kisah ini menceritakan tentang perjalanan hidup seorang pemuda yang usianya sudah tidak muda lagi dan belum menikah..
hingga akhirnya ia di jodohkan dengan wanita kaya dan cantik hanya saja, ia tidak pernah dia anggap ada oleh si wanita Tersebut..
sampai ia membuktikan jika dia itu pantas menjadi suaminya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syaiful Budiman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 20
"ya beda dong.. Sekarang, kalau kalian nanti di tanya sama ayahnya kanjeng dan kalian masih terlihat sangat kaku banget di hadapannya.. Yang ada nanti menimbulkan kecurigaan".. Ucap om yanto..
"dan jika sampai nanti kalian tidak bisa menyelesaikan misi ini dalam 3 bulan, perjanjian tersebut akan hangus.. Terutama untuk kamu sultan.. Kamu gak akan mendapatkan sepeserpun dari saya dan status kamu nanti akan menduda.. Bayangkan jika nanti ada wanita yang akan menikah dengan kamu yang statusnya menduda.. Wanita tersebut pasti tidak akan mau menjadi istri kamu".. Ucap mamanya kanjeng..
"maaf Tante.. Di sini kok saya yang paling terancam dari yang lainnya.. Kenapa justru hanya saya seorang tante".. Ucap ku ke mamanya kanjeng..
"maka dari itu.. Kamu harus bisa bujuk kanjeng jika kamu mau selamat.. ingat, kamu sudah menandatangani perjanjiannya tadi siang loh".. Ucap mamanya kanjeng sambil Menunjukkan layar ponselnya..
yang di mana terdapat foto lembaran kertas yang sudah ku tandatangani tadi siang..
Aku hanya bisa pasrah dan tidak berani untuk membangkangnya..
Jika aku melawan, banyak hal yang harus aku alami.. Aku harus menjalankan misi ini..
"baiklah kalau begitu".. Ucap ku sambil menunduk..
"eehhh mbak.. Aku mau pesan dong".. Ucap kanjeng ke pelayan yang melintas di samping tempat duduk kami..
"mau pesan apa ya kak".. Ucap si pelayan restoran..
"ow tunggu dulu.. Kami sudah mempersiapkan semuanya.. Mbak, tolong antarkan mereka berdua ke tempat yang sudah saya sewa".. Ucap mamanya kanjeng sambil Menujuk ke suatu arah..
"ow baik bu".. Ucap si pelayan restoran..
"ma.. Mama pesan apa ma".. Ucap kanjeng ke Mamanya..
"jadi, mama dan om Yanto Sudah mempersiapkan tempat untuk kalian makan malam bersama.. Supaya nanti kalian bisa saling mengenal satu sama lain.. Buruan mbak.. Antarkan mereka ke tempatnya".. Ucap mamanya kanjeng..
"mari silahkan kak.. Biar saya antar ke tempat".. Ucap si pelayan restoran..
"om, tante".. Ucap ku sambil menatap mereka berdua..
"sudah... Kamu turuti saja sultan".. Ucap om Yanto sambil sedikit mendorong tubuh ku keluar dari tempat duduk yang aku duduk i..
"ma.. Apa-apaan sih ma".. Ucap kanjeng ke Mamanya..
"sudah.. Kamu ikut sama mbak ini.. Nanti kalian bisa makan berdua di sana".. Ucap mamanya kanjeng yang di mana kanjeng juga di perlakukan hal yang sama seperti apa yang om yanto lakukan terhadap ku..
Hingga akhirnya kami berdua dengan rasa terpaksa menuju ke tempat tersebut..
kini, aku dengan kanjeng berjalan bersama yang di mana di depan kami ada si pelayan restoran..
Akan tetapi, aku mencoba untuk memperlambat langkah kaki ku supaya aku bisa berjalan dibelakang kanjeng..
aku Hanya bisa melihat kanjeng dari arah belakang dengan rambutnya yang hitam pekat dan lurus panjang..
Setelah berjalan beberapa saat, akhirnya kami berdua sampai di sebuah balkon yang hanya ada satu meja dengan dua kursi yang saling berhadapan..
dan ada beberapa lilin yang berada di atas meja..
Lilin-lilin tersebut sedang di nyalakan oleh sang pelayan lainnya dengan kondisi alam di malam hari..
"silahkan kak".. Ucap si pelayan yang mengantarkan kami berdua tadi..
Setelah itu, aku dengan kanjeng hanya bisa melihat sekeliling yang di mana tempat tersebut seperti sudah benar-benar di sewa dan di rancang sedemikian rupa..
Sungguh sangat romantis sekali tempat ini..
Kini, aku dengan kanjeng sudah duduk di kursi yang saling berhadapan..
"silahkan".. Ucap pelayan lainnya yang memberikan buku menu di atas meja tepat di depan kita masingmasing..
Aku dengan kanjeng segera memilih menu yang ada di buku tersebut..
Ternyata, menu yang ada di sini rata-rata dulu aku pernah membuatnya saat masih bekerja ikut perusahaan lainnya..
"hmm, makanan ini kira-kira isiannya apa ya kak".. Ucap kanjeng ke si pelayan.. Akan tetapi, si pelayan justru terlihat kebingungan saat di tanyakan hal tersebut..
Aku sedikit menahan tawa, karena ada juga perusahaan yang membiarkan karyawannya yang belum paham isian dari menu Tersebut untuk berada di samping meja romantis ini..
"maaf.. Kalau boleh tau.. Apa makanannya".. Ucap ku ke kanjeng..
Setelah itu aku segera melihat ke arah buku menu yang di mana ternyata kanjeng Menuju ke sebuah masakan..
Aku segera menjelaskannya satu persatu ke kanjeng.. Hingga membuat si pelayan yang masih muda tersebut hanya bisa menganggukan kepalanya sambil tersenyum..
"wah.. Kamu hebat juga.. Kamu bisa tau semua isian yang ada".. Ucap kanjeng..
"ya karena aku dulu pernah kerja *di restoran yang menu*nya sama seperti yang ada di sini sih.. Jadi aku paham juga dengan isi dari semua makanan ini".. Ucap ku ke kanjeng..
"ow gitu".. Ucap kanjeng yang kemudian dia langsung memesan makanan sedangkan aku hanya menunggu dan akan memesan 1 makanan saja..
Setelah semuanya sudah di pesan dan si pelayan Sudah pergi, kini tinggal aku dengan kanjeng yang di mana kanjeng sendiri hanya fokus dengan ponselnya..
"duh maaf ya.. Aku boleh kan sambil kerja di sini".. Ucap kanjeng yang di mana ia langsung mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya..
Ternyata kanjeng mengeluarkan laptop yang ada di dalam tas tersebut..
"duh gimana ini.. Kalau di atas meja sini, nanti terhalang sama makanannya".. Ucap kanjeng sambil kebingungan saat akan menempatkan laptop untuk dia kerja..
Aku segera merapihkan dengan ku berikan ruang untuk menaruh laptop tersebut..
"makasih".. Ucap kanjeng yang di mana ia segera menaruh laptopnya di tengah-tengah meja..
Kemudian aku hanya bisa memperhatikan kanjeng yang di sibukkan dengan pekerjaannya dengan hanya terdiam dan tidak melakukan apapun..
Tak berselang lama, kanjeng seperti mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya..
"di sini boleh kan ngerok**.. Kayaknya sih di sini bebas sih".. Ucap kanjeng yang tiba-tiba saja ia mengeluarkan satu batang rok** dan dia hisa* rok** tersebut terdapat di hadapan ku..
"eee Sultan.. rok**".. Ucap kanjeng sambil memberikan bungkus rok** dan juga korek ke pada ku..
"maaf.. Aku gak merok**".. Ucap ku yang menolak pemberian kanjeng..
"ow gitu.. Baguslah kalau kamu gak perok**".. Ucap kanjeng yang bekerja sambil merok**..
Setelah beberapa saat, makanan pun datang..
Segera Makanan tersebut di tempatkan di atas meja makan kami..
Hanya saja, kanjeng masih sibuk bekerja tanpa mempedulikan ku atau Makanannya..
Setelah si pelayan pergi, aku masih menunggu kanjeng hingga dia makan terlebih dahulu..
Akan tetapi, tanpa berkata apapun ke Pada ku.. kanjeng langsung makan sendiri hingga akhirnya aku juga ikut makan..
Kami berdua sama sekali tidak berkata apapun dan tujuan yang di harapkan oleh om yanto tidak sesuai dengan harapan mereka..
Tapi, justru aku lebih suka dengan hal yang seperti ini.. Tidak ada percakapan sama sekali..