Setelah kematian ayahnya, Renjana Seana terombang-ambing dalam kehidupan tak terarah, gadis yang baru menginjak umur 20 an tahun dihadapkan dengan kehidupan dunia yang sesungguhnya disaat ayahnya tidak meninggalkan pesan apapun. Dalam keputusasaan, Renjana memutuskan mengakhiri hidupnya dengan terjun ke derasnya air sungai. Namun takdir berkata lain saat Arjuna Mahatma menyelamatkannya dan berakhir di daratan tahun 1981. Petualangan panjang membawa Renjana dan Arjuna menemukan semua rahasia yang tersimpan di masa lalu, rahasia yang membuat mereka menyadari banyak hal mengenai kehidupan dan bagaimana menghargai setiap nyawa yang diijinkan menghirup udara.
by winter4ngel
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyu Ela Safitri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jatuh cinta yang seharusnya
Jatuh cinta itu perkara mudah, cinta itu bisa datang kapan saja, tapi tidak semua cinta bisa datang seenaknya saja. Kesulitan dari mencintai adalah dua hati dan hati lainnya yang belum tentu berkenan untuk melakukan hal sama. Mencintai Sendu adalah perkara yang mudah, nyatanya Sadewa jatuh hati padanya pada pandangan pertama, Sadewa berusaha mengklaim Sendu sebagai gadis incarannya dengan meminta Sendu secara langsung sebagai calon istrinya pada orang tua gadis itu.
Tapi keadaan telah berubah, kepercayaan kedua orang tua Sendu mungkin akan memudar karena kabar pernikahannya dengan Kirana, walaupun Sadewa bisa menjelaskan namun semuanya akan semakin rumit dan orang tua mana yang rela melepaskan putrinya pada orang pembangkang seperti Sadewa yang meninggalkan kedua orang tuanya.
Sadewa berdiri di depan rumah Arjuna dan Renjana, rumahnya nampak sunyi, pintunya terbuka setengah tapi seperti tidak ada orang didalamnya. Hingga terlihat Renjana yang keluar dari dalam rumah sambil membawa buku. Pandangan mereka bertemu, hampir saja Sadewa berbalik meninggalkan depan rumah itu, tapi terburu Renjana memanggilnya.
“Apa yang anda lakukan disana.” Renjana menuruni beberapa anak tangga menghampiri Sadewa yang berada di jalanan depan rumahnya.
“Saya-.”
Ini sudah hari ketiga setelah Sadewa datang kerumah itu untuk mengundang Renjana dan Arjuna datang ke pernikahannya.
“Masuk saja, ayo. Mas Juna ada di belakang, nanti saya panggilkan.” Ajak Renjana di ikuti Sadewa di belakangnya.
Renjana sudah curiga kalau ayahnya meninggalkan rumah mengingat dia tidak membawa sepeda, hanya membawa tas saja.
“Saya duduk disini saja, tidak perlu masuk ke dalam.”
“Baiklah. Sebentar.” Renjana masuk kedalam rumah, menghampiri Arjuna yang berada di belakang rumah sedang mengurus para tanaman yang mulai tumbuh.
“Ada ayahku.” Ucapan Renjana membuat Arjuna menoleh kebelakang.
“Dimana? Kenapa?.”
“Didepan, aku pikir pernikahannya gagal.”
“Benarkah? Baguslah kalau begitu.” Arjuna berdiri dan mencuci tangannya kemudian berjalan masuk kedalam rumah dan keluar lagi menuju ke teras depan. Disana memang ada Sadewa yang sedang duduk resah, jika di pikir-pikir lagi, wajah resah Sadewa sangat mirip dengan Renjana.
“Sudah lama?.” Arjuna menghampiri Sadewa dan duduk di sebelah pria itu, kursi panjang yang cukup nyaman tanpa meja dan hanya pembatas teras berjarak tidak lebih dari satu meter. Jika duduk disana tidak akan terlihat dari jalanan depan karena tingginya tanaman dan menutupi teras.
“Tidak, Maaf mengganggu kegiatan anda.”
“Tidak masalah, saya sedang ada yang datang ke rumah.”
“Terimakasih sudah banyak membantu saya.”
“Apakah ada masalah lain? saya sudah pernah bilang bahwa anda sangat mirip dengan saudara istri saya, kami sangat menghargai anda lebih dari apapun, sehingga sebisa mungkin kami akan membantu jika ada masalah.”
“Terimakasih, saya memutuskan membatalkan pernikahan saya dengan Kirana.”
Renjana datang dengan minuman berada di nampan, gadis itu membawa dua minuman yang dia buat dan meletakkan di antara Sadewa dan Arjuna duduk.
“Itu bagus.” Ucap Renjana tanpa sadar membuat Sadewa dan Arjuna menoleh ke arahnya, terutama Arjuna yang tidak nyaman. “Maksud saya, anda menyukai Sendu, anda cocok dengan Sendu, jadi-.”
“Istri saya lebih suka hubungan anda dengan Sendu, kami akan membantu jika anda butuh apapun.” Arjuna mengambil tangan Renjana dan membawanya ke pangkuannya sambil mengusap lembut.
Renjana hanya ikut tersenyum, mengurangi kecurigaan Sadewa tentang mereka berdua. Sadewa menganggukkan kepala seakan mengerti yang dikatakan Arjuna, tidak ada pilihan lain selain meminta bantuan kepada pasangan itu, Sadewa adalah salah satu orang yang enggan memulai pertemanan, terlalu takut menemukan orang-orang yang akan mengkhianatinya di kemudian hari.
Tapi bagi Renjana tidak, ayahnya adalah sosok social butterfly, banyak mengenal orang, cepat akrab dengan orang yang baru pertama ditemui, setidaknya bagi Renjana dia adalah orang yang paling menyebalkan saat bertamu di rumah kerabat karena tidak kunjung selesai perbincangannya.
“Saya sudah meminta bantuin kepada guru yang banyak mengajari saya mengenai ilmu agama, dia yang akan membantu saya melamar Sendu.” Jelas Sadewa dengan jujur.
“Bagaimana keluarga anda? Mereka tidak akan menemani anda?.” Pertanyaan Renjana dijawab anggukan oleh Sadewa, walaupun Sadewa tersenyum tapi Renjana sangat tahu dalam lubuk hatinya menginginkan yang seharusnya dilakukan oleh orangtua pada anak mereka.
Bukannya menaruh kasihan pada Sadewa, Arjuna malah memperhatikan Renjana. Rasa kecewa itu pasti hadir dalam diri Renjana selaku cucu dari nenek dan kakeknya, pasangan yang pernikahannya tidak direstui, walaupun Renjana memang sudah tahu perihal itu tapi tetap saja berbeda rasa saat melihatnya secara langsung kejadian itu ketimbang dari sebuah cerita.
“Kami akan menemani anda melamar Sendu, apakah itu boleh?.” Ijin Renjana, seakan gadis itu baik-baik saja saat ini.
“Boleh, tentu saja boleh, saya sedang kalian datang membantu saya padahal saya banyak menyusahkan.”
“Tidak, kami senang melakukannya.” Jawab Arjuna, “Anda akan pergi kemana?.” Melihat tas berisi pakaian milik Sadewa, Arjuna hanya berpikir pasti Sadewa meninggalkan rumah.
“Saya akan tinggal di pondok sebelum menikahi Sendu, saya akan meminta izin menikah sekaligus tinggal disana, karena saya tidak mungkin kembali kerumah setelah menikah dengannya.”
Renjana juga tahu mengenai fakta bahwa ayahnya tinggal di keluarga ibunya setelah menikah karena tidak ingin ibunya kesulitan karena beberapa orang yang mungkin tidak menyukai hubungan mereka, terutama keluarga ayahnya. Sebagian orang memang ditakdirkan menjadi other cast untuk membuat female lead menderita secara tidak langsung, Renjana memahami itu saat mendengar cerita yang ibunya katakan. Banyak hal yang mungkin membuat Renjana kesal saat mendengarnya secara langsung, tapi Sendu bahkan memiliki reaksi yang sangat positif hingga membuatnya banyak bertanya sebenarnya hati ibunya terbuat dari apa sehingga bisa selembut itu.
“Jika anda butuh tempat tinggal, bisa tinggal dengan kami. Kebetulan rumah ini punya banyak kamar yang kosong, jadi mungkin anda bisa tinggal. Disini akan lebih dekat dengan Sendu ketimbang lokasi tujuan anda.” Ucapan Arjuna membuat Renjana menoleh, Renjana tidak berpikir jika ayahnya akan tinggal bersamanya di tempat ini, yang otomatis dia tidak bisa bergerak bebas sebagai Renjana biasanya.
Sedangkan Arjuna berpikir untuk membuat Renjana bahagia karena bisa bertemu dengan ayahnya kapan saja mengingat Sadewa adalah sosok yang sangat Renjana rindukan selama ini.
“Apa?.” Sadewa masih bingung dengan keadaan sekarang, dia sudah banyak merepotkan Renjana dan Arjuna, jika ditambah tinggal disini akan menjadi sangat menyusahkan lagi. “tidak perlu, saya bisa-.”
“Tidak apa, anda bisa tinggal bersama kami.” Lanjut Renjana sambil tersenyum pada Sadewa.
“Kami boleh memaksa kan?.” Tanya Arjuna sambil tertawa kecil, berharap Sadewa tidak sungkan menerima tawaran mereka berdua.
“Saya akan menyiapkan kamar anda.” Renjana beranjak dari duduknya, tanpa persetujuan Sadewa, karena Arjuna pasti bisa membujuk Sadewa untuk tinggal.
Renjana langsung masuk kedalam kamarnya, memasukkan semua pakaiannya ke dalam keranjang, bukan hanya pakaiannya, tapi juga barang-barangnya, lalu memindahkan ke kamar Arjuna semuanya. Mungkin Arjuna belum berpikir sampai sana, bahwa jika Sadewa tinggal disini maka sudah seharusnya pasangan suami istri berada di kamar yang sama. Seharusnya Arjuna dan Renjana satu kamar, dan pilihan Renjana adalah pindah ke kamar Arjuna mengingat dia sendiri yang tahu barang-barangnya yang harus di pindah ketimbang barang-barang milik Arjuna.