunggu up nya
aku sudah mampir...
dan baca sampai part ini...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!