NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Pria Desa Kabut Surem

Misteri Kematian Pria Desa Kabut Surem

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Dendam Kesumat / Tumbal
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Juniar Yasir

“Arghhhhkkkk mayaaaat!!!’’


Tumini yang sedang mencari rumput untuk makanan ternaknya, tiba-tiba saja mencium aroma busuk dari sekitarannya. Dia yang penasaran meski takut juga memberanikan diri masuk ke kebun lebih dalam.

Saat asik mencari sumber bau busuk, Tumini di buat shock berat karena melihat mayat yang menggantung di pohon cengkeh.

Bagian dada kiri terdapat luka bolong lumayan besar, bagian kaki terus mengucurkan darah, mayatnya juga sudah tidak di kenali.



Apa yang terjadi di kampung Kabut Surem? akankah kematian misterius bisa terpecahkan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Juniar Yasir, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mendapatkan Bidara

Ambar saat ini sedang menuruni bukit, Dirinya akan menuju telaga yang di maksud Wanita bercadar. wanita ini juga turut serta, tak mungkin membiarkan Ambar pergi ke telaga seorang diri. Selain tidak tau jalan, akibat peta yang hancur oleh Genderuwo, bisa-bisa nanti Ambar juga akan dimangsa penunggu di telaga itu. Meskipun hidup dan di besarkan oleh kakek harimau, tapi jiwa manusia wanita cadar tetap lah ada. Karena Dirinya ada campuran darah manusia juga.

“Ini masih lama?’’ tanya Ambar yang sejak tadi hanya diam.

“Sebentar lagi. Ingat! Penunggu telaga itu akan menggodamu dengan ketampanannya. Kau jangan sampai tergoda pula’’ wanita cadar memberi peringatan.

“Kata mu seram dan bisa memangsa, tapi kenapa malah menggoda? Tampan pula. Aku sih jika yang tampan jelas yes!’’ balas Ambar malah senang juga, karena tak perlu takut saat tiba di telaga nanti.

“Kau fikir memangsa harus dengan di makannya? Pendek sekali akal mu itu, gayanya aja dari kota, tapi otak lebih pintar monkey’’ wanita cadar tersenyum miring

“Eh, kok pintar bahasa inggris juga ternyata?!’’ Ambar kaget juga ini.

"Gini-gini aku juga pernah sekolah SMA’’ ujarnya tanpa menoleh.

“Oh ya? Kok itu Ferdi dan Yuda nggak kenal sama kamu?’’ Ambar malah kepo.

“Ya iya lah. Kan aku sekolah ghoib’’ jawab cadar merah menahan tawa. Senang sekali menggoda Ambar yang penakut ini.

Ambar tak lagi menanggapi, bisa-bisa dirinya jadi setres bisa meladeni wanita cadar merah ini. Dalam sikap keras dan dinginnya itu, terkadang ada gilanya juga apabila kambuh.

Dari kejauhan tampak sinar rembulan menyinari telaga yang jernih itu. Ambar di buat melongo, ternyata dalam hutan begini ada tempat seindah ini. Bahkan tidak bisa diucap dengan kata saking indahnya. Ambar melangkah pelan mendekati telaga, lalu berdiri di di dekatnya, melihat bayangan dirinya begitu jelas dalam air yang jernih ini. Padahal malam, tapi saking jernihnya wajahnya terlihat jelas sekali seperti bercermin.

“Jangan lama-lama, kau fikir itu kamar dan meja rias mu?!’’ tegur wanita cadar.

“Kau ini selalu aja apa yang ku lakukan salah dimatamu’’ Ambar sewot sekali tapi tak urung mundur juga.

“Btw, nama mu siapa? Nggak lucu kan nanti aku panggil cadar?!’’ ucap Ambar santai. wanita cadar langsung menatap tajam, Ambar hanya menyengir saja.

“Sekar wengi’’ balasnya dingin.

“Nah kembali ke mode misterius nya. Itu kok nama serem ya ujung nya?’’ Ambar merinding juga mendengar nama yang aneh di telinga.

“Maksudmu nama pemberian kakek ku horor gitu?’’ Sekar lama-lama darah tinggi juga meladeni Ambar yang makin kepo ini.

"Eh anu, nggak.’’ Ambar langsung nyengir.

.

“Kenapa kalian mengganggu istirahat ku?!’’ terdengar suara dari dalam air.

Ambar kaget bukan kepalang jadinya melihat pria bertubuh biaya itu, sedangkan Sekar tampak biasa saja.

“Kami kesini ingin mengambil daun Bidara ungu’’ jawabnya.

“Wah, ternyata kau cucu maung Adiputro. Berani sekali kau datang ke sini, apa kau mau menjadi istri ku? Setelah itu akan aku berikan daun Bidara ungu ini secara cuma-cuma’“ ujar penunggu telaga, kini wujudnya telah terlihat jelas.

Memang tampan sekali buaya yang satu ini. Ambar rasanya mau pingsan melihat kenyataan di depannya ini, biasa melihat siluman buaya hanya di film kolosal saja, sekarang malah ada yang asli begini. Mana lebih tampan dari yang dalam film-film. Tapi yang nama nya buaya ya tetap saja menyeramkan.

“Dasar para lelaki memang buaya! kerjaannya sehari-hari hanya menggoda mangsa’’ sinis Sekar.

“Bagaimana pun tidak ada buaya yang menyia-nyiakan kesempatan ketika mangsa datang tuan putri’’ balas buaya itu.

“Temanku membutuhkan Bidara ungu untuk obat. Kami hanya mengambil 7 lembar saja.’’ Sekar tak menanggapi ucapan pria buaya, karena tujuannya memang Bidara ungu.

“Ternyata manusia satu ini yang perlu, kelihatannya Dia juga cukup bagus untuk ku jadikan istri, karena harum darahnya sangat wangi.’’ Pria buaya menatap tajam manik mata Ambar, yang di tatap langsung gemeteran.

“Jangan macam-macam bangsat! Dari tadi aku sudah berusaha bersabar menghadapi omongan busuk mu itu. Kau pikir aku tidak tau, jika daun Bidara itu bukan milikmu,.kau hanyalah penunggu telaga ini!’’ Sekar keluar biasnya. Matanya berkilat murka.

“Ok, karena kau memaksa dan aku juga tak ingin mencelakai mu silahkan ambil sayang’’ buaya yang bernama Arjun ini takut juga. karena Dirinya tahu sekuat apa Sekar ini saat emosi. Karena mereka bersahabat saat kecil.

“Gitu aja banyak gaya Lo’’ Sekar bergegas berjalan di di telaga menuju sebrang. Lalu memetik beberapa lembar Bidara ungu. Kaki nya bahkan tak tenggelam sama sekali.

Setelah mendapatkan yang di perlukan, keduanya langsung kembali ke goa. Dini hari juga Sekar mengantarkan Ambar pulang, karena sudah lama wanita ini di dalam hutan. Tidak baik manusia biasa terlalu lama disini. Energi akan semakin terkuras. Terlihat Ambar yang sedikit kurus, pucat dan badannya mudah lelah, tapi wanita ini tak menyadarinya.

Tiba di depan seperti gapura, Sekar menghentikan langkahnya, begitu juga Ambar.

“Perasaan kemarin nggak ada gapura deh?!’’ gumam Ambar heran.

“Keluar dari hutan ini, kamu langsung berikan daun ini ke ustadz Mumtaz. Ingat! Jangan beri pada orang lain termasuk keluarga mu!’’ Sekar memperingati.

Meski terdengar aneh Ambar mengangguk saja. Sedangkan Sekar langsung melangkah untuk kembali masuk hutan, karena disitu lah tempatnya tinggal.

“Terima kasih!’’ teriak Ambar yang tak di hiraukan lagi oleh Sekar.

Ambar seram sekali rasanya saat Sekar sudah tak ada di sampingnya. Tampak juga wanita berkebaya melewati gapura dan meloncat masuk jurang. Ambar menahan nafas karena kaget, sadar jika itu bukan manusia, Dirinya bergegas keluar dari gapura itu.

Sekarang dirinya berada di simpang 4 tempat terakhir bersama ustadz Mumtaz kemarin. Tampak para warga ada yang baru pulang dari kebun dan ada juga yang membawa rumput untuk pakanan ternak. Hari juga sudah mulai mau gelap. Ketika melewati masjid, Ambar melihat ustadz Mumtaz baru mau masuk ke dalam.

“Hei, Mumtaz!’’ teriak Ambar memanggil ustadz Mumtaz. Yang lain menatap aneh pada Ambar karena memanggil Mumtaz tanpa ustadz.

Mumtaz yang melihat Ambar pulang dengan selamat, mengucap Hamdallah dalam hatinya. Pria ini sebenarnya baru pulang dari simpang juga, tapi tak ingin Ambar mengetahuinya.

“Assalamu'alaikum’’ sapanya.

"Wa'alaikum salam’’ Ambar nyengir karena sungkan.

“Ini ustadz’’ Ambar menyerahkan kantong berisi daun Bidara.

“Sekarang kamu langsung pulang. Ingat! Jangan menceritakan apapun yang kau temui dan kejadian di hutan pada keluarga mu!’’ Ambar kembali merasa aneh, tapi lagi hanya mengangguk saja.

Visual Arjuna guys

.

.

Jangan lupa like dan komentarnya🙏🩵

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!