NovelToon NovelToon
Kaisar Dingin Mengejar Cinta

Kaisar Dingin Mengejar Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta pada Pandangan Pertama / Fantasi Wanita / Reinkarnasi
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: inda

Yun Sia, gadis yatim piatu di kota modern, hidup mandiri sebagai juru masak sekaligus penyanyi di sebuah kafe. Hidupnya keras, tapi ia selalu ceria, ceplas-ceplos, dan sedikit barbar. Namun suatu malam, kehidupannya berakhir konyol: ia terpeleset oleh kulit pisang di belakang dapur.
Alih-alih menuju akhirat, ia justru terbangun di dunia fantasi kuno—di tubuh seorang gadis muda yang bernama Yun Sia juga. Gadis itu adalah putri kedua Kekaisaran Long yang dibuang sejak bayi dan dianggap telah meninggal. Identitas agung itu tidak ia ketahui; ia hanya merasa dirinya rakyat biasa yang hidup sebatang kara.
Dalam perjalanan mencari makan, Yun Sia tanpa sengaja menolong seorang pemuda yang ternyata adalah Kaisar Muda dari Kekaisaran Wang, terkenal dingin, tak berperasaan, dan membenci sentuhan. Namun sikap barbar, jujur, dan polos Yun Sia justru membuat sang Kaisar jatuh cinta dan bertekad mengejar gadis yang bahkan tidak tahu siapa dirinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 31 — Lamaran di Tengah Pesta yang Belum Usai

Pesta penobatan Putri Mahkota masih berlangsung meriah.

Musik belum berhenti. Para penari masih berputar di aula utama dengan kain-kain tipis berwarna emas muda. Para tamu masih tertawa, bersulang, dan saling memuji. Hidangan terus keluar tanpa henti. Mulai dari daging panggang madu sampai kue beras isi wijen yang jadi favorit Yun Sia.

Yun Sia sendiri duduk di kursi kebesaran kecilnya, kakinya tidak sampai menyentuh lantai, wajahnya sudah mulai terlihat lelah tapi bahagia. Di sampingnya, A-yang duduk agak ke belakang, bukan sebagai kaisar, tapi sebagai... kekasih paling setia yang pura-pura tenang.

Mochen berdiri di sisi tembok, wajah tanpa ekspresi tapi matanya keliling terus.

Liyan?

Sudah nambah porsi ketiga.

"Kau yakin masih muat?" tanya Mochen datar.

"Ini bukan soal perut," jawab Liyan sambil mengunyah, "ini soal menghormati kerja keras dapur."

Yun Sia yang mendengar itu terkekeh pelan.

"Ayang, Liyan mau dimasukkan ke dapur saja sekalian."

"Aku tidak mau," jawab Liyan cepat.

A-yang tersenyum tipis.

Belum sempat Yun Sia menyelesaikan secangkir teh manisnya, suara gong besar kembali dipukul.

Satu kali.

Dua kali.

Tiga kali.

Semua orang menoleh ke pintu aula.

Para penari berhenti. Musik mendadak patah di tengah nada.

Dua baris penjaga berdiri rapi di kiri kanan pintu yang perlahan terbuka.

Seseorang berseru lantang,

"Yang Mulia Kaisar Tua Wang Dan dan Ibu Suri Agung Wang dari Kekaisaran Wang telah tiba!"

Seketika itu juga...

A-yang berdiri.

Mochen menegakkan punggung.

Liyan langsung membetulkan bajunya yang kusut.

Yun Sia berkedip cepat.

Lalu berdiri.

"Eh?" gumamnya kecil.

Rombongan masuk dengan langkah tenang. Kaisar Tua Wang Dan berjalan di depan, mengenakan jubah kelabu keperakan. Wajahnya tenang, tapi matanya tajam seperti orang yang sudah kenyang menghadapi dunia. Di sampingnya, Ibu Suri Agung Wang berjalan anggun. Senyumnya lembut, tapi sorot matanya selalu bisa membuat siapa pun merasa sedang diadili… atau dipeluk.

Di belakang mereka...

Putri Wang Jia datang duluan.

Begitu menatap Yun Sia…

Matanya langsung berbinar."Jie jie Yun Sia!"

Tanpa peduli etika istana, Putri Wang Jia berlari kecil.

Dan langsung...

MEMELUK.

"AKU KANGEN JIE JIE!"

Yun Sia terhuyung setengah langkah, lalu tertawa sambil membalas pelukan.

"Aku juga kangen !"

Belum sempat berpisah, satu pelukan lagi datang…

Lebih hangat.

Lebih erat.

Ibu Suri Agung Wang sudah berdiri tepat di depan Yun Sia dan ketika gadis kecil itu mendongak...

Ia langsung ditarik ke dalam pelukan yang lebih terasa seperti pelukan nenek yang sudah lama menunggu cucunya pulang.

"Sayang..." suara wanita itu bergetar, "...kamu kelihatan sehat."

Yun Sia memeluk balik dengan kuat.

"Aku sehat, IBU."

Ibu Suri mengusap rambutnya.... Lalu tersenyum

Putri Wang Jia tepuk tangan kecil. "Resmi ya! JIE JIE sekarang keluarga Wang!"

Kaisar Tua Wang Dan mendekat sambil tersenyum kecil. "menantuku semakin segar saja "

A-yang pura-pura batuk.

Yun Sia nyengir. "Salam, ayah."

"Bagus," jawab Kaisar Tua Wang. "Aku memang suka anak yang tidak kaku."

Lalu matanya melirik A-yang.

"Kau akan menjelaskan sendiri atau aku?"

A-yang menyerah lebih cepat.

"Ayah, Ibu... kami memang datang untuk itu."

Yun Sia langsung menoleh.

"Untuk apa?"

Putri Wang Jia mengangkat tangan duluan dengan wajah cerah.

"LAMARAN."

Yun Sia nyaris menjatuhkan cangkir tehnya.

"A-APA?"

Ibu Suri Agung menepuk punggungnya lembut.

"Kami datang bukan hanya untuk merayakan penobatanmu… tapi juga untuk melamar kamu. Untuk anak kami."

Yun Sia menoleh refleks ke A-yang. "Ayang?"

A-yang menggaruk tengkuknya. "Sejujurnya, aku juga baru tahu mereka akan datang hari ini."

"PEMBOHONG."

"Aku benar-benar tidak tahu soal... ini sedramatis ini."

Kaisar Lang perlahan berdiri dari singgasananya.

Sebagai tuan rumah… dan sebagai ayah.

"Silakan duduk. Kita bicarakan dengan kepala dingin."

Namun Yun Sia masih berdiri.

Ia menatap satu-satu wajah di depannya.

Ibu yang tersenyum penuh harap.

Jia yang matanya berbinar.

Ayah yang kelihatan santai tapi jelas mengamati reaksinya.

Dan… A-yang Yang berdiri kaku.

Menunggu.

Yun Sia tiba-tiba berkata,

"Aku lapar."

Semua terdiam.

Putri Wang Jia mendesah cepat.

"Ini bukan waktu yang tepat—"

"Aku belum makan puding wijen terakhir," lanjut Yun Sia serius.

A-yang menahan tawa.

Ibu Suri Agung langsung tertawa duluan.

"Baik. Kita lamaran setelah kamu makan."

Kaisar Tua Wang mengangguk mantap.

"Benar. Keputusan besar tidak boleh dibuat dengan perut kosong."

Liyan mungkin tertawa paling keras malam itu.

Setelah Yun Sia menghabiskan puding dengan ekspresi bahagia total, barulah mereka duduk dalam semacam setengah lingkaran bukan rapat resmi, lebih kayak keluarga besar yang sedang membahas masa depan anak.

Putri Wang Jia duduk di kiri Yun Sia.

Ibu Suri Agung di kanan.

A-yang duduk tepat di seberang.

Kaisar Tua Wang dan Kaisar Lang di tengah.

Suasananya… jujur canggung.

"Baik," ujar Kaisar Tua Wang santai. "Kami tidak akan bertele-tele. Kami datang melamar putri Yun Sia… untuk menjadi calon permaisuri Wang."

Yun Sia mengangkat tangan kecil."Sebentar. Aku mau tanya dulu."

Semua menoleh.

"Ayang… kamu disuruh orang tuamu, atau kamu memang mau?"

A-yang menegakkan punggung.

Bukan sebagai kaisar.

Tapi sebagai laki-laki.

"Aku mau."

Langsung.

Tanpa jeda.

Yun Sia menelan ludah.

"Kenapa?"

A-yang terdiam sebentar.

Mikir serius.

"Karena kalau aku tidak bersamamu… aku merasa seperempat hidupku mati."

Putri Wang Jia memekik pelan.

"Astaga, ini kenapa kayak drama malam!"

Yun Sia meremas bajunya sendiri.

"Terus… kalau aku tidak mau ikut ke Wang?"

A-yang langsung menjawab.

"Aku yang datang ke Lang."

Kaisar Tua Wang dan Kaisar Lang saling melirik.

Bukan marah.

Lebih ke..."Anak ini gila karena cinta."

Yun Sia menghela napas.

"Aku tidak mau jadi ratu hanya karena status."

Ibu Suri Agung mencondongkan badan.

"Dan kami tidak mau kamu datang karena paksaan."

Wang Jia tersenyum kecil.

"Aku ingin kamu menjadi kakak iparku… bukan korban politik."

Yun Sia menghela napas panjang.

Lalu berdiri."Aku butuh udara." Ia keluar ke balkon taman kecil.

Angin malam menyapu pipinya.

A-yang tidak berani menyusul.

Ia memberikan ruang.

Namun Yun Sia malah memanggil.

"Ayang."

Ia datang.

Pelan.

"Aku tidak tahu bagaimana caranya jadi istrinya seorang kaisar."

A-yang mendekat.

"Aku tidak tahu bagaimana caranya jadi suami yang pantas. Jadi… kita sama-sama belajar."

Yun Sia termenung.

"Aku juga masih mau masak sendiri."

"Aku makan."

"Aku masih mau lari ke taman."

"Aku ikut."

"Aku masih mau bertengkar."

"Aku minta maaf duluan."

Yun Sia tertawa kecil.

"Aku mungkin tidak akan jadi permaisuri anggun."

"Aku juga mungkin tidak akan jadi kaisar yang sempurna."

Yun Sia menatapnya lama.

Lalu berkata dengan jujur.

"Aku mau kamu."

A-yang membeku.

"...Apa?"

"Aku mau kamu, bukan mahkota, bukan negeri. KAMU." ujar Yun sia

A-yang tertawa… lalu memeluknya.

Tapi cepat melepaskan.

Tak ingin melanggar santun.

Kembali mereka masuk.

Semua menunggu.

Sunyi.

Yun Sia berdiri.

Menatap seluruh orang di ruangan.

Aku akan menjawab.

Ia menoleh ke Kaisar Tua Wang dan Ibu Suri Agung.

"Aku tidak pandai di istana."

Ia menoleh ke Putri Wang Jia dan Pangeran Lee.

"aku juga tidak pandai basa-basi."

Ia menoleh ke Kaisar Lang dan Permaisuri.

"Tapi aku pandai bertahan."

Lalu ke A-yang.

"Dan aku tahu satu hal… Aku tidak ingin hidup tanpa dia."

Ruangan meledak oleh napas lega.

Ibu Suri Agung berdiri dan langsung memeluknya.

"Selamat datang di keluarga."

Kaisar Tua Wang tertawa besar.

"Bagus! Masalah politik nanti."

Putri Wang Jia melonjak.

"AKU PUNYA KAKAK SEKARANG!"

Liyan bertepuk tangan sambil bersiul.

Mochen menghela napas… lega.

A-yang hampir kehilangan kata-kata.

Ia hanya menggenggam tangan Yun Sia.

"Terima kasih."

Yun Sia menatapnya.

"Terima kasih sudah menungguku."

Sedangkan permaisuri Lang dan kaisar Wang sangat terharu melihat putri mereka di cintai sebegitu besar

Dan malam itu…

Bukan hanya mahkota.

Hati pun menemukan tempatnya.

Bersambung.

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
detik detik menuju MP
Iyus Iyus
bagussssssss
Ilfa Yarni
Yun dia walaupun hidup di hutan dia pintar dan cerdas
Ilfa Yarni
ternyata kaisar romantisnya dgn kata yg tepat
Ilfa Yarni
hmmm puitis skali semoga mereka langgeng ya
Wulan Sari
ceritanya semakin kesini semakin menarik lho semoga semua di akhir cerita ini bahagia happy end semangat 💪 Thor salam sukses selalu ya ❤️👍🙂🙏
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
gak ada yg sadar kah, Mochen bilang suka Wang Jia 🤭🤭
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
lempar ke laut aja ayah kaisar 🤣🤣
Cindy
lanjut kak
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
wahhh, acaranya belum selesai, tapi udah dilamar aja🤭
Ilfa Yarni
akhirnya yunsia diangkat jd putri mahkota
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
sabar ya Mochen🤣🤣
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
/Facepalm//Facepalm/ kasian amat Liyan🤣🤣
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Ilfa Yarni
ternyata Yun sia putri yg hebat dia menuntaskan pengkhianat kerajaan dan dibantu ayang dan kaki tgnnya
kaylla salsabella
wah rusa kecil seperti nya ada penghuninya
🔵≛⃝⃕|ℙ$Fahira𝓛𝓲𝓷𝓰𝓧𝓲☕︎⃝❥
aduh🤣/Facepalm/ merah lagi dah tuh pipi ayang/Facepalm/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!