Berliana dan Exsel dulunya adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Sebuah insiden terjadi, hingga muncul kesalahpahaman diantara mereka.
Masing-masing saling membenci dan mengelak rasa sayang yang masih sama meskipun 5 tahun telah berlalu.
Dengan status dan kekuasaan Exsel, sangat sulit bagi Berliana untuk bisa lepas dari genggaman Exsel.
“Bagiku tak ada kata kembali! kaca yang pecah tak akan bisa memantulkan bayangan seperti semula.” ~Berliana
“Rasanya sulit melepaskan wanita itu, sekalipun dia yang salah. Kenapa?” ~Exsel
Jadi sebenarnya siapa yang salah? dan siapa yang benar?
Hingga perlahan-lahan kebenaran mulai terungkap, kesalahpahaman pun mulai terpecahkan. Hingga pada akhirnya menunjukkan Berliana tidak bersalah. Lalu bagaimana cara Exsel menebus kesalahpahaman itu pada sosok Berliana yang masih dicintainya?
Dan bagaimanakah sikap Berliana yang akan membalas ketidakadilan yang ia terima pada musuh-musuhnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ArumSF, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flashback end
“Maksud Tante apa? ini memang anak Exsel!” tegas Berliana tak terima dengan segala macam tuduhan Audya padanya.
Tapi tidak lama turun seorang perempuan yang sepertinya sedang hamil. Usia kandungannya pun seperti berusia 7 bulan.
“Chelsea?”
Berliana sedikit terkejut dengan keadaan Chelsea saat ini. Bagaimana bisa Chelsea hamil? siapa yang telah membuatnya hamil? bukankah Chelsea belum pernah menikah?
“Ini anak Exsel.”
Mendengar itu Berliana sontak langsung terkejut. Ia tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Chelsea.
“Jangan mengada-ada!”
Berliana percaya jika Exsel bukan orang yang seperti Chelsea tuduhkan. Laki-laki itu seperti tidak pernah menyentuh wanita selain dirinya.
“Kamu nggak percaya? butuh bukti?” ledek Chelsea.
Chelsea melepaskan cincin nikah yang sebenarnya Exsel beli untuk dipakai oleh Berliana. Tapi Audya justru malah memberikan itu pada Chelsea untuk dipakai.
Audya percaya dengan ucapan Chelsea yang mengatakan jika dirinya sedang hamil anak Exsel. Mendengar kehamilan itu bahkan Audya sudah menyiapkan pernikahan untuk yang terbaik untuk Chelsea nantinya.
“Ini segala persiapan resepsi yang telah dipersiapkan oleh Exsel untuk menikah denganku,” ujar Chelsea menunjukkan segala persiapan pernikahan para Berliana.
Padahal rencana pernikahan itu sudah dipersiapkan oleh Exsel sesuai dengan selera Berliana.
Cincin yang berwarna silver, karena Berliana lebih suka warna silver dibandingkan warna emas, dengan disertai taburan Berlian kecil yang terlihat mewah.
Dress putih dengan dekorasi pernikahan sederhana tapi terlihat sangat berkelas. Serta ada tanda tangan Exsel dan ucapan terimakasih yang di tulis oleh laki-laki itu di salah satu souvenir pernikahan.
Tulisan dan tanda tangan itu memang asli, karena Berliana tahu betul dengan tulisan Exsel yang indah dan khas.
Terdapat hampir seratus ucapan terimakasih serta beberapa kalimat kata yang ditulis Exsel secara langsung. Seakan ingin menunjukan betapa effortnya Exsel akan pernikahan itu.
“Nggak, nggak mungkin.”
Mengepal tangannya kuat. Berliana yakin jika itu seharusnya Exsel siapkan untuk menikah dengan dirinya. Tapi kemana laki-laki itu? kenapa tak pernah Berliana lihat?
“Nggak mungkin gimana! ini jelas undangan yang telah dibuat oleh Exsel langsung.”
Chelsea menyodorkan undangan yang tertera atas nama dirinya dan Exsel. Padahal undangan itu dipersiapkan oleh dirinya dan Audya secara mendadak.
Tidak tahu kapan Exsel akan sadar dari koma. Tapi mereka yakin akan menyingkirkan Berliana dari hidup Exsel.
‘Kemungkinan besar jika Exsel nanti sadar, ia akan mengalami hilang ingat. Lebih baik aku yang nantinya akan menggantikan posisi Berliana. Toh nanti Exsel mungkin tidak akan pernah ingat dengan Berliana.’
Karena diagnosa dokter yang mengatakan jika mungkin Exsel mengalami hilang ingatan. Dan sulit untuk bisa kembali pulih. Chelsea akan memanfaatkan itu untuk merebut Exsel dari Berliana.
“Bohong!” Berliana tetap mengelak. Ia membuat undangan itu begitu saja.
Ditengah suasana itu hujan deras datang. Audya lalu langsung menyuruh Chelsea untuk segera masuk ke dalam mansion.
Sementara Berliana yang tak percaya tetap berdiri kukuh dengan air hujan yang mulai membasahi seluruh tubuhnya.
“Tante, tolong izinkan aku ketemu Exsel sekali. Kalau memang Exsel bener ingin menikah dengan Chelsea, harus laki-laki itu yang ngomong langsung padaku apa alasannya,” ujar Berliana terisak.
Matanya kabur karena air mata. Sampai Berliana hanya pasrah saat beberapa bodyguard mendesak dirinya untuk segera berjalan keluar.
“Brengsek! laki-laki sialan!”
Berliana terus mengumpat sambil berjalan keluar dari gerbang mansion.
“Kalau memang nggak mau nikah sama aku setidaknya katakan saja alasannya. Nggak perlu menghindar kayak gini, dasar pembohong!”
Karena Berliana tidak terlalu fokus saat menyeberang. Dirinya tak sadar saat ada motor mengarah ke arahnya. Padahal beberapa bodyguard berusaha berteriak menyadarkan Berliana.
Sayangnya guyuran hujan membuat suara terasa redam.
Brukkk
Sebelum sempat menoleh Berliana sudah terlebih dahulu tertabrak. Beberapa bodyguard yang awalnya hendak menolong Berliana mereka yang kalah cepat dengan kecepatan motor hanya bisa menghampiri Berliana yang sudah tak sadarkan diri.
Darah merah merembes keluar dengan sangat deras, disertai air hujan yang juga bertambah deras. Air hujan yang berada disekitar Berliana perlahan berubah menjadi merah darah.
“Coba kamu ngomong ke nyonya Audya untuk meminjamkan mobilnya. Biar nanti aku yang akan mengantarnya ke rumah sakit.”
Beberapa saat bodyguard yang menemui Audya kembali dengan lesu.
“Tidak bisa.”
Beruntungnya setelah bodyguard tadi mengatakan itu, berhenti mobil di depan mereka. Dan tak lama keluar Madam Zoya dari dalam mobil.
“Dasar keluarga sialan! beraninya membuat anakku seperti ini. Pak tolong bantu bawa ke dalam.”
Madam Zoya yang sudah menganggap Berliana seperti anaknya tidak pernah menyangka dengan keadaan dan kondisi Berliana saat ini.
“Maaf, anaknya tidak bisa kami selamatkan.”
Perkataan dokter yang seakan seperti sebuah bom ditelinga Madam Zoya.
“Mohon tanda tangani proses pengangkatan bayi karena bayinya memang sudah tidak bernyawa dari dalam perut.”
Madam Zoya bingung dan tak tahu harus bagaimana.
“Ini demi keselamatan ibunya. Dia masih bisa memiliki anak hanya saja perlu perawatan ekstra setelah kejadian ini.”
Beberapa Minggu telah berlalu.
Exsel akhirnya sadar.
Dan tidak seperti yang diharapkan oleh Chelsea. Exsel justru mengintat semua tentang Berliana tanpa ada yang terlupakan.
Laki-laki itu berusaha menemui Berliana meski beberapa kali Berliana menolak.
“Dimana anak saya?” itu yang pertama kali Exsel tanyakan pada Berliana.
Mendengar pertanyaan itu Berliana merasa tersinggung seakan Exsel hanya menjadikan dirinya sebagai mesin pembuat bayi.
“Sudah saya gugurin. Saya tidak menginginkan anak itu!” acuh Berliana pada Exsel tanpa berniat untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi.
“Apa karir lebih penting daripada anak kamu sendiri?”
“Tentu, karir segala-galanya.”
“Memang apa yang tidak bisa saya penuhi untuk kamu? bukankah harusnya kamu merasa beruntung hanya saya minta untuk mengandung dan melahirkannya. Sisanya akan saya penuhi!” tatapan Exsel terlihat sangat kecewa dan marah.
Rasa sayang dan cinta itu tetap terlihat nyata. Meski Exsel menganggap Berliana salah, ia tidak bisa dan tidak akan tega berbuat kasar pada Berliana.
Kalau begitu minta orang lain untuk hamil anak Anda. Bukankah saat ini Chelsea juga sedang mengandung anak Anda?
Sejak hari itu kesalahpahaman yang awalnya kecil. Karena ego dan perasaan saling merasa tersakiti membuat mereka enggan untuk menyelidiki kejadian sebenarnya yang telah terjadi.
Dan Chelsea yang takut dengan kebenaran jika Exsel tidak mengalami lupa ingatan. Ia dengan nekat malah menggugurkan anaknya di saat dia sebentar lagi akan melahirkan anaknya itu.
Efron yang sebenarnya tidak pernah membayangkan jika Chelsea akan dengan tega menggugurkan bayi mereka. Tiba-tiba dia merasa sangat membenci Chelsea dan ... Exsel.
Baginya Exsel lah yang menjadi alasan Chelsea nekat menggugurkan bayinya. Obsesi Chelsea pada Exsel membuat wanita itu terlihat seperti orang gila di mata Efron
Flashback end.