Istri Kecil CEO Mesum

“Wah, Nona Lianne terlihat sangat cantik,” puji Bibi Sumi menatap wajah cantik Lianne setelah ia selesai merias nya.

Lianne hanya bisa tersenyum, tetapi senyuman itu menyimpan kepahitan disana sembari memandangi wajah nya dari pantulan cermin di depan. Tanpa sadar, air mata nya kembali jatuh membasahi pipi. Entah sudah berapa kali Lianne menangis sekarang.

“Nona, ini bunganya,” Bibi Devi menyerahkan bunga berwarna putih itu dan diterima oleh Lianne.

“Kami akan mengantar anda ke bawah,”

...▪️◾◼️◾▪️...

“Nyonya Lianne Lindsey, apa anda bersedia menerima Tuan Hans Dhaniswara sebagai suami anda?”

Lianne tampak terdiam menunduk dengan tangan yang meremas bunga di tangan nya. “Ya, saya bersedia,” jawab Lianne pelan.

“Baiklah, Tuan Hans Dhaniswara, apa anda bersedia menerima Nyonya Lianne sebagai istri anda?” tanya Pendeta, beralih menatap Hans.

“Ya, tentu saja saya bersedia,” jawab Hans cepat sembari melirik Lianne yang berada di samping kanan nya.

“Ambil cincin ini dan pakaikan kepada pasangan kalian masing-masing,” ujar Pendeta sembari menyerahkan cincin pada Hans, lalu di terima oleh pria itu.

Lianne menggigit bibir bawah yang bergetar hebat, kemudian menjulurkan tangan kanannya untuk Hans.

Cincin sudah terpasang pada jari manis wanita itu, sekarang giliran Lianne yang harus memasangkan cincin pada jari Hans.

Hans lantas menjulurkan tangan agar Lianne bisa memasangkan cincin pada tangan kirinya. Dengan tangan bergetar, Lianne mengarahkan cincin itu ke jari Hans.

“Sekarang kalian di nyatakan sebagai pasangan suami istri, semoga Tuhan memberkati kalian.”

▪️▪️▪️

Lianne hanya bisa termenung memikirkan status nya yang sudah berubah menjadi istri Hans sembari menyalami tangan para tamu undangan yang datang. Pernikahan mereka hanya dibuat sederhana saja karena itu kemauan dari Hans sendiri, dan diadakan pada mansion mewah nya.

“Apa yang sedang kau pikirkan?”

Lianne mengangkat kepala seraya menoleh pada Hans yang sudah memandangi nya, bukannya menjawab, Lianne malah membuang tatapan ke arah lain.

Gigi Hans terdengar saling bertabrakan satu sama lain melihat sikap acuh wanita itu, tentu saja ia jadi geram. “Apa kau tuli? Aku sedang berta—”

“Untuk apa kau ingin mengetahui isi pikiran ku?” tanya Lianne, berbalik bertanya tanpa menoleh sedikit lun.

“Aku adalah suami mu sekarang, sudah jelas—”

“Cih! Aku tidak pernah menganggap mu sebagai suami ku!” sahut Lianne tajam membuat pria berumur 26 tahun itu terkekeh sinis mendengar nya. Tangan kekar itu bergerak menarik pinggang ramping wanita itu hingga ia tersentak dan berbalik menatap Hans.

“Apa yang kau lakukan?!” hardik Lianne, berusaha melepaskan tangan kekar itu. Tapi, Hans malah semakin menambah pegangan tangan nya disana.

“Lepaskan aku, sialan!” sentak Lianne sedikit kuat, membuat sebagian para tamu undangan menatap mereka.

“Diam!” sahut Hans menatap Lianne yang menatap nya juga dengan tatapan tajam.

...▪️◾◼️◾▪️...

Setelah acara pernikahan mereka yang memakan waktu hampir tujuh jam, semua para tamu undangan telah pulang ke tempat masing-masing.

Hans lantas memerintahkan para maid untuk membersihkan mansion nya.

“Tuan, kamar anda sudah siap,” ujar salah satu maid yang baru saja turun dari tangga, maid itu di perintahkan oleh Hans agar menyiapkan kamar untuk nya dan Lianne.

“Kau pasti sudah sangat kelelahan, aku akan membawamu ke—”

“Jangan menyentuh ku!” sentak Lianne menjauh dari pria itu sembari melayangkan tatapan tajam.

“Eh?!” Lianne membulatkan mata karena Hans tiba-tiba menggendong nya ala bridle style, lalu membawanya menaiki anak tangga.