The Master Of Swords

Ketika Fang Yuan sedang tertawa, wajah Kera Iblis itu berubah masam. Sesat kemudian, dia tiba-tiba muncul di belakang Fang Yuan dan tanpa aba-aba menendang pantat Fang Yuan dengan keras, "Hmph, dasar bocah kecil! Sekarang kamu sudah tahu siapa aku dan kamu masih berani menertawakanku?'

"Aduh!" Fang Yuan yang tidak siap di tendang terbang beberapa meter sebelum jatuh dengan wajahnya ketanah. "Aduh, wajah tampanku! Kera Tua sialan, berani menendang pantat kakakmu, aku akan bertarung sampai mati denganmu!"

"Kakak pantatmu, Aku adalah murid Shen Feng yang artinya aku adalah Paman Gurumu!" Kera Tua itu menunjuk Fang Yuan dengan ekpresi kesal dan berteriak marah.

"Bah, dasar pemabuk tua. Aku adalah keponakan Paman Shen, jadi kamu harus memanggulku Tuan Muda!" Fang Yuan menggosok pantatnya dan dan berkata dengan ekpresi tidak mau kalah.

"Justru karena kamu adalah ponakan Guru, kamu harus memanggilku Paman karena aku adalah murid satu-satunya Guru Shen!" Kera Tua itu juga tidak mau kalah.

"Paman pantatmu!" Fang Yuan bersikeras tidak mau mengalah dan berkata, "Karena sekarang kamu akan mengikutiku, kamu harus memanggilku Tuan Muda. Jika tidak, saat bertemu Paman Yi, aku akan menyuruhnya memanggangmu hidup-hidup!'

Kera Tua itu masih ingin berdebat namun ketika mendengar nama Yi Wang, sedikit rasa takut muncul di matanya. Dia diam-diam memikirkan kejadian masa lalu saat dia hampir di bakar mati oleh Yi Wang dan berkata dalam hati, "Kabut Tua sialan itu, jika dia tahu aku tidak patuh pada bocah nakal ini, mungkin dia akan memurnikanku menjadi pil!"

Memikirkan itu, dia segera menarik keluar jiwanya dan berkata dengan wajah mesum, "Ayo lakukan kontrak jiwa dan pergi kekota, aku sudah lama tidak melihat wanita cantik, hehehe!"

Melihat wajah mesum Kera Iblis Fang Yuan merasa ingin memukul wajah tuanya hingga mirip kepala babi. Fang Yuan berkata, "Tidak perlu kontrak jiwa, kamu adalah murid Paman Shen jadi aku percaya padamu."

"Heh!' Kera Tua itu tersenyum lebar dan berkata, "Tidak di sangka, kamu bocah kecil ini cukup pengertian!"

"Janga menjilatku, ayo pergi!" Fang Yuan berkata dengan kesal dan berjalan kearah belakang Kera Iblis.

Melihat Fang Yuan berjalan kebelakangnya, Kera Langit itu menutup pantatnya dengan kedua tangan dan pura-pura melompat ketakutan dan berkata, "Aduh Tuan muda, aku belum pernah di sentuh oleh laki-laki."

Melihat tingkah kera tua itu, Fang Yuan tidak tahu harus tertawa atau menangis. Dia diam-diam mengeluh di dalam hatinya, "Paman Shen, mengapa kamu mengambil murid mesum seperti ini?!"

"Cukup berbicara, mari kita pergi!" Kata Fang Yuan dengan tegas dan ekspesi serius.

Melihat wajah serius Fang Yuan, Kera Langit itu berhenti bercanda dan mengambil bentuk aslinya. Tubuhnya tiba-tiba menyala dengan cahaya emas yang menyilaukan dan dalam sekejap dia bertransfomasi menjadi kera besar setinggi empat meter dengan bulu keemasan.

"Wah, Kera Tua. Wujudmu yang seperti ini cukup keren!" Fang Yuan dengan tulus memuji ketika melihat bentuk asli Kera Langit.

"Bocah Nakal, Aku adalah Binatang Suci. Tentu saja aku sangat keren!" Kera Tua mengangkat kepalanya tinggi dan bertanya dengan narsis, "Jika aku seperti ini, apakah akan ada banyak gadis-gadis cantik yang mengidolakanku atau tidak?"

Mendengar perkataan Kera Langit, Fang Yuan segera merasa menyesal karena memuji Kera Tua ini. Dengan ekpresi malas, Fang Yuan melirik kera tua itu dan melompat ke bahu Kera Langit.

"Mesum Tua, ayo pergi!" Kata Fang Yuan sambil menepuk kepala Kera Langit.

"Oke Tuan Muda!" Kera Langit mengangguk patuh dan bergerak keluar gua. Setelah keluar dari gua, Kera Iblis segera bergerak cepat kearah kota manusia.

Mereka belum pergi jauh ketika Fang Yuan mengingat sesuatu dan berkata, "Kera Tua, apakah anggur itu akan di tinggal begitu saja?"

"Bocah Nakal, kamu tenang saja, anggur itu adalah anggur sisa yang aku buat. Anggur yang benar-benar berkualitas sudah aku simpan!" Kata Kera Tua itu.

"Oh baguslah!" Fang Yuan mengangguk dan berkata, "Apakah kamu memiliki nama? Tidak mungkin aku harus memanggilmu Mesum Tua seterusnya.

"Namaku Xing Hou yang menggambarkan kekuatan dan keagungan Kera Langit!"

"Oke Hou Tua. Percepat sedikit, kita harus tiba di kota sebelum gelap!" Kata Fang Yuan.

"Kalau begitu, kamu harus berpegang yang erat Bocah Nakal, jangan sampai kamu terjatuh!" Kata Kera Tua itu dan segera menambah kecepatannya.

Perjalanan mereka cukup lancar dan tidak menemukan hambatan sedikit pun. Kera Tua juga sudah terbiasa ke kota bersama Shen Feng sehingga mereka tidak perlu repot-repot mencari jalan.

Namun yang membuat Fang Yuan tidak tahu harus tertawa atau menangis adalah ketika mereka bertemu Binatang Iblis Betina, Hou Tua akan berhenti dan menggodanya sebentar.

Seperti sekarang ini, Kera Tua saat ini sedang bertingkah narsis di depan seekor Rubah Betina. Dengan tubuh besarnya, Hou Tua bergaya seperti seorang penyair dan melantunkan sebuah puisi.

"Kecantikan Yang mempesona, senyum yang seperti bunga.

Membuat negara dan kota terpesona, membuat orang mabuk cinta."

Setelah melantunkan sebuah puisi, Kera Tua berdiri dengan gaya melamar gadis di depan rubah betina itu dan memasang senyum tampan.

Namum, yang di dapatkan adalah cambuk dengan kekuatan yang mengerikan oleh rubah betina itu dengan ekornya.

"Aduh kecantikan kecilku, kamu sungguh tega!" Hou Tua terpental beberapa langkah dan berkata dengan wajah putus asa.

Fang Yuan yang menyaksikan adegan ini tidak tahu harus tertawa atau menangis, dengan nada pasrah dia berkata, "Hou Tua, berhenti bertingkah narsis. Ayo pergi!"

Mendengar perkataan Fang Yuan, Hou Tua menatap Rubah Betina itu dan berkata, "Kecantikan kecilku, aku harus pergi!"

Berkata seperti itu, dia segera melanjutkan perjalanannya menuju kota. Pergerakan Hou Tua sangat cepat dan lincah di antara pohon-pohon besar di sekitar.

Kota yang mereka tuju adalah Kota Benteng, kota yang berada tepat di kaki Gunung Liangsan. Kota ini cukup ramai dengan para Pemburu Binatang Iblis dan ada beberapa Klan yang cukup terkenal di Kota Benteng yang mengatur kota ini.

Kekuatan beberapa Klan ini di bilang cukup kuat. Dari Hou Tua, Fang Yuan tahu bahwa para pemimpin Klan ini rata-rata memiliki Kultivasi di Alam Kesempurnaan Jiwa. Di kota kecil seperti Kota Benteng ini, kekuatan seperti ini sudah termasuk kekuatan yang sangat kuat dan tidak boleh di singgung.

Namun bagi Fang Yuan, mereka hanya sekumpulan tikus yang sedikit lebih besar. Jika mereka mencari masalah dengannya, Fang Yuan tidak keberatan untuk memusnakan Klan-klan kecil ini.