NovelToon NovelToon
RISA SAYANG BAPAK

RISA SAYANG BAPAK

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: hyeon'

Benar kata orang, tidak ada hal yang lebih menyakitkan kecuali tumbuh tanpa sosok ibu. Risa Ayunina atau kerap disapa Risa tumbuh tanpa sosok ibu membuatnya menjadi pribadi yang keras.

Awalnya hidup Risa baik baik saja meskipun tidak ada sosok ibu di sampingnya. Karena Wijaya—bapak Risa mampu memberikan kasih sayang penuh terhadapnya. Namun, di usianya yang menginjak 5 tahun sikap bapak berubah drastis. Bapak yang awalnya selalu berbicara lembut kini berubah menjadi sosok yang keras, berbicara kasar pada Risa dan bahkan melakukan kekerasan fisik.

“Bapak benci sama kamu, Risa.”

Risa yang belum terlalu mengerti kenapa bapaknya tiba tiba berubah, hanya bisa berdiam diri dan bersabar. Berharap, bapak akan kembali seperti dulu.

“Risa sayang bapak.”

Apakah Bapak akan berubah? Apa yang menyebabkan bapak menjadi seperti itu pada Risa? Ikuti terus kisah Risa dan jangan lupa untuk memberikan feedback positif jika kalian membaca cerita ini. Thank you, all💐

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hyeon', isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS 3

Minggu ini, Risa gunakan untuk mengajar anak anak bela diri. Terlihat ia sudah bersiap sedari tadi. Sebenarnya kakinya masih sedikit sakit, tapi Risa mengabaikan itu semua. Lagipula ini sudah menjadi tanggung jawabnya. Tak mungkin ia tidak datang begitu saja hanya karena sakit yang menjalar di area kakinya.

Risa menuruni tangga dengan langkah pelan. Matanya melirik pada bapak yang masih terlelap. Jika seperti ini, bapak terlihat lebih tenang dan tidak menakutkan. Jika boleh jujur, setiap bapak mengamuk Risa sedikit ketakutan. Suara bapak yang menggema seakan menyerap oksigennya. Ia akan menjadi kesulitan bernapas dan terkadang tak sadarkan diri.

“Risa pergi dulu.” Pamit Risa dalam batinnya dan pergi meninggalkan rumah. Ia membuka pagar rumahnya dan mulai berjalan ke tempat di mana ia biasa mengajar anak anak. Sebenarnya Risa bisa saja menaiki sepedanya. Tetapi, jarak antara rumah dan tempat biasa mengajar anak anak tak terlalu jauh. Jadi ia lebih memilih untuk berjalan kaki.

“Hai, ketemu lagi.” Risa menoleh ke samping. Ia mengerutkan keningnya mencoba mengingat siapa laki laki yang menyapanya itu.

“Jeff, masa lupa?” Ahh, Risa ingat sekarang. Tapi darimana Jeff datang? Ia seperti hantu yang muncul tiba tiba.

“Pasti mau ngajar anak anak bela diri.”

“Iya,” jawab Risa dengan singkat. Risa paling malas harus berinteraksi dengan orang yang baru ia kenal. Terlebih lagi pada lawan jenis.

“Nih cewek bener bener introvert ya? Singkat banget balesnya.” Batin Jeff seraya mengaruk tengkuknya yang tak gatal. Ia bingung harus memulai pembicaraan seperti apa.

“Em, lo umur berapa?” Risa menatapnya aneh. Buru buru ia berjalan cepat dan meninggalkan Jefff yang masih mematung. Ia merutuki kebodohannya.

“Duh, bodoh banget sih lo Jeff. Kenapa malah nanya itu sih?”

*****

“Hai anak anak,” sapa Risa dengan senyumnya yang manis.

“Kak Risa.” Anak anak berhamburan menyambut kedatangan Risa. Dengan senyumnya yang manis ia menerima pelukan yang diberikan oleh mereka.

“Sama mereka aja hisa senyum manis giliran sama gue cuek.” Gumam seseorang yang tak jauh dari sana. Ia berdecak sebal dengan menghentakkan kakinya seperti anak kecil yang merajuk jika tak dituruti keinginannya. Ia sampai tak menyadari jika sudah ada banyak semut yang mengerubunginya.

“Aduh, apa nih.” Tangannya menyingkirkan para semut yang mulai menggigit kulitnya. Ia sibuk dengan para semut yang mengakibatkan suara gaduh. Tanpa sadar orang itu muncul dari persembunyiannya.

“Bang Jeff.” Risa menoleh kala Dio menyebut nama seseorang yang tak begitu asing. Ya, orang itu adalah Jeff. Ia memang berniat untuk mengikuti Risa.

“Bang.” Jeff lantas menghentikan aksinya. Matanya bertemu dengan mata coklat Risa. Ia menyengir kuda menahan rasa malunya. Hancur sudah image—nya di depan Risa.

“Abang ngapain di situ?”

“Anu itu, nangkep serangga tadi. Yauda, semangat ya latihannya.” Jeff segera pergi begitu saja. Risa masih menatapnya heran, konyol sekali orang itu. Pikir Risa.

“Abang mu lucu.”

“Memang begitu, kak, rada sengklek otaknya.” Risa hanya terkekeh pelan mendengar tuturan Dio. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Risa segera memulai latihannya.

“Oke, kita pemanasan dulu ya. Siapa yang mau mimpin?”

“Aku kak, ini waktunya aku yang mimpin” jawab Dio yang langsung menunjuk diri. Risa memang lebih suka untuk menawari terlebih dahulu. Jika tidak ada yang mau, Risa akan menunjuk asal. Tujuannya agar mereka bisa belajar untuk memimpin. Dan untungnya setiap minggu mereka akan bergantian untuk memimpin.

“Kalian bikin jadwal ya?”

“Iya kak, biar kita bisa merasakan memimpin.” Jawab Bella—salah satu anak didikan Risa.

“Bagus, ya sudah Dio mulai sekarang.”

Dio langsung menurut akan titah Risa dan mulai memimpin pemanasan. Kurang lebih 10 menit pemanasan selesai. Di sambung dengan latihan inti. Risa mulai mengajari mereka satu persatu gerakan bela diri.

Selama 30 menit mereka berlatih, Risa meminta untuk berhenti terlebih dahulu. Ia menyuruh mereka untuk beristirahat sejenak. Dio memperhatikan Risa yang seperti menahan rasa sakit. Sedari tadi ia terus melihat Risa tengah memegangi kakinya. Dio pun berinisiatif untuk menghampiri Risa.

“Kakak kenapa? Aku liatin dari tadi kok kayak nahan sakit gitu?”

“Kakak nggak papa kok, ini cuma agak pegel aja dikit.” Jawab Risa bohong agar Dio tak menaruh curiga sama sekali. Tak mungkin ia bercerita yang sebenarnya pada Dio.

“Kak Risa kalau sakit bilang aja ya sama kita. Nggak papa kok kalau kita harus libur latihan dulu, asal kak Risa sehat sehat aja.” Ujar Dio dengan suara sendu.

“Kak Risa sakit ya?”

“Hah? serius kak? Kakak sakit apa?”

Risa tertegun kala anak anak mulai mengerubunginya. Mereka begitu khawatir akan keadaannya. Inilah yang membuat Risa semangat mengajar mereka. Rasa peduli mereka sangat tinggi terhadap sekitar. Risa seperti memiliki rumah. Rumah yang selama ini Risa harapkan.

“Kak Risa jangan sakit, aku sedih liat kak Risa sakit.” Risa terkejut melihat Bella yang menangis.

“Hey, kakak nggak sakit, sayang. Kakak sehat sehat aja kok, udah ya jangan pada sedih gini.” Ucap Risa yang menenangkan Bella yang kian terisak. Ia pun memberikan pelukan hangat pada anak anak itu. Dengan senang hati mereka membalas pelukan Risa.

“Terima kasih, Tuhan. Engkau telah mempertemukan hamba dengan anak anak baik hati ini.” Batin Risa yang bersyukur karena Tuhan mempertemukan mereka.

Ternyata benar, takdir Tuhan selalu yang terbaik. Mungkin Tuhan memberinya cobaan dengan bapak yang membencinya. Tak apa, setidaknya Risa masih punya anak anak ini yang selalu ada untuknya. Entah didikan seperti apa yang orang tua mereka berikan. Tetapi, mereka berhasil mendidik anak anaknya.

“Gimana kalau kak Risa traktir ice cream? Mau?”

“Mau!!” Jawab mereka dengan serentak.

“Let’s go.”

*****

Setelah mentraktir anak anak didiknya, Risa berjalan menuju rumahnya. Ketika ia asik berjalan dengan langkah pelan, matanya memicing melihat sesuatu. Ada segerombolan pemuda yang sepertinya tengah melakukan aksi begal. Ia heran hari masih menunjukkan petang, kenapa sudah ada pembegalan. Dengan cepat ia menghampiri segerombolan pemuda itu.

“Berhenti.” Para pemuda itu menatap Risa dengan tatapan takut. Risa pun mengernyit heran, apakah ia setan hingga membuat mereka ketakutan? Ia lupa jika para pemuda itu adalah pemuda yang waktu itu ingin membegal dirinya. Baru saja ingin melangkah, mereka sudah lari terbirit-birit. Persis seperti melihat setan.

Risa berjalan menghampiri orang itu. Ia memungut ponsel serta dompet yang berserakan. Risa mengulurkan tangannya membantu laki laki itu untuk berdiri.

“Mas nggak papa? Ini dompet sama ponselnya.” Risa terkejut ternyata orang yang ia tolong adalah Jeff—si orang aneh.

“Lo?”

“Hehe, kayaknya kita jodoh deh. Ketemu terus nih buktinya.” Risa memutar bola matanya malas. Ia kembali memasang wajahnya datar. Jeff ini memang orang aneh, tidak jelas dan konyol. Dengan segera Risa meninggalkan Jeff seorang diri. Baru kali ini ia merasa menyesal telah menolong orang.

“Hm, menarik.”

*****

Jangan bosen bosen buat baca yaa teman teman, dan terima kasih sudah mau berkenan membaca🥺💐

HAPPY READING👀✨

1
Esti Purwanti Sajidin
vite dine ayuk thor up yg buanyak
Dadi Bismarck
Suka banget sama ceritanya, harap cepat update <3
hyeon': terima kasih sudah berkenan membacaa, akuu pastiin secepatnya bakal update>⁠.⁠<
total 1 replies
fianci🍎
Wuih, nggak sabar lanjutin!
hyeon': aaaaa, terima kasih atas dukungannya. semogaa sukaaa yaa🥺💐
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!