Kecelakaan satu tahun yang lalu, telah mengakibatkan kaki kiri Arsy menjadi cacat, Arsy seorang ibu satu anak ini telah di selingkuhi oleh suaminya dengan wanita lain.
"Mas, apa salahku sampai kamu tega mengkhianatiku?"tanyanya sampai menangis tersedu.
"aku sudah bosan dan muak hidup dengan wanita cacat sepertimu, kau sudah tak mampu melayaniku di atas ranjang, sebaiknya kita bercerai saja!" Jawabnya tanpa memperdulikan perasaan Arsy yang masih berstatus istri sah nya.
Suatu ketika Arsy dipertemukan dengan seorang pria paruh baya dalam kondisi sekarat, Arsy menyelamatkan nyawanya, siapa sangka pria yang usianya sudah lebih dari setengah abad itu, sebut saja Tuan Handoko menjadikan Arsy sebagai putri angkatnya.
Dan putra dari Tuan Handoko, yakni Galaksi Pramudya rupanya diam-diam menaruh hati kepada Arsy, meskipun di awal pertemuan mereka, Gala begitu membencinya.
Mampukah Arsy merubah takdir hidupnya dan menerima Galaksi sebagai pendampingnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eli Priwanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wajahmu mengalihkan duniaku
Arsy terkejut saat melihat Aluna berlari ke arahnya, lalu ia mencium punggung tangannya, Arsy tersenyum ke arahnya sembari mengusap lembut kepalanya.
Momen seperti ini membuat seorang Galaksi Pramudya Handoko tak berkedip, ia masih tidak habis pikir, mengapa putrinya bisa begitu dekat dengan wanita yang baru ia kenal?
Kemudian Tuan Dimitri menghampiri putranya, pandangannya lurus ke depan, menyaksikan kebahagiaan cucunya bersama dengan orang lain.
"Kau lihatlah Gala, betapa bahagianya Aluna saat bersama dengan Arsy, rasanya ia telah menemukan separuh jiwanya yang sempat hilang karena kehilangan ibunya, apakah kau tidak berniat untuk menikah lagi, Putraku?" Tuan Dimitri menepuk pundak putranya.
Gala mengalihkan pandangannya ke arah Papahnya, ia mengernyitkan kening.
"Apa maksud Papah berkata seperti itu?"
" Kau jangan pura-pura tidak tahu dengan maksud dari perkataanku ini Gala, Papah hanya ingin melihat Cucunya Papah hidup bahagia, Aluna masih kecil dan ia butuh figur seorang ibu, dan Papah melihat Arsy sangat cocok untuk menjadi ibu sambungnya!"
Mendengar Papahnya berkata seperti itu, Gala malah menyunggingkan bibirnya." Papah yakin mau memiliki seorang menantu orang miskin plus cacat seperti dia?" Gala sampai menunjuk ke arah Arsy yang saat ini sedang melangkah pelan menuju ke arahnya.
Tuan dimitri geram serta kesal atas jawaban dari putranya.
'Dasar anak tidak tahu diuntung, kau begitu mirip dengan ibumu, selalu menganggap orang dari status sosial dan juga fisik, aku bersumpah akan ku buat kau menyesali atas semua perkataan mu itu Gala!'
Tuan Dimitri bergumam dalam hati, kedua tangannya ia kepal, karena menahan emosi.
Kemudian Arsy datang mendekat, sedangkan Gala lebih memilih untuk pergi, cara dirinya memandang Arsy, terlihat jelas bahwa ia tidak menyukainya.
Arsy sendiri sempat dibuat heran atas sikap Gala yang seperti itu padanya.
'Aih... kenapa dengan Tuan sombong bin galak itu? Tiba-tiba kok berwajah masam, dasar pria aneh, ck! '
Arsy mengeluh dalam hati, ia tak habis pikir sikap Gala masih sama seperti saat pertama kalinya ia bertemu, namun Arsy sama sekali tidak peduli, toh kehadirannya ke rumah ini untuk menghadiri acara ulangtahun Aluna, dan juga menghargai Tuan Dimitri yang selama ini sudah baik padanya, selebihnya Arsy tidak peduli.
Lalu Nyonya Maria dan juga Soraya, keduanya menatap tidak suka ketika Arsy dan putranya tiba, apalagi saat melihat Aluna begitu akrab dengan mereka berdua
"Ayo Adnan, aku ingin menunjukan kue ulangtahun karakter padamu, kebetulan Papahku memesannya sangat banyak!" akhirnya Adnan dan juga Aluna pergi lebih dahulu menuju Aula, yang berada dekat taman, sedangkan Arsy, ia masih berdiri mematung dan berada di dekat Tuan Dimitri, ia gugup untuk melangkah masuk ke dalam Rumah mewah nan megah ini, ia bahkan sempat mengedarkan pandangannya ke sekitar area ruang tamu.
Lalu Nyonya Maria dan Soraya datang menghampiri, keduanya terlihat angkuh dan tatapannya seperti merendahkan.
"Oh, jadi wanita ini yang Papah bilang telah menyelamatkan mu pada saat kejadian naas itu?" tanya Nyonya Maria sembari memperhatikan Arsy dari ujung rambut sampai kaki.
'Wanita ini lumayan cantik juga, tapi kenapa suamiku begitu akrab dengannya, atau jangan-jangan...? '
Dalam hati, Nyonya Maria malah mencurigai Arsy dan suaminya yang tidak-tidak.
Sementara itu Soraya berlagak sok baik di depan kedua orangtuanya Gala.
"Perkenalkan, Aku Soraya Fernandes, calon menantu di rumah ini sekaligus calon ibu sambungnya Aluna!" Soraya sengaja berkata seperti itu agar Arsy tidak berharap lebih, dan ia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Tuan Dimitri yang mendengarnya, ia sangat muak.
Sedangkan Arsy, ia buru-buru meraih tangan Soraya dan ia juga memperkenalkan dirinya.
"Oh jadi kau si wanita penjual kue mochi itu kan, yang....?" seketika Soraya malah tertawa kecil, hampir saja ia keceplosan kalau Arsy adalah wanita yang cacat.
Sedangkan Tuan Dimitri, lagi-lagi ia di buat kesal atas sikap Soraya.
"Kenapa kau tidak melanjutkan perkataanmu itu Soraya?" tegurannya sembari menatap sinis ke arahnya.
Soraya tak habis pikir jika perkataannya yang barusan malah membuat calon Papah mertuanya tersulut emosi.
"T... Tidak kok Pah, aku tidak mengatakan apapun lagi!" Soraya langsung menundukkan kepalanya, sedangkan Nyonya Maria, ia tidak suka atas sikap Suaminya yang seperti itu terhadap calon menantunya.
"Pah, bersikaplah lebih lembut terhadap calon menantu kita!" ujar Nyonya Maria sampai merangkul Soraya yang terlihat murung.
Tuan Dimitri malah menatap dingin istrinya. "Kau bilang apa? Soraya calon menantu ku? Aku tidak setuju Sayang, Soraya adalah pilihanmu, tapi bukan pilihanku, biarkan putra kita yang memilih calon istrinya, kita sebagai orang tua tidak boleh egois!"
'Padahal aku sudah memiliki rencana untuk menjodohkan Arsy dengan Gala, aku pastikan kalian berdua akan menjadi pasangan suami dan istri, camkan itu baik-baik ! ' Janjinya dalam hati.
Tak lama acara ulangtahun pun dimulai, semua para tamu undangan dan juga keluarga di persilahkan untuk berkumpul di Aula dekat taman, dimana tempat itu sudah di sulap menjadi ruangan yang sangat indah, balon berwarna biru muda dan juga putih, telah menghiasi dinding dan juga plafon, aneka hiasan pesta ulangtahun sudah tertata rapih dan sempurna. Suara riuh anak-anak terdengar cukup nyaring, Aluna sengaja mengundang teman satu kelasnya beserta para orangtuanya. Aluna juga turut memperkenalkan Adnan kepada teman sebayanya.
Bahkan ada yang mengatakan jika Adnan sangat cocok menjadi kakaknya.
Aluna sempat di buat tertawa geli mendengar hal itu dari salah satu teman dekatnya.
Sementara itu, Arsy memperhatikan putranya dan juga Aluna, dari jarak yang tidak cukup jauh, ia duduk di atas kursi berwarna biru Arsy terlihat begitu anggun, dari jarak kejauhan rupanya ada seseorang yang diam-diam memperhatikan nya, dan orang tersebut adalah Gala, menurutnya hari ini Arsy cukup membuatnya terpana dan enggan untuk tidak terus menatapnya, Tuan Dimitri sempat memergoki sikap Putranya, ia tersenyum puas karena rencananya baru saja dimulai.
Kemudian Aluna duduk di kursi Sofa berwarna putih dan terlihat seperti putri kerajaan.
Acara tiup lilin pun dimulai, anak-anak sebayanya dan juga yang lainnya turut menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
Raut wajah bahagia Aluna tak bisa disembunyikan, baginya ini adalah hari ulangtahunnya yang sangat spesial sama halnya saat dirinya merayakan ulangtahunnya bersama dengan mendiang ibunya.
Selesai dengan acara tiup lilin, kemudian acara selanjutnya adalah sesi foto bersama keluarga dan juga tamu undangan.
Aluna yang saat ini ada di samping Papahnya, ia meminta Adnan dan juga Arsy untuk mendekat ke arahnya, Gala juga tidak protes sedikit pun, meskipun ia berwajah kecut, tapi ia seolah membiarkan Arsy dan Adnan mendekati putrinya.
Soraya sempat ingin menghampiri, ia tidak suka melihat Arsy dekat dengan Aluna apalagi Gala.
Namun aksinya keburu di cegah oleh Nyonya Maria.
"Kamu mau apa Soraya? Jangan buat keributan di sini? Apakah kau tidak takut kalau sampai suamiku murka padamu? Kesempatanmu untuk menjadi menantu di rumah ini bisa terancam!" Nyonya Maria mencoba memperingatkan.
Pada akhirnya Soraya memilih untuk mengalah, rahangnya menegang, giginya bergemelutuk.
"Baiklah Tante, kali ini aku mengalah!" Soraya mendengus muak, menatap menantang Arsy bahkan sampai berapi-api.
Kini Arsy dan Adnan berada di dekat Aluna, dan Aluna meminta tim Fotografer untuk segera mengambil gambar mereka berempat, senyum cerah mereka begitu terpancar saat sang fotografer berhasil mendapatkan gambar mereka.
Sempat ada salah seorang mengatakan bahwa pemandangan ini sudah seperti foto keluarga yang lengkap, Tuan Dimitri yng yang mendengarnya secara jelas, ia tersenyum puas.
"Wah, warna baju kalian bisa kompak ya, pantas saja hasilnya sangat bagus, cocok sekali menjadi keluarga yang berbahagia!" celetuk Arman sang Fotografer.
Arsy dan Gala baru menyadari bahwa mereka berdua memakai pakaian dengan warna yang sama, sama halnya dengan Aluna dan juga Adnan.
Arsy mengernyitkan kening, ia merasa ada sesuatu yang janggal, ia menjadi penasaran dengan seseorang yang telah mengirimkan gaun muslimah untuknya dan juga pakaian yang Adnan kenakan.
Bersambung...