Seorang gadis melihat sang kekasih bertukar peluh dengan sang sahabat. seketika membuat dia hancur. karena merasa di tusuk dari belakang oleh pengkhianatan sang kekasih dan sang sahabat.
maka misi balas dendam pun di mulai, sang gadis ingin mendekati ayah sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 23
Mbak Enji yang baru masuk ke ruang divisi keuangan, terlihat menyorot ku tajam. Aku hanya membalasnya dengan senyuman tipis sembari kembali ke kubikel ku.
\[ Jutek : Kamu baik baik saja, Rel??\] .
Pesan singkat yang dikirimkan Om Arif membuat jantungku tercekat. Dia seperti bisa merasakan jika aku tengah ada masalah. Kenapa dia harus peka tentang kondisiku? Kenapa bukan tentang rasaku.
\[ Aurel : Baik Om.\]
\[ Jutek : Mau istirahat makan siang\]
Segera ku kirim pesan balasan untuknya. Aku tidak mau hatiku goyah lagi jika menerima lebih banyak perhatiannya karena kelamaan tidak memberikan balasan untuknya.. Sudah bisa dipastikan dia pasti akan segera melakukan panggilan telepon padaku. mengomeli ku panjang lebar. itu yang membuat hatiku bertambah menginginkannya.
\[ Aurel : Tidak \]
Om Arif sudah jelas-jelas menunjukkan bahwa aku bukan pemilik rasanya. aku tidak harus mengemis untuk perasaanku yang sia-sia. cukup berhenti, maka aku yakin hatiku akan baik-baik saja.
***
"Mbak Aurel." Panggil Pak Seno kepala HRD.
"Saya Pak." sahutku berdebar terkejut tiba-tiba Pak Seno menghampiriku.
Apa ini tentang perselisihanku dengan Mbak Enji kemarin?? Aku bisa melihat mbak Enji senyum smrik ke arah ku. Dia terlihat senang. Rekan kerja ku yang lain terlihat tegang di kubikel nya masing masing.
"Mari ikut saya. asisten CEO menanti kehadiran anda di ruangannya'" ujar Pak Seno.
"Asisten CEO??? Ada apa ya Pak??" Tanyaku.
Aku melirik ke arah atasanku Bu Lika yang seperti nya ikut tegang. Karena langsung di panggil Asisten CEO. pasti itu bukan hal baik.
Saat aku melewati kubikel Mbak Enji aku dengar disisannya.
"Rasakan!! Kamu tahu kan sedang berhadapan dengan siapa??" kumannya penuh ledekan.
Aku tidak merespon aku lebih memilih mengikuti langkah Pak Seno. yang membawaku ke lantai 7 dengan menggunakan lift khusus petinggi perusahaan.
"Mohon maaf ya pak. ada kepentingan ada apa kok sampai asisten CEO memanggil saya,??? apa ini ada kaitannya dengan perselisihan saya dengan senior saya kemarin ya pak??? kalau soal itu bukankah seharusnya Mbak Enji juga dipanggil itu baru adil, sertakan juga rekaman kamera CCTV di ruangan kerja kami. Saya memang baru tapi tidak selayaknya saya ditindas." Tegas ku.
Pak Seno menaikkan satu alisnya. "Perselisihan?? Maksud Anda ada perselisihan di divisi keuangan??? tentang apa???"
Aku terbelalak ternyata pak Seno bahkan tidak tahu tentang itu. Lalu aku dipanggil ke ruangan asisten CEO untuk apa dong kalau gitu?
Pintu lift terbuka, membuatku urung membuka mulutku kembali aku hanya diam mengikuti langkah kaki Pak Seno menuju ke ruangan yang terletak tak jauh dari pintu lift.
Aku dan Pak Seno Akhirnya sampai di ruangan asisten CEO..
"Permisi, pak. Saya mengantar Mbak Aurel." ujar Pak Seno.
Pak Seno lalu mempersilahkan aku untuk ikut masuk ke dalam ruangan itu. Aku pun patuh. kepalaku tertunduk dalam.
"Ini Mbak Aurel Pak mahasiswi yang direkomendasikan oleh profesor Febian dari universitas Galaxy." ujar Pak Seno.
Ku beranikan diri mengangkat wajahku yang semula hanya diam menunduk dengan maksud menyapa sang asisten. TAPI .....
DEGH !!!!
Seketika mataku membulat sempurna melihat laki-laki yang kini ada di hadapanku.
"Om Jo!!!" seruku terkejut benar itu Om Jo. laki-laki yang beberapa kali kutemui Saat berinteraksi dengan om Arif.
"Laki laki itu Tengah duduk di kursi kebesarannya itu menyergai. Dia mempersilakan aku duduk dengan tenang.
Aku tak bergeming tak menuruti perintahnya. Aku terlalu shock mendapati bahwa petinggi perusahaan yang harus ketemui ternyata adalah Om Jo asisten pribadi Om Arif.
DEGH
Seketika jantungku berpacu sangat cepat ketika otakku memikirkan hal lain.
Astaga!! jangan bilang jika perusahaan ini adalah milik Om Arif.!!!
Astaga konspirasi macam apa ini???.
"Kamu mau berdiri saja? Oke tak masalah. Ujar Om Jo enteng melihatku yang hanya diam membeku di tempatku.
"Ini kontrak kerjanya Mbak Aurel Pak!! "" ujar Pak Seno seraya meletakkan map berisi dokumen yang telah kutanda tangani beberapa hari yang lalu di atas meja kerja Om Jo. setelah itu Pak Seno pamit kembali ke ruangannya.
Om Jo mengambil map itu, kemudian memisahkan satu lembar terakhir dari lembaran tebal kontrak kerjaku.
Aku membelalakkan mataku hanya satu lembar? dari dokumen setebal skripsi ternyata hanya satu lembar saja kontrak kerjaku?
Detik itu juga aku tersadar. aku telah dijebak.
"Om Jo menjebak saya???" aku memicingkan mataku curiga.
Om Jo tersenyum ke arahku. "Menjebak??? di bagian mana yang bisa kamu katakan menjebak Aurel???
Aurel???
Bahkan Om Jo sekarang hanya menyebut namaku saja bukan dengan panggilan Nona seperti sebelumnya. Apa karena aku benar-benar telah menjadi bawahannya jadi dia melupakan cara memanggilku sebelumnya.???
"Aku tidak pernah memaksa kamu datang ke perusahaan ini. Kamu yang memilih datang sendiri tentang kontrak ini apa ini bukan tanda tangan kamu.??" Tanya Om Jo.
GLEK.
Aku menarik nafas dalam dalam. "Jadi, dari awal om tahu saya bekerja di sini??" bukannya aku menjawab pertanyaan, aku malah mengajukan pertanyaan pada Om Jo.
"Kamu kira perusahaan ini asal menerima orang untuk masuk?? Ujar Om Jo sinis
"Itu... itu artinya Om Arif.... Om Arif apa dia juga tahu aku di sini?? apa dia terlibat???" kembali Aku menjawab pertanyaan Om Jo dengan pertanyaan lagi.
"Menurut kamu??" ujar nya sinis. benar-benar memang menyebalkan.
Tidak mungkin??? Om Arif bahkan masih sering mengirim pesan chat seperti kebiasaannya. Mustahil dia melakukan itu jika dia tahu aku ada di perusahaan yang sama dengannya. Bukannya itu hanya sia-sia membuang-buang waktu berharganya.
Om Jo terkekeh kecil.
aku terkesiap melihat wajah datar dan dingin yang tak pernah menampilkan senyum itu tiba-tiba tersenyum tipis. Dan itu membuatku benar-benar merinding.
"Mau membaca kontrak ini? Seperti nya hari itu kamu terlalu terburu-buru menandatangani tanpa tahu isinya."
Ish, rasanya ingin aku menjejalkan sepatu hitam yang tengah kugunakan itu ke dalam mulut Om Jo. Manis kali mulutnya. Siapa yang membuatnya terburu-buru? Aku yakin itu ulahnya.
Aku mengambil kertas yang disodorkan Om Jo ke arahku. Aku sudah yakin isinya Pasti sangat buruk.
( Sekretaris pribadi CEO. Wajib mematuhi semua perintah CEO. Tidak diperkenankan resign tanpa seizin CEO. denda 100 juta bila melanggar kontrak. )
Kejam. Om Jo benar-benar pandai menggunakan kekuasaannya untuk memaksaku tinggal.
"Seperti yang kamu duga Aurel. Aku memang yang memberi penawaran di kampus Kamu. Tapi, pilihannya tetap ada di kamu. Jakarta dan Surabaya. kamu yang memutuskan untuk memilih bekerja di perusahaan ini. Perusahaan ini milik Arif. Dia yang menjabat sebagai CEO di sini saat ini. aku yakin kamu juga tahu alasan Arif akhirnya memilih menetap di sini, bukan kembali ke Swiss? Apa perlu aku ingatkan kembali?? "
Aku bergeming. Om Jo memang sangat menyebalkan.
KAKAK READERS, BOLEH KAH Author MINTA ULASAN TENTANG BUKU INI.
TERIMA KASIH KAKAK KAKAK SEMUA.
SEHAT SELALU UNTUK KITA SEMUA.
ak nantika eps berikutnya
kasian om Arif 😔
Aurel Aurel kamu menyebalkan
Brravo Om Jo. semangat Aurel untuk mendapatkan hati Om Arif.