DINIKAHI PAKSA DOKTER KANDUNGAN KU

Keesokan harinya, setelah sarapan Lusi diajak mengobrol lagi oleh Jugos diruangan kerja.

Jugos ingin memastikan lagi bahwa keinginannya ini tidak menyakiti putrinya.

"Bagaimana? Kamu ingin berubah pikiran, sayang?" tanya Jugos.

"Tidak, pi. Aku dengan senang hati akan membantu papi mendapatkan apa yang papi inginkan" jawab Lusi.

Jugos pun tersenyum lega.

"Yaudah. Tunggu disini, aku akan menelepon Ollar didepanmu" ucapnya sambil menekan panggilan menggunakan ponselnya.

Ia speakerlah panggilan itu.

"Selamat pagi, kakak ipar" sapa Ollar.

"Pagi, adik ipar. Maaf menelepon mu pagi pagi lagi" sahut Jugos.

"Tidak perlu meminta maaf jika meneleponku, aku tidak merasa keberatan sama sekali. Bagaimana soal penawaran Betrand? Apakah bisa kamu terima?" tanya Ollar.

"Ya, aku meneleponmu untuk membahas itu. Putriku berbaik hati menerima pernikahan dengan putra dari keluarga Pedros" jawab Jugos.

"Wah, keponakanku akhirnya menikah juga! Aku sangat senang mendengarnya, kakak ipar. Keluarga Betrand akan senang mengetahui kabar ini. Aku dapat info jika mereka sudah berada di Madrid, untuk liburan katanya sekaligus jika kalian sudah sepakat bertemu akan lebih mudah dilakukan" ujar Ollar.

"Tepat sekali waktunya. Aku sih tidak ingin buru buru, tergantung Lusi senyamannya saja kapan untuk berkenalan dengan putra keluarga Pedros. Jika kamu tidak keberatan apakah aku bisa meminta nomor teleponnya Betrand? Aku ingin langsung membicarakan ini padanya agar tidak mengganggu mu juga" sahut Jugos.

"Boleh boleh..aku kirimkan melalui pesan kontak nomornya" ucap Ollar.

"Makasih ya adik ipar. Kamu sangat berjasa dalam kerjasama ini. Aku tidak akan melupakan kebaikanmu" ujar Jugos.

"Santai saja, aku benar benar bahagia bisa menjadi mak comblang antara dua keluarga hebat lintas negara ini" balas Ollar.

Lalu panggilan ditutup saat mereka sepakat mengakhiri.

Tak lama kemudian, Jugos menerima pesan berisi nomor telepon Betrand.

"Papi mau menghubunginya sekarang?" tanya Lusi.

"Ya. Tau sendiri papi tidak suka menunda nunda pekerjaan" jawab Jugos lalu langsung menekan panggilan ke nomor itu.

Tidak lama berdering panggilan terhubung.

"Selamat pagi, Dokter Betrand. Perkenalkan saya Jugos, mantan direktur perusahaan Vanholand yang berminat untuk membeli saham rumah sakit Internasional Madrid yang anda miliki" sapa Jugos dengan cukup jelas.

"Aah,, Tuan Jugos..Selamat pagi, terima kasih sudah menghubungi saya dulu. Jujur saya ingin menghubungi anda lebih awal kemarin namun takutnya anda salah paham dengan niat saya ini" sahut Betrand.

"Tidak masalah, Dok. Saya tau etika berbisnis jika melalui perantara" ucap Jugos.

Tanpa mereka masing masing tau, disisi Jugos ada Lusi dan disisi Betrand ada 3 wanita serta 1 pria yang ikut mendengarkan percakapan ini.

"Terima kasih atas pengertiannya. Jadi bagaimana dengan tawaran yang saya berikan apakah disetujui?" tanya Betrand.

Jugos menatap wajah Lusi sebelum menjawab. Saat putrinya memberikan senyuman tulus dan kedipan mata bertanda setuju maka ia pun menjawab.

"Ya, Dok. Saya menyetujui penawaran ini untuk menjodohkan putra putri kita. Putri saya setuju untuk menikah dengan putra anda" jawab Jugos.

Betrand, Vina, Gina, Greta terlihat bahagia. Beda dengan Gasan yang masih memberikan ekspresi datar.

"Dia menerima karena belum tau siapa yang akan dia nikahi. Pasti dia akan mengamuk" batinnya.

"Wah kabar ini sangat membahagiakan untuk keluarga kami, Tuan Jugos!" seru Betrand tidak bisa menyembunyikan antusias nya.

"Kami akan segera kerumah anda sore ini jika diizinkan. Jika anda sudah mendengarkan informasi dari Dokter Ollar, maka anda sudah tau jika saya dan keluarga sudah berada di Madrid untuk berlibur. Jaga jaga juga jika penawaran saya disetujui. Ternyata takdir Tuhan benar benar terbaik" lanjutnya.

Seketika Jugos menatap wajah Lusi yang juga terkesan kaget.

Secepat ini kah pernikahan bisnis.

"Eh..sebentar Dokter Betrand. Saya harus membicarakannya dengan keluarga dulu" balas Jugos.

"Oh iya, tidak masalah. Saya juga akan menyiapkan perjanjian transaksi jual beli saham rumah sakit internasional madrid dengan pengacara. Tolong saya dikabari secepatnya ya" sahut Betrand.

"Baik, Dok. Akan saya beri kabar secepatnya" ujar Jugos.

"Oh ya, Tuan Jugos, bagaimana jika kita memanggil langsung nama saja? Agar terkesan memiliki hubungan baik tidak sekedar bisnis" saran Betrand.

"Boleh..saya akan memanggil anda Betrand dan anda bisa memanggil saya Jugos" sahut Jugos.

"Yaayaa bagus jugaa panggilan santai ini. Biar tidak tegang hahaa" canda Betrand.

Lalu panggilan diputuskan saat sudah sama sama sepakat mengakhiri.

Jugos langsung berbicara dengan putrinya.

"Bagaimana? Kamu siap jika sore ini bertemu dengan mereka?" tanyanya.

"Cepat atau lambat pasti bertemu. Jadi bukan masalah jika nanti sore mereka datang kesini" jawab Lusi.

"Kamu terlihat santai dengan pernikahan ini. Papi kira kamu belum siap menikah sayang jadi papi juga tidak pernah mencarikan pasangan untukmu. Papi yakin kamu pasti mendapatkannya di waktu yang tepat" sahut Jugos.

"Aku cukup lelah dengan omongan kakek dan nenek soal segera menikah, Pi. Yang meskipun aku tidak sekesal itu mendengarnya namun jika kupikir pikir lagi, mereka ingin melihat ku menikah di usia senja" ujar Lusi.

Jugos tersenyum lebar mendengarnya.

"Ya, mereka sangat ingin melihatmu menikah. Kamu cucu pertama mereka" ucap Jugos dan Lusi membalas dengan senyuman.

"Baiklah, aku akan membicarakan inu kepada ibu serta kakek nenekmu. Jaiden juga sedang dirumah jadi sekalian semuanya mendengarkan berita ini" lanjut Jugos kemudian.

"Aku akan keluar rumah setelah ini, Pi. Segera hubungi aku jika keluarga Betrand jadi kerumah sore ini" sahut Lusi.

"Oke..papi akan segera menghubungi mu. Hati hati dijalan" ujar Jugos.

Lalu keduanya keluar ruangan.

Lusi kembali ke kamarnya sedangkan Jugos berjalan ke ruangan keluarga.

Belum saja Jugos mengatakan berita pernikahan Lusi dan putra dari keluarga Pedros, putrinya sudah turun dari kamar dan berpamitan pada mereka semua.

"Mau kemana dia, sayang?" tanya Lumbar.

"Mau keluar katanya. Biarkan saja, namanya juga wanita lajang. Masih bebas kesana kemari sebelum jadi istri orang" jawab Jugos seperti memberi kode kepada semuanya.

"Apa maksud papi, dengan mengatakan sebelum jadi istri orang?" tanya Jaiden sangat peka dengan kode itu.

"Kakakmu akan menikah dengan putra keluarga Betrand. Dia setuju untuk menikah" jawab Jugos dengan sumringah seperti respon Kakek Uron dan Nenek Deby.

Berbeda dengan respon Lumbar dan Jaiden yang tidak suka mendengarnya.

"Apa yang papi lakukan? Apakah Lusi benar benar mau menikah sekarang?" tanya Lumbar penasaran.

"Aku tidak mengira kakak mau dijodoh jodohkan seperti ini" sahut Jaiden.

"Iya, Lusi yang mau sendiri sayang. Katanya ingin menikah disaksikan oleh kakek dan neneknya" ujar Jugos.

Kakek Uron dan Nenek Deby pun semakin bahagia mendengarnya.

"Aku sangat bahagia bisa melihat Lusi menikah" celetuk Deby.

"Benar..aku akan menjadi kakek yang bangga melihat cucunya sampai di pelaminan" sahut Uron.

Melihat respon orang tuanya itu Jugos semakin bahagia meskipun belum menceritakan bahwa pernikahan ini adalah pernikahan bisnis. Ia merasa belum tepat untuk mengatakan itu.

Bisa saja Jugos dikira menjual anak sendiri hanya demi saham. Ya memang benar sih hehe 🤭

Namun atas persetujuan putrinya jadi bisa dibilang tidak memaksa.

Lumbar pun melihat kedua mertuanya jadi menyampingkan kekhawatirannya terhadap kondisi kehamilan putrinya yang belum diketahui keluarganya yang lain.

Jika Jugos tau pasti ada perang dirumah ini.

Lumbar ingin mengamati kondisi dan mempercayakan keputusan kepada sang putri sepenuhnya.

"Semoga kamu baik baik saja sayang. Semoga kamu memutuskan apa yang menurutmu memang terbaik. Mami sangat yakin kamu memutuskannya dengan pertimbangan" batinnya.

Lalu Jugos pun memutuskan untuk menerima keluarga Betrand berkunjung kerumahnya sore ini.