Sagara Sanders merupakan duda kaya raya yang selalu berfoya-foya dan berpesta miras bersama dengan kawan-kawannya.
Hidup Sagara tiba-tiba saja berubah di karenakan harus menikahi seorang gadis yang sudah di hamili oleh keponakannya sendiri.
"Kak apa-apaan ini masak aku di suruh menikahi seorang gadis yang sudah di jamah oleh keponakanku sendiri," tolak Sagara ketika Widiya mulai membujuknya.
"Saga Kakak tidak tahu lagi harus minta tolong dengan siapa lagi, sementara keluarga dari pihak perempuan mendesak Kakak, karena memang perempuan itu pacar dari Jason," mohon Widiya dengan air mata yang berlinang di pelupuk mata.
"Anak Kakak yang berbuat kenapa harus aku yang bertanggung jawab, lagian ada-ada saja Jason itu, habis menghamili anak orang main kabur saja," ketus Sagara yang memang sulit untuk menerima semuanya.
Akankah Saga menerima perjodohan ini. saksikan kisah selanjutnya hanya di Manga Toon
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayumarhumah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Alina pingsan
Alina menatap nanar dinding-dinding rumah di ruang makan setelah itu tatapannya menjadi kabur dan berkunang-kunang hingga pada akhirnya dia tidak sadarkan diri.
"Alina ... Alin kau tidak boleh begini kau harus kuat," ucap Saga lalu mulai menggendong istrinya.
Meskipun sekuat tenaga Alina mencoba untuk menguatkan dirinya akan tetapi tidak dengan tubuhnya, tubuhnya begitu rapuh ketika merespon kabar buruk tentang kenyataan pahit ini.
"Kak ini bagaimana Kak?" tanya Saga.
"Kau tenang dulu Dek, kita kasih minyak aroma terapi dulu, setelah itu baru kita panggil dokter," ucap Widya.
Saat ini Saga mulai mengolesi pelipis istrinya itu, sedangkan Widya sibuk memanggil dokter menggunakan telepon genggamnya.
Setelah sepuluh menit Alina pun tersadar dari pingsannya, matanya mulai terbuka melihat ke sekeliling ruangan, akan tetapi hatinya terasa sakit jika mengingat pengkhianatan yang di lakukan oleh kakaknya sendiri.
"Honey," panggil Alina.
"Iya Sayang, syukurlah kau bangun," ucap Saga.
"Honey apa boleh aku menangis, aku cengeng ya, padahal barusan aku berucap kalau aku kuat tapi pada kenyataannya aku tidak sekuat itu," ucap Alina, yang langsung memeluk tubuh suaminya.
"Kau boleh nangis Sayang, apapun yang menjadi unek-unek mu keluarkan lah," sahut Sagara.
"Honey kenapa harus Kakak ku yang menjadi pengrusak kenapa! Kamu tahu rasa sakit ku ketika tiba-tiba di tinggal kabur di hari pernikahanku," ucap Alina sedang Saga hanya mengangguk mencoba untuk menjadi pendengar yang baik.
"Iya Sayang, aku tahu," sahut Saga.
"Itu kurang sakit Honey, aku menangis sampai pingsan bukan karena di tinggal Jason, tidak? Hatiku sakit bukan karena tidak bisa mendapatkan cinta Jason, tidak? Tapi yang membuat aku hancur, kenapa wanita itu harus dia kenapa!" teriak Alina sambil menangis sesenggukan di pelukan suaminya.
"Sayang, menangislah dan teriak lah, sampai hatimu benar-benar plong, memang sakit hati yang paling berat adalah di sakiti oleh orang terdekat kita apalagi itu saudara kita sendiri, tapi kau harus ingat kalau kau tidak boleh terus-menerus seperti ini, kau kuat kau hebat Alina, aku tahu itu," ucap Saga, sambil membingkai wajah istrinya dan mulai menghapus cairan bening itu dengan ibu jarinya.
Tidak lama kemudian dokter pun datang, lalu mulai memeriksa kondisi Alina.
"Bu, jangan stres yang berlebihan ya, ini jantung janin ibu mulai tidak beraturan," ucap dokter tersebut, ketika memeriksa menggunakan stetoskop.
"Iya Dok," sahut Alina.
Setelah memeriksa dokter pun mulai berpamitan dan tidak lupa menuliskan resep untuk Alina.
"Lin, jangan terlalu di pikirkan ya," ucap Widya sambil menggenggam tangan Alina.
"Iya Kak," sahut Alina.
"Sayang, kuat ya, agar dedek bayinya juga ikut kuat," ucap Saga.
Beruntung Alina di saat terpuruk seperti ini di kelilingi oleh orang-orang yang baik dan tulus kepadanya.
*****
Sedangkan di rumah Arie saat ini istrinya itu merasakan gelisah yang sangat luar biasa, entah apa yang menjadi penyebabnya.
"Ibu, kok dari tadi Bapak perhatikan Ibu begitu gelisah?" tanya Arie.
"Pak, gak tahu kenapa saat ini aku kepikiran dengan kedua anak kita," ucap Asih tiba-tiba.
"Buk, doakan saja mereka berdua, jika kita merasa khawatir atau was-was, terhadap kedua anak kita yang memang sudah tidak tinggal lagi bersama kita," sahut Arie.
"Pak kira-kira, Alea itu rindu gak sama kita berdua?" tanya istrinya itu yang memang jarang berkomunikasi dengan putri sulungnya.
"Pastinya dia merindukan kita Bu, kan kita orang tua kandungnya," sahut Arie.
"Tapi Ibu ngerasa kalau Alea itu tidak suka dengan kita dan juga Alina, ibu juga bingung padahal adiknya itu sangat baik dan sering ngalah," ucap Asih.
"Ya begitulah Bu, seorang anak meskipun satu kandungan akan tetapi mereka memiliki karakter yang berbeda," imbuh Arie.
"Iya sih memang mereka beda banget, tapi sebagai seorang ibu aku juga ingin melihat dua putriku akur, si sulung merangkul si bungsu sedangkan si bungsu selalu hormat dengan si sulung, aku pingin sekali melihat anak kita seperti itu," ucap Asih.
"Sudah Bu, jangan bicara seperti itu, karena biar bagaimanapun keduanya sama-sama putri kita di doakan saja," ujar Arie.
Sedangkan Asih hanya terdiam dengan tatapan yang sulit untuk diartikan, dan juga perasaan cemas khawatir yang berlebihan yang sekarang ini sedang melanda hatinya.
'Ya Allah perasaan apa ini, kenapa aku cemas yang berlebihan seperti ini,' batin Asih.
******
Alea masih sibuk dengan Baby Jenny, sedari kemarin kekasihnya itu masih belum menggubris untuk menyewa jasa baby sitter sehingga membuat Alea harus kerepotan seperti ini.
"Hah, baru saja mau tidur, kenapa harus nangis lagi sih," gerutu Alea, lalu mulai mempunyai ide untuk meminta tolong kepada pembantu yang ada di sini.
Alea mulai melangkah menuju dapur wanita ini terlihat begitu kelelahan karena dari kemarin malam kekasihnya itu tidak mau tahu dan menyerahkan semua urusan anak kepada dirinya.
"Bik, lagi apa?" tanya Alea dengan nada halusnya.
"Eeeemb, sedang bersih-bersih Nona," sahut Ida.
"Bik, kan yang bersih-bersih ada empat orang, gimana yang satunya lagi di suruh gendong anakku saja, soalnya aku capek Bik mau istirahat gak bisa, sedangkan neneknya saja dari kemarin datang belum mau nengok wajah anakku kaya apa, padahal kan begitu mirip dengan dia," ucap Alea begitu memelas sehingga membuat para ART yang ada di sini merasa iba.
"Ya sudah kalau begitu biar di gendong sama Nilam saja ya," sahut Ida.
"Iya Bik makasih ya, sudah mau bantuin aku," ucap Alea.
"Iya Non, istirahat dulu," kata Ida yang merasa iba dengan kekasih majikannya ini.
Alea pun menyerahkan anaknya kepada Nilam, yang merupakan ART yang paling muda di rumah ini.
"Halo, dedek bayi cantik, sama Mbak Nilam ya," ucap Nilam sambil menimang-nimang bayi yang sedang menangis itu.
Mbak, kalau boleh minta tolong sekalian ya ambilkan susunya di freezer ya," pinta Alea yang diangguki oleh Nilam.
Saat ini Alea bisa tidur tanpa harus ada rengekan bayinya, sebagai calon istri dari Jason seharusnya memang ini yang harus dia rasakan menjadi nyonya di rumah ini, apa-apa tinggal suruh pembantu dan tidak perlu lagi repot melayani suami ataupun mengurus anak, semua tinggal di serahkan saja ke pembantu.
"Hah, ternyata gampang sekali ya, berbaur sama mereka tinggal jual cerita kesedihan saja, mereka sudah luluh dan baik kepadaku," gumam Alea, lalu mencoba untuk membaringkan tubuhnya.
Sedangkan Nilam saat ini begitu kerepotan menghadapi Baby Jenny yang masih terus menangis, meskipun sudah diberi susu.
"Mbok Ida, ini gimana ya, kok dari tadi dedek bayinya menolak diberi susu," keluh Nilam.
"Iya, Lam, coba kau cek saja popoknya siapa tahu sudah waktunya di ganti," ucap Ida.
Nilam pun mulai menuruti apa yang di bilang rekan seprofesi nya itu, dan ketika di cek ternyata popok Baby Jenny masih bersih, tapi kenapa tangisannya semakin kencang saja.
"Astaga! Nak kamu kenapa nangis terus, kok ibumu enak ya tidur mendengar anak nangis sekencang ini," tutur Nilam.
Nilam pun mulai kembali ke Ida, dan menceritakan apa yang di lihat.
"Mbok Ida, barusan popoknya aku lihat masih kering, apa jangan-jangan dia sakit ya," ucap Nilam yang memang masih belum tahu menahu karena dia merupakan anak gadis yang baru lulusan SMP.
"Lam coba kau raba perutnya, siapa tahu dedek bayinya mengalami kembung," titah Mbok Ida.
Nilam pun mulai meraba, dengan yang bersamaan Widya datang dengan raut yang penuh telisik.
"Bik, ada apa sih? Itu kenapa bayinya nangis mana ibunya?" tanya Widya.
"Ibunya, sedang istirahat Nyonya, katanya capek dari tadi malam belum dapat istirahat," sahut Ida.
"Astaga! Kalaupun dia kurang istirahat seharusnya dia tidak bisa tertidur pulas melihat anaknya yang sedang menangis seperti ini," ucap Widya, lalu mulai mengambil alih.
Sejenak Widya mulai menggendong cucunya itu, semua seisi rumah ini dibuat bingung gara-gara tangisan Baby Jenny yang tidak mau berhenti, akan tetapi ibunya dengan santainya tidur nyenyak di dalam kamar sana.
"Bik, tolong telpon dokter ya," ucap Widya yang akhirnya juga ikut panik.
"Iya Nyonya."
"Cup ... Cup ... Cup, Sayang jangan nangis ya," ucap Widya.
Sejenak langkah Widya mulai mendatangi kamar Alea karena merasa geram dengan wanita itu, seisi rumah sedang bingung karena kondisi bayinya sedangkan dia masih bisa menyempatkan diri untuk beristirahat.
"Tok ... Tok ... Tok ...." Suara pintu di ketuk.
"Alea bangun ini anakmu nangis," ucap Widya.
Sedangkan di dalam kamar sana Alea begitu geram pasalnya baru saja dia tertidur tapi camernya itu seakan tidak mengerti dengan kondisi dirinya saat ini.
"Ada apa Ma?" tanya Alea ketika sudah membuka pintu.
"Kamu ini dengar gak sih anakmu sedari tadi nangis seharusnya kau sebagai ibunya menenangkan bukan malah enak-enakan tidur," ucap Widya.
"Ma, aku capek dari semalam tidak dapat tidur, karena Baby nya tidak mau tidur," ucap Alea.
"Terus bagaimana dengan anakmu, sedangkan semua orang di rumah ini sudah berupaya untuk menenangkannya, tapi usaha kami masih belum berhasil Alea," ujar Widya yang memang tahu cara mengatasi Alea.
"Iya maaf ya Ma, sudah merepotkan, seharusnya di sini ada Baby sitter nya biar ada teman yang bantu jagain Baby Jenny," pinta Alea.
"Mencari Baby sitter tidak semudah mencari bakwan Alea kita sudah mengupayakan hanya saja harus benar-benar menemukan yang berpengalaman dan sabar sama anak kecil," sahut Widya sambil menyerahkan baby Jenny yang masih menangis.
"Sayang, diam ya, coba nenen sama ibu," pinta Widya.
"Coba susui, barang kali bayimu itu ingin menyusui langsung dari ibunya," titah Widya.
Setelah beberapa menit akhirnya dokter pun datang untuk memeriksa bayi Jenny yang sedari tadi tidak mau diam.
Dokter pun mulai memeriksa Baby Jenny lalu meraba perutnya dan ternyata Baby Jenny mengalami kembung.
"Bu, sepertinya bayinya mengalami kembung," ucap dokter tersebut.
"Kembung kira-kira apa penyebabnya?" tanya Widya.
"Bayi baru lahir memiliki sistem pencernaan yang belum berfungsi sempurna, sehingga mudah mengalami kembung. Contoh seperti menelan udara saat menyusu, baik ASI maupun susu formula, yang dapat menyebabkan kembung maka dari itu cara menyusui pun harus tepat dan benar agar bayi tidak kebanyakan menelan udara dari pada ASI," terang dokter tersebut.
Dokter pun mulai melakukan cara-cara untuk meredakan kembung kepada bayi seperti membantu bayi bersendawa, memijat perut dengan gerakan melingkar, dan melakukan gerakan kaki bayi seperti bersepeda.
Setelah cara itu di terapkan akhirnya Baby Jenny mulai mengeluarkan gas melalui jalan belakang dan tidak lama kemudian bayi tersebut diam.
"Alhamdulillah akhirnya diam juga," ucap Widya dan juga seisi rumah dibuat lega .
"Baiklah kalau terjadi kembung lagi lakukan cara yang sudah saya praktekkan tadi," ucap dokter tersebut lalu berpamitan untuk pulang.
Setelah kepergian dokter tadi, Widya pun mulai menanyakan keberadaan anaknya.
"Alea dimana Jason?" tanya Widya.
"Gak tahu Ma, katanya keluar sebentar," sahut Alea sedangkan. Widya hanya menghembuskan nafas panjang pasalnya dia sudah tahu dimana kebiasaan anaknya keluar.
Bersambung
sakit yg dirasakan Alina akan km rasakan juga Alea bahkan lebih sakit dr Alina krn km dan Jason hanya menikah siri dan yg jadi istri Sah Jason secara hukum negara dan agama wanita lain.