Musuh tapi menikah?
Itulah yang terjadi pada Essa dan Maureen, menjadi rival sejak kecil membuat hubungan mereka seperti Tom and Jerry, bertengkar dan selalu bertengkar tiap kali bertemu. Namun sebuah insiden yang terjadi membuat hubungan mereka seketika berubah dari musuh menjadi sepasang pasutri, padahal Maureen sudah punya kekasih yang akan melamarnya namun semuanya gagal akibat insiden ini.
Mampukah mereka mengarungi bahtera rumah tangga tanpa cinta ini sebagai mana mestinya? Atau kah pernikahan ini akan berakhir begitu saja?
Simak terus ceritanya ya. Boleh kasih like, komen, vote, dan Rate bintang 5 nya jika kalian suka. Segala bentuk dukungan kalian adalah penyemangat bagi author. Terima saran dan komentar membangun, tapi tidak hate komen ya, jika tidak suka skip saja, terimakasih 🙏😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Whidie Arista, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 - Jadi Pasutri dalam sehari
Maureen melempar tatapan penuh permusuhan pada Essa, sedang Essa hanya menunduk menghindari tatapannya.
“Yang, aku tutup dulu telponnya ya. Kebelet,” dustanya dengan suara lembut.
“Ya udah, tutup aja.” Sahut Arkan.
“Love you."
“Love you to.” sahut Maureen.
Maureen melempar ponselnya yang sudah mati keatas ranjang. Dia menatap nyalang kearah Essa sambil berkecak pinggang.
“Ngapain lo ke kamar gue? Keluar gak?” bentak Maureen.
“Gak! Essa udah jadi suami kamu Reen, mulai sekarang di akan tinggal di rumah ini dan tidur di kamar ini.” Balas sang Ibu yang masuk sambil membawa koper Essa yang tak sanggup dia bawa.
Maureen mengacak rambutnya frustasi.
“Sa, apa pun yang terjadi jangan keluar dari kamar ini.” ujar Ibu Arumi memperingatkan, sedang Essa hanya mengangguk patuh sebagai jawaban.
“Oke, kalau dia gak boleh keluar biar aku aja yang keluar.” Maureen mengambil koper dari bawah ranjang dan bersiap mengemasi barang-barangnya.
“Cukup Reen, mau sampai kapan kamu kaya gini? Apa gak cukup rasa malu yang kamu berikan untuk Mamah?”
“Rasa malu apa Mah? Udah aku bilang aku gak ngapa-ngapain sama dia, semua itu cuma dilebih-lebihkan oleh orang lain, dan mungkin aku juga sudah dijebak oleh dia.” Ucap Maureen dengan nada penuh amarah.
Ibu Arumi menghela nafas kasar, lantas berkata, “Reen, terlepas dengan cara apa kalian menikah yang pasti sekarang kalian sudah sah sebagai pasangan suami istri dimata hukum dan Agama, Mamah tidak ingin ada masalah lagi,” ujar Arumi sambil meringis memegangi dadanya.
“M-mah, Mamah kenapa?” Maureen tampak panik, aura kemarahan yang semula terpancar darinya lenyap seketika kala melihat sang Ibu meringis menahan sakit.
Maureen tahu Ibunya punya riwayat penyakit jantung, dulu saja saat Ayahnya meninggal Ibunya dirawat satu Minggu di rumah sakit karena penyakit jantungnya kambuh.
“Mamah gak papa,” Sahutnya lemah, dia menepis tangan Maureen yang berusaha membantunya, kemudian berlalu keluar sambil menutup pintu.
Maureen menghela nafas berat sambil menghempaskan tubuhnya di ranjang, dia mendelik menatap Essa yang hanya membisu sejak tadi.
“Kenapa lu diem aja hah? Jelasin ke gue gimana caranya kita bisa tidur di sopa?”
“Gue juga gak tahu,” balasnya sambil mengeluarkan pakaiannya dari koper.
“Elu mau ngapain? Itu lemari gue Essa!” protes Maureen kala melihat Essa ingin menata pakaiannya di lemari miliknya.
“Terus, masa baju gue disini terus.” tunjuknya pada kopernya.
“Wah parah lu Sa, lu pasti udah ngerancanain ini semua kan?”
Essa berdecak kesal dia berbalik menatap kearah Maureen, “Rencanain apa? Lu yang tiba-tiba dateng ke toko gue, lu sendiri yang mau nginep disana, terus elu cuma nyalahin gue, elu gak mikir elu juga salah saat elu mutusin buat nginep di tempat cowok.”
Maureen berdecak kesal, “masalahnya bukan itu kampret! Masalahnya adalah gimana ceritanya elu bisa tidur ama gue di sopa!”
Essa membuang muka kearah lain, entah mengapa dia seolah tak ingin menjawabnya, “Essa, jawab gue!” Sergahnya, dia bahkan menarik kerah kemeja yang di pakai Essa.
Namun lagi-lagi dia hanya diam, dan malah menghempaskan tangan Maureen dari bajunya, kemudian pergi.
Argghh... “si brengsek itu! Essa brengsek!” teriak Maureen.
***
Malam harinya. Essa kembali setelah lama pergi.
“Ngapain lu masuk kamar gue lagi?! Keluar gak?!” usir Maureen.
Essa hanya melempar tatapan jengah, kemudian membuka lemari dan mengambil pakaiannya.
“Essa!” teriak Maureen saat Essa hendak membuka baju tepat di hadapannya.
“Apa sih Reen lebay amat pake tereak-tereak segala, entar tetangga mikirnya gue apa-apain elu lagi,” Ujarnya dengan nada enteng.
“Lebay lu bilang! Lu mikir gak, sebelum buka baju depan cewek!”
“Iya iya, bawel banget sih,” akhirnya Essa pun mengalah dan terpaksa mengganti pakaiannya di kamar mandi.
Essa kembali ke kamar, baru saja dia menyentuh selimut Maureen langsung terbangun, ”mau apa lu? Tidur di sopa sana!”
Essa yang sudah lelah tak ingin lagi mendebat kata-kata yang keluar dari mulut Maureen, dia menurut begitu saja dan berbaring di sopa dengan posisi memunggungi Maureen.
Flash back.
Essa duduk menyandar ke dinding sambil menelusupkan wajahnya di antara lututnya, jam sudah menunjukkan pukul 01:30 dini hari, namun hujan tak kunjung reda. Dia melirik kearah sopa tempat Maureen duduk, gadis itu tampak tertidur dengan gelisah, bahkan jaket yang ia kenakan pun separuhnya basah.
Essa melepas jaketnya untuk menyelimuti tubuh Maureen, karena tak ada selembar pun kain di tempat ini.
“Ck, ngapin juga gue perhatian ama nih cewek. Udah nyebelin, biang rusuh, selalu ngajak ribut kalau ketemu,” Essa kembali mengurungkan niatnya, namun saat melihat tubuh Maureen yang menggigil ia pun kembali meneruskan niatnya dan menyelimuti tubuh gadis itu.
“Ayah,” lirihnya pelan.
Essa berjongkok dan mendengarkan gumaman pelan dari bibir Maureen.
“Ayah, jangan pergi,” isaknya lirih.
“Ck, dia pasti mimpi ketemu Ayahnya.” Ucap Essa, dia membantu membaringkan tubuh Maureen yang tidur sambil duduk. Namun saat dia hendak kembali pada posisinya, tiba-tiba Maureen mencengkeram tangannya.
“Tidak, jangan pergi.” lirihnya lagi, membuat Essa terpaksa duduk di lantai di dekat sopa tempat Maureen berbaring.
Haish... Essa berdecak pelan, kantuk pun menghinggapinya, dia terpaksa tidur sambil duduk di lantai sedang sebelah tangannya berada dalam genggaman Maureen.
❤❤❤❤❤😉😀😀😀😀😀
di perusaahaan lain masih banyak...
❤❤❤❤
itu akal2an Arkan aja biar Maureen mau kembali padanya...
hubungan mereka jln di t4 aja...
😀😀😀❤❤❤❤
gak usah pakai kode apa2..
pasti Essa langsung ngerti klao kmu mau diunboxing ama essa..
Mauteen..
😀😀😀❤❤❤❤
daripada penasarannn..
😀😀😀❤❤❤❤❤
cari keeja di tempat lain..❤❤❤❤❤
❤❤❤❤
😀😀😀❤❤❤❤
apa dia niat ceraikan Maureen pas udah setahun..
❤❤❤❤❤
dikit amat .....
btw vanya ngetik apa buat Essa....
terus dibalas apa ya ama Essa...
❤❤❤❤❤
ayo akui kalo syka ama essa..
biar dia gak lari..
❤❤❤❤
segera buka hatimu buat Essa..
kalo gak keburu diembat oeang..
😀😀😀❤❤❤
❤❤❤❤
moga2 hati maureen segera terbuka buat Essa..
❤❤❤❤
mantan nempel Mulu kah kalau iya bagus tapi ga bagus jg sih
kalo gak gtu..
mqireen gak cemburu..
😀😚😀❤❤❤