Takdir membawaku dalam keadaan yang sungguh tak kuduga akan terjadi.
Widuri Lidyaningrum terpaksa menerima tawaran dari mantan kekasihnya bernama Bisma Arya Mahendra untuk menjadi simpanannya. Semua dilakukan Widuri demi menolong kakak kandungnya bernama Alamsyah agar tak dipenjara.
"Akan kubuat hidupmu menderita seperti di neraka, Wid. Kakakmu sudah membuat Vivian keguguran. Calon bayiku meninggal dan Vivian lumpuh. Karir serta mimpi Vivian hancur!" geram Bisma dalam hati.
Benci dan cinta bercampur dalam pekatnya permainan takdir keduanya.
"Sampai kapan aku harus jadi simpananmu?" tanya Widuri.
"Sampai aku benar-benar membuangmu dari muka bumi ini. Selamanya," jawab Bisma dengan raut wajah yang terlihat jelas kilat penuh amarah kebencian mendalam pada Widuri.
Bagaimana kehidupan Widuri menjadi wanita simpanan dari mantan kekasihnya yang sudah beristri?
Widuri dan Bisma juga melakukan sebuah pernikahan rahasia yang tidak diketahui oleh siapapun.
Bagian dari novel : Bening🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 - Saling Menghangatkan
"Kenapa malah bengong?!" seru Widuri yang sontak membuyarkan lamunan Bisma.
"Kamu lagi enggak waras nyuruh aku sampai buka baju segala!" desis Bisma yang masih punya sisa tenaga untuk menolak saran dari Widuri.
"Terserah kalau kamu menganggapku enggak waras. Yang pasti kondisimu sekarang sedang tak baik-baik saja, Bisma Arya Mahendra!"
"Sok tau!"
"Pasti dulu kamu di sekolah sering bolos saat pelajaran yang berhubungan dengan kesehatan. Makanya sekarang jadi bodoh!"
"Enak saja. Kalau aku bodoh, enggak mungkin jadi bos dan punya perusahaan sendiri!" Bisma pun tak terima.
"Pintar dalam mencari uang, belum tentu pintar sekolah maupun yang lain." Cibir Widuri. "Cepat buka baju sebelum kamu mati kedinginan! Aku tidak mau jadi janda muda yang ditinggal suaminya mati mendadak!"
Bisma sedikit tertegun mendengar Widuri membahas statusnya sebagai suami bukan mantan kekasih atau bosnya. Widuri segera membalikkan tubuhnya. Kini ia memunggungi Bisma. Widuri khawatir Bisma tak membuka baju karena masih merasa canggung.
"Dingin seperti ini sangat bahaya buat aliran darah ke jantungmu, Bis. Kali ini turutilah saranku," pinta Widuri dengan nada suara yang justru terdengar sendu penuh permohonan.
Bisma masih terdiam seakan larut dalam rasa yang tak biasa di kalbunya. Ia merasa diperhatikan dan disayang layaknya oleh seorang istri pada suaminya. Padahal wanita itu hanya sebatas simpanannya. Walaupun statusnya sebagai istri siri.
Tiba-tiba tubuh Bisma yang awalnya berdiri, kini merosot ke lantai kamar. Kepalanya terasa sangat pusing. Sontak Widuri segera membalikkan tubuhnya.
"Bisma!" pekik Widuri.
Posisi Bisma saat ini dalam kondisi terduduk lemas di lantai kamar hotel.
Widuri segera berj0ngkok dan memeriksa kondisi Bisma dengan telapak tangannya. Ia mengecek bagian leher dan kepala Bisma. Lelaki itu masih sadar, namun sangat lemah.
Widuri tak peduli lagi Bisma nanti menganggapnya sebagai wanita murahan. Nyawa Bisma baginya saat ini jauh lebih penting.
Dengan cepat Widuri membuka kancing-kancing kemeja dan celana Bisma yang sudah sangat basah akibat terguyur hujan lebat tadi.
"Ayo berdiri, Bis. Bantu aku. Kita ke ranjang,"
Bisma yang masih punya kesadaran, ikut berdiri dan lengannya bersandar pada pundak Widuri. Perlahan tubuh Bisma dipapah Widuri menuju ranjang.
Sebelum naik ke atas ranjang, Widuri meminta izin pada Bisma untuk membuka kain terakhir yang melekat pada tubuh lelaki itu yakni sebuah celana dalam. Bisma tak punya lagi tenaga untuk membantah Widuri.
Setelah melakukan uji nyali yang sungguh memacu adrenalinnya, akhirnya Widuri bernafas lega. Ia berhasil melepaskan kain keramat milik Bisma. Tentu saja ia bisa melihat senjata masa depan milik Bisma untuk pertama kalinya.
Beruntung megalodon Bisma tengah tidur cakep. Karena jika senjata itu saat ini terbangun, pasti Widuri yang kebingungan untuk meninabobokannya.
☘️☘️
Widuri membantu membaringkan tubuh Bisma yang sudah polos tanpa sehelai benang pun ke atas ranjang dan segera menutupinya dengan selimut hotel.
Setelah itu, ia pun segera membuka bajunya sendiri dan hanya menyisakan kain segitiga berenda yang menutupi area krusial di bawah perutnya. Ia segera ikut bergabung ke dalam selimut yang sama dengan Bisma.
Widuri sebenarnya merasa canggung melakukan hal ini. Tapi ia tak punya pilihan lain demi keselamatan Bisma.
Tanpa basa-basi, Widuri segera melakukan metode skin to skin pada Bisma yang masih terus menggigil kedinginan.
"Peluk aku, Bis."
Widuri berusaha memegang tangan Bisma yang dingin dan kaku lalu ia arahkan agar lelaki itu memeluknya. Bisma yang masih memiliki kesadaran, tanpa sadar patuh mengikuti semua instruksi Widuri.
Dikarenakan tubuh Widuri lebih kecil darinya, akhirnya Bisma memeluk dari arah belakang. Keduanya pun saling menghangatkan di atas ranjang.
"Bis,"
"Hem,"
"Jangan tidur. Kamu harus tetap terjaga sampai suhu tubuhmu beranjak normal. Tetaplah berbicara dengan menyahutiku,"
"I_ya," jawab Bisma dengan suara lemah dan terbata-bata.
"Bis, maafkan aku."
"Un_tuk?
"Untuk masa lalu," jawab Widuri.
"A_ku ben_ci kamu, Wid!"
"Iya. Benci aku sepuasmu. Aku memang salah. Maaf," ucap Widuri dengan suara yang mulai terdengar isaknya.
Hening tercipta beberapa saat antara mereka berdua.
Lalu, Widuri berinisiatif menceritakan beberapa kejadian yakni kenangan manis dan lucu yang pernah terjadi antara mereka berdua mulai pertama kali bertemu di kampus hingga lulus. Ia tak ingin berlarut dalam kesedihan dengan Bisma saat ini.
Setengah jam kemudian, tanpa sadar pelukan Bisma perlahan semakin erat pada tubuh Widuri. Bahkan kepala Bisma sedikit lebih turun dari sebelumnya dan kini justru bersembunyi di c3ruk leher Widuri.
Kedua mata Bisma masih terpejam. Ia seakan tengah menikmati guling hidup yang rasanya sungguh nyaman dan menggairahkan.
Hembusan nafas Bisma di sana tentu Widuri merasakannya. Bahkan jantung Widuri mendadak berdegup semakin kencang kala merasakan bibir Bisma seakan memberinya kecu_pan-kecu_pan kecil di lehernya.
Widuri akhirnya memutuskan untuk membalikkan tubuhnya dan menghadap Bisma. Ia melihat Bisma dalam kondisi memejamkan matanya.
"Apa dia lagi mimpi basah?" batin Widuri.
Tiba-tiba...
Cup...
Tanpa diduga oleh Widuri, Bisma mencium bibirnya. Sontak pupil mata Widuri melebar karena terkejut dengan tindakan Bisma barusan.
Jika Bisma memang ingin meminta hak nya sebagai suami, tentu tak ada yang salah sebenarnya. Hanya saja sebelumnya mereka berdua sepakat tak ada hubungan ranjang layaknya suami-istri pada umumnya.
Widuri semakin terperangah kala merasakan pagu_tan Bisma semakin mendalam pada bibirnya.
Seketika...
Bersambung...
🍁🍁🍁
sampai kebawa mimpi gitu.... penasaran banget sebesar apa kesalahan mu pada si Bis Bis ini di masa lalu??????
awasss bikin ulah...