Dia Suamiku, Bukan Ayah Pengganti

Akhirnya Kendra menyerah, dia tidak punya alasan lagi untuk membenci. Kendra memperhatikan saat Papanya berbicara, ada getir dan setetes cairan bening di ujung mata Papanya. Hal itu membuktikan jika memang semua yang diucapkan adalah kebenaran. Kendra menyadari jika selama ini Papanya hidup dalam bayang-bayang rasa bersalah terhadap Ibu adiknya.

"Baiklah, ayo kita legalkan perjanjiannya. Tapi, untuk Mama jangan libatkan kami dalam perseteruan kalian berdua. Aku dan adikku hanya korban. Papa bersalah karena menjadi alasan kehancuran masa depan seorang gadis. Tapi Mama juga bersalah karena tidak mau mendengarkan penjelasan Papa. Tolong, kali ini Papa harus bisa bersikap tegas terhadap Mama."

"Karena perceraian kalian menjadi pemicu lanjutan dendam yang ada di hati Mama terhadap Putri Papa. Memangnya siapa nama adikku? Apa aku mengenalnya?" Tanya Kendra penasaran.

"Jika Papa beritahu, kamu janji untuk tetap merahasiakannya dari Mamamu. Papa tidak ingin membahayakan keselamatannya, karena sampai sekarang pun dia belum tahu siapa Ayah kandungnya."

"Iya, aku janji." Tegas Kendra.

"Namanya Rosella, saudara tiri Rania. Apa kamu tidak tahu, Rania bukan anak kandung Raka Rahardian? Rania anak narapidana yang sudah hampir 10 tahun di Penjara. Sedangkan Rosella hamil dengan Rendra, tapi pernikahannya gagal karena Rania. Sekarang Rosella sudah dinikahi Rizal sang Penghulu." Ucap Papa Kendrick.

"Rosella? Musuh Rania?" Tanya Kendra.

"Bukan musuh, karena pada dasarnya Rania yang selalu menebar kebencian. Apalagi sejak Mamanya diceraikan dam Rania dicoret dari KK Rahardian. Rania pasti sedang memburu Rosella, bisakah kamu melindungi adikmu itu? Meskipun keluarga Rizal pasti tidak akan tinggal diam setelah kemarin Rania menculiknya." Ucap Papa Kendrick.

"Jadi..." Kendra menatap tak percaya.

"Ya, Rania bekerja sama dengan para preman untuk menculik Rosella. Dia membayar preman-preman itu dengan tubuhnya, karena dia sudah tidak punya uang untuk membayarnya. Rizal mengerahkan anak buah Narendra dan Galenka untuk menemukan Rosella. Hubungan Adhitama dan Narendra tidak pernah punya masalah selama ini."

"Tolong jaga hubungan baik dengannya. Meskipun untuk sementara kamu tetap harus menyembunyikan rahasia besar ini. Papa akan mengembalikan semua fasilitas, tapi apa kamu keberatan jika untuk sementara tinggal di Apartemen? Papa akan tetap memantau keadaanmu, tapi jika kamu tinggal di sini akan menjadi alasan Mama kamu untuk pulang dan tinggal."

"Papa malas ribut dengannya lagi. Mama kamu adalah wanita yang sangat egois, padahal apa kurangnya Papa selama ini. Bahkan demi menjaga perasaannya, Papa melakukan hal bodoh menjadi seorang pecundang sejati. Sudahi pembicaraan ini, ingat janjimu. Kita pergi ke kantor Pengacara Vano untuk melegalkan perjanjian kita." Ucap Papa Kendrick dengan tegas.

Usai dari kantor pengacara, Papa Kendrick memberikan satu unit apartemen. Tidak mewah tapi cukup nyaman untuk menjadi tempat tinggal Kendra. Karena Kendra memulai dari nol, maka dia hanya diberikan motor bukan mobil untuk kendaraannya bekerja. Meskipun begitu, Kendra sudah kembali mendapatkan kartu unlimited seperti dulu. Hanya saja semua dalam pengawasan.

"Sekali lagi Papa ingatkan kamu tentang kesepakatan dan perjanjian kita. Jangan pernah kamu berani melanggarnya, karena Papa tidak segan menuntutmu. Dan tetap waspada terhadap Mamamu, karena dia wanita ambisius yang selalu harus mendapatkan yang dimau. Apabila dia ingin kehancuran Rosella, Papa khawatir Mamamu berbuat nekat yang akan merugikan kita semua."

Malam kembali berganti pagi, hari ini Kendra bersiap untuk bekerja. Dia juga sudah mendaftarkan kuliah kelas karyawan, yakni jam malam. Tekad Kendra untuk berubah tinggi, dia menyadari kekeraskepalaan hanya menjadi bumerang yang merugikan dirinya sendiri.

Malam itu, usai kuliah Kendra nongkrong seperti biasa bersama Gangster yang sudah ada sejak SMA.

Lebih tepatnya Gangster Motor yang suka balap motor secara ilegal.

"Tumben bawa motor, kamu mau balap?" Tanya seorang teman Kendra.

"Gak, cuma pingin nongkrong saja. Udah lama aku gak ikut."

"Ya, sejak kamu bucin dengan wanita itu. Bagaimana sudah menikahinya?"

"Hufff... sudah tapi aku ceraikan. Ternyata dia Jalang. Nyesel aku."

"Dari dulu, kita sudah sering ingatkan kamu. Tapi cinta itu buta kan? Jangankan percaya, justru kamu ngamuk dikira kita fitnah."

"Iya, karena di depanku dia gadis lugu dan lemah lembut. Gak tahunya hanya sandiwara saja. Benar-benar menipuku mentah-mentah."

"Bukankah dia ngejar Rendra ya? Kok mau kamu ajak nikah?"

"Karena Rendra sudah jadi gembel. Dia diusir sama Penguasa Adhiguna."

"Tapi waktu itu kamu pun gembel kok dia mau dinikahi?"

"Karena aku paksa dan ancam. Sudahlah ngapain kita bahas dia. Aku pulang dulu ya, besok pagi harus kerja jadi OB."

"Serius kamu jadi OB? Gila!"

"Gpp, ini perjanjianku dengan Papa."

Karena merasa obrolan mereka gak guna, Kendra pun memutuskan pulang. Tapi, di jalanan dia bertemu dengan Rendra yang sedang makan di pinggir jalan seorang diri.

Kendra lalu turun dan menghampirinya.

"Kebetulan kita ketemu di sini. Ada yang ingin aku bicarakan." Ucap Kendra menatap datar Rendra.

"Tentang Rania dan juga bayinya."

"Aku tidak ada urusannya lagi." Ucap Rendra berusaha menghindari pembicaraan.

"Ada, supaya kamu tidak bego kayak aku sebelum tahu kebenarannya." Ucap Kendra lalu mengeluarkan ponselnya. Pertama dia menunjukkan buku nikah, kemudian akta cerai dan video. Banyak video sampai hasil DNA. Tujuannya membuat sadar, kalau mereka pernah gila karena satu perempuan.

"Bayi itu milikku, aku dan dia sepasang kekasih sejak dulu. Tapi Rania berambisi menghancurkan Rosella. Dia tidak ingin Rosella bahagia, dan semua yang menjadi milik Rosella berusaha dia rebut dengan cara apa pun, termasuk menjebakmu. Dan bodohnya lagi kamu percaya. Tapi, karena kamu kehilangan nama belakang membuat Rania pun membuangmu."

"Aku menikahinya, karena aku mencintainya. Tapi ternyata aku lebih bodoh daripada kamu Rendra. Dia Jalang, dan kemarin menculik Rosella yang sedang hamil itu dibantu oleh para preman dan sebagai bayarannya dia gunakan tubuhnya meskipun saat itu statusnya sudah menikah denganku. Tapi sekarang sudah aku ceraikan juga karena bayi itu keguguran."

"Jadi... Rosella." Rendra berkaca-kaca saat membicarakan wanita yang dicintainya. Wanita yang sedang hamil anaknya, tapi ditinggalkan di hari pernikahannya.

"Kamu pergi meninggalkannya demi Rania, dan saat itu juga dia menikah dengan Penghulu yang seharusnya menikahkanmu dengannya. Rosella sudah bahagia. Jangan pernah usik lagi kebahagiaannya. Karena kamu akan dapat masalah."

Inilah tujuan Kendra mengatakan kebenarannya. Supaya Rendra tidak mengusik adiknya. Cara melindungi secara tidak langsung, tapi langsung mengena pada masalahnya. Tapi, sepertinya justru Kendra membuat masalah baru untuk sang adik.

"Tidak... Rosella hanya milikku seorang. Tidak ada yang boleh merebutnya. Sekalipun sudah menikah dengan pria lain, aku akan mengambilnya lagi."

"Jangan gila Rendra, Rosella bukan barang yang bisa kamu buang lalu kamu ingin pungut lagi. Dia wanita yang punya perasaan, dan kamu sudah menghancurkan perasaannya. Kamu lebih memilih menemani Rania yang saat itu mengaku hamil anakmu dan percaya jika Rosella hamil dengan pria lain karena hasutan Rania. Itu kesalahanmu sendiri."

"Justru kebenarannya Rania hamil anakku, bahkan dia sudah tidak perawan saat pertama kali aku menyetubuhinya saat kita masih SMA dulu. Rania Jalang berkedok perempuan lembut, bukan hanya kamu. Tapi aku pun tertipu oleh tampang polosnya."

"Rosella hanya milikku, aku akan merebutnya dari Penghulu sialan itu."

"Dan ku akan menggagalkan rencanamu."

Bug

Kendra memberi bogem mentah, membuat Rendra yang belum siap jatuh tersungkur di aspal jalanan.

Perkelahian pun tidak dapat dielakkan, dari seorang yang pernah saling berebut Rania kini justru berebut Rosella dengan dua tujuan berbeda.

"Kenapa kamu juga menginginkan Rosella?" Teriak Rendra saat Kendra sekali lagi ingin memukuli wajah tampannya.

"Karena aku ingin melindunginya dari pria brengsek sepertimu." Balas Kendra.

"Jadi kamu sekarang beralih ingin memperistri Rosella? Wanita bekasku itu? Perempuan yang hamil darah dagingku? Cih... dasar kamu pemungut sampah."

Bug

Kali ini Kendra semakin memukuli Rendra dengan membabi buta. Tidak rela adiknya disebut wanita bekas, rasanya hatinya sakit mendengarnya.

Tunggu... Apa itu artinya Kendra mulai menyayangi adiknya? Anak haram. Begitulah dulu dia panggil Rosella. Tapi saat mendengar ada yang menjelekkan adiknya justru dia marah?

"Benarkah aku mulai menerima Rosella? Semudah itu menghadirkan namanya dalam hatiku meskipun belum saling kenal. Bahkan wajahnya pun aku sama sekali belum pernah melihatnya langsung."

Itulah yang dinamakan kasih sayang, hubungan darah yang lebih kental memang lebih cepat merasuk ke dalam hati sanubari akan kehadirannya. Apalagi setelah mendengar semua kisahnya. Kendra bertekad akan melindungi Rosella meskipun hanya dari jarak jauh.

"Jangan coba-coba merebut Rosella dari tangan Rizal Pratama, suaminya. Apalagi kamu tidak tahu identitasnya."

"Dia hanya seorang Penghulu biasa? Meskipun aku sudah bukan Adiguna. Tapi bayi itu tetap keturunanku. Hanya aku yang bisa memilikinya, Penghulu itu hanya menikahi Rosella karena waktu itu aku pergi. Tapi kini aku akan kembali aku akan rebut milikku lagi. Aku akan pulang ke rumah, dan minta Kakek mengembalikan posisiku."

"Dan aku orang pertama yang akan menghalangi niat busukmu itu. Kamu salah memilih lawan, Rendra. Keluarga Adiguna tidak ada apa-apanya jika empat keluarga bersatu. Kalian hanya akan jadi pecundang, pergilah tapi ingat aku memantaumu. Jangan berfikir untuk bisa menyentuh apalagi mengambil yang sudah kamu buang di hari pernikahan kalian."

Setelah mengatakan semua kalimat ancamannya, Kendra pun langsung melanjutkan perjalanannya. Pulang ke apartemen dan beristirahat.

Sedangkan Rendra menangis di trotoar, bukan hanya sakit seluruh tubuhnya. Tapi hatinya jauh lebih sakit.

"Benar, andai aku tidak bodoh. Andai aku mendengar nasihat Kakek. Wakti itu aku membela Rania, wanita busuk yang merusak segalanya."

"Tunggu... Jadi ini yang selalu Kakek bilang, jika aku tahu kebenarannya, aku pasti akan menyesal? Dan Kakek benar, aku menyesal. Melepas wanita yang aku cintai, demi seorang Jalang hina murahan. Tidak... Tidak... Rosella hanya milikku. Pasti dia juga masih mencintaiku. Apalagi di antara kami ada pengikat yang tidak bisa putus."

"Ya... Anakku... Benihku ada di rahim Rosella, dan Penghulu itu datang hanya sebagai Ayah Pengganti. Karena yang sebenarnya, akulah Ayah kandungnya, Ayah satu-satunya yang akan tertulis di Akte Kelahirannya. Ya... Begitu... Aku yakin Kakek akan membantuku mendapatkan Rosellaku kembali. Hahaha... Rosella kamu hanya milikku." Rendra menangis dan tertawa bersamaan.

Jiwa pria tampan itu terguncang, penyesalan dan cinta yang begitu dalam membuatnya tidak terima Rosella telah menikah dengan pria lain.

Lantas, apakah Rosella bersedia menerima Rendra kembali dan meninggalkan Rizal?

VISUAL

Rosella Rahardian (20 tahun)

Rizal Pratama (30 tahun)

Kendra Adhitama (22 tahun)

Rendra Adiguna (23 tahun)

Rania (22 tahun)