NovelToon NovelToon
Talak Di Atas Pelaminan

Talak Di Atas Pelaminan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Konglomerat berpura-pura miskin / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Janda / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:120.3k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dunia Yumna tiba-tiba berubah ketika sebuah video syur seorang wanita yang wajahnya mirip dengan dirinya sedang bercinta dengan pria tampan, di putar di layar lebar pada hari pernikahan.


Azriel menuduh Yumna sudah menjual dirinya kepada pria lain, lalu menjatuhkan talak beberapa saat setelah mengucapkan ijab qobul.


Terusir dari kampung halamannya, Yumna pun pergi merantau ke ibukota dan bekerja sebagai office girl di sebuah perusahaan penyiaran televisi swasta.


Suatu hari di tempat Yumna bekerja, kedatangan pegawai baru—Arundaru—yang wajahnya mirip dengan pria yang ada pada video syur bersama Yumna.


Kehidupan Yumna di tempat kerja terusik ketika Azriel juga bekerja di sana sebagai HRD baru dan ingin kembali menjalin hubungan asmara dengannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Azriel berdiri sendirian sambil mencengkeram map berwarna cokelat. Pandangannya mengikuti Yumna sampai wanita itu benar-benar menghilang di balik pintu.

Ada sesak di dadanya setiap kali melihat Yumna tertawa ataupun tersenyum bersama orang lain. Padahal dialah dulu yang menorehkan luka itu. Tapi entah kenapa rasa kehilangan justru kini menghantamnya berkali-kali dalam diam.

Azriel menarik napas lalu mengeluarkan lewat mukutnya. Dia pun melangkah menuju lift. Namun, sebelum pintu tertutup dia sempat melihat seorang pria bertubuh atletis keluar dari studio sambil berjalan tergesa-gesa, seperti mencari sesuatu atau seseorang, dialah Arundaru.

Azriel langsung mengepalkan tangan. Dia tahu pria itu dekat dengan Yumna. Bahkan sedang menjalin hubungan asmara.

Setelah shift siang selesai, Yumna kembali ke meja kerjanya untuk mengambil tas. Ketika dia menunduk, ponselnya berbunyi.

Arundaru: Sayang, aku tunggu di parkiran.

Pipi Yumna memerah begitu membaca panggilan sayang itu. Sejak mereka resmi pacaran sebulan yang lalu, Arundaru memang tidak main-main dalam menunjukkan perasaan. Perhatian yang tak pernah absen, pesan suara manja, bahkan pelukan tiba-tiba yang membuat Yumna mau tak mau merasa dimanja.

Akan tetapi Yumna tetap menahan diri. Karena dia belum siap menerima semua itu terlalu cepat. Wanita itu mematikan ponsel, lalu melangkah keluar dari ruang redaksi. Namun, di lorong menuju parkiran, langkahnya berhenti pelan.

Azriel berdiri di sana, seolah sudah menunggunya.

"Yumna, tunggu sebentar," ucap Azriel pelan.

Yumna menegakkan tubuh, wajahnya berubah kaku. “Ada apa, Pak Azriel?”

Azriel menelan ludah, Yumna berubah memanggil dirinya menjadi formal. “Kita, kan, tetangga kos. Aku cuma mau nanya, kamu pulang jam berapa malam ini?”

Yumna mengerutkan dahi. “Kenapa?”

“Aku—”

“Yumna!” Suara Arundaru tiba-tiba terdengar dari ujung lorong.

Kini tatapan tiga orang itu bertemu. Arundaru memanggil Yumna sambil mendekat, rautnya jelas tidak suka melihat Azriel berdiri terlalu dekat.

Azriel menegang. Begitu pula Yumna.

Arundaru mendekat dengan langkah panjang, memposisikan dirinya berdiri sedikit di depan Yumna. Tidak menyentuh, tetapi cukup untuk menunjukkan batas yang jelas.

"Kamu capek? Yuk, pulang!" ujar Arundaru sambil tersenyum lembut. Senyum yang hanya ditujukan untuk Yumna. Namun, matanya tetap mengawasi Azriel tanpa kedip.

Azriel mengangguk kecil kepada Arundaru, meski jelas terlihat tegang. “Saya cuma mau memastikan Yumna aman pulang. Kos kita dekat, jadi—”

“Aku yang antar Yumna dan akan aku pastikan dia pulang dengan aman,” potong Arundaru ringan namun dingin.

Hening.

Yumna akhirnya angkat suara. “Terima kasih, Pak Azriel. Aku pulang bareng pacarku.”

Azriel tersentak karena Yumna manggilnya dengan sebutan "Pak" seolah mereka bukan orang dekat dan ada jarak. Nada bicara dan kata-katanya juga terasa formal.

“Tenang saja, Pak Azriel. Aku akan jaga Yumna dengan sepenuh jiwa dan ragaku,” ujar Arundaru semakin mendramatisir.

Azriel menunduk sedikit, lalu pergi tanpa kata tambahan. Langkah pria itu terasa berat, ekspresinya getir, ada penyesalan, ada kerinduan, dan ada rasa gagal.

Arundaru menatap punggung Azriel sampai pria itu benar-benar hilang dari lorong. Setelah itu barulah dia berbalik menatap Yumna, suaranya menurun.

“Aku nggak suka dia ngomong sama kamu tanpa aku tahu.”

“Mas Arun ....” Yumna menghela napas. “Kita kerja di tempat yang sama. Kadang nggak bisa dihindari.”

“Mau aku cari tempat kerja baru buat kamu?” Arundaru tiba-tiba bertanya, saking emosinya.

Yumna langsung menatapnya tajam. “Arundaru!”

Arundaru mengangkat tangan tanda menyerah. “Oke, oke. Maaf. Ayo, pulang.”

Perjalanan pulang di atas motor itu terasa lebih sunyi dari biasanya. Yumna memeluk pinggang Arundaru dengan lebih hati-hati, sedangkan Arundaru mengendarai motor dalam kecepatan stabil. Namun ada sesuatu yang jelas mengganggu pikirannya.

Sesampainya di depan kos, Yumna turun terlebih dahulu. “Mas Arun, kamu kenapa?” tanyanya.

Arundaru menatap Yumna lama sekali. “Aku cuma takut kehilangan kamu, Yumna.”

Yumna terdiam. Kata-kata itu menusuk lembut ke hatinya.

“Kalau soal Azriel, dia bukan siapa-siapa lagi bagiku,” ucap Yumna perlahan.

“Tapi dia mantan suami kamu.” Arundaru menggigit bibir. “Dan aku tahu dia masih peduli sama kamu, Yumna.”

Yumna menggeleng. “Tidak. Yang tersisa hanya penyesalan dia saja.”

Arundaru menatap Yumna, kemudian mengecup keningnya singkat. “Aku bakal pastikan aku enggak akan meninggalkan kamu. Aku janji.”

Yumna tersenyum tipis. “Aku percaya.”

Arundaru pulang dengan hati yang belum benar-benar tenang. Namun satu hal pasti, malam itu, keputusan untuk memindahkan Yumna ke tempat yang lebih aman semakin kuat tertanam dalam hatinya.

***

Yumna menaiki anak tangga darurat dengan sedikit terburu-buru. Lift lagi dipakai, kalau menunggu akan lama.

Siang itu Yumna dan Arundaru dipanggil oleh Pak Gunawan, pemimpin HRD yang pembawaannya selalu tenang, namun tegas. Yumna tidak tahu apa yang sedang menunggunya, tetapi Arundaru tampak terlalu santai untuk sebuah panggilan mendadak. Bahkan pria itu berkali-kali tersenyum geli setiap kali Yumna bertanya.

“Mas, serius ini ada apa? Aku, tuh, deg-degan. Kita enggak dipecat, kan?” keluh Yumna dengan napas memburu.

Arundaru berjalan di sampingnya dengan langkah panjang dan percaya diri.

“Santai saja, Yumna. Tidak ada yang perlu kamu takutkan. Pak Gunawan orangnya baik, kok.” Dia menatap Yumna sekilas, lalu mengedip. “Dan aku di sini. Kamu aman.”

Yumna mengembuskan napas panjang, belum menyadari bahwa segala hal yang akan terjadi di ruang HRD itu sebenarnya bagian dari rencana besar Arundaru.

Saat mereka masuk, Pak Gunawan berdiri dari kursinya. “Silakan duduk,” katanya ramah. “Saya panggil kalian berdua karena ada program baru untuk karyawan berprestasi. Sudah lama perusahaan ingin memberi fasilitas dan sekarang waktunya.”

Yumna masih bingung. “Fasilitas seperti apa ya, Pak?”

Pak Gunawan tersenyum kecil. “Rumah, Yumna. Perusahaan menyediakan rumah sederhana untuk ditempati karyawan yang dinilai layak. Lokasinya tidak jauh dari kantor. Aman, bersih, dan lingkungannya juga nyaman untuk bekerja.”

Yumna terperanjat. “R–rumah? Untuk saya?”

“Ya.” Pak Gunawan mengangguk mantap. “Kamu telah bekerja dengan baik. Pindah ke bagian redaksi, adaptasi cepat, dan suaramu sangat membantu tim narasi berita. Kamu layak.”

Yumna hampir tidak bisa menutup mulutnya. Ia memandang Arundaru secara refleks, tetapi pria itu berpura-pura sibuk melihat brosur kecil yang diberikan Pak Gunawan. Padahal jelas, kilatan puas terlihat di matanya.

“Pak, saya merasa nggak pantas,” ucap Yumna pelan. “Banyak karyawan lain yang lebih lama bekerja.”

Pak Gunawan mengangkat alis, senyumnya tetap hangat. “Justru itu, Yumna. Kamu berkembang cepat. Ini bentuk apresiasi kami.”

Arundaru ikut angkat bicara dengan nada yang dibuat-buat lembut. “Iya, Yumna. Kamu layak, kok. Lagian, rumahnya dekat sama perumahan tempat aku juga nanti tinggal. Jadi kalau kamu perlu sesuatu, aku bisa bantu.”

Arundaru sengaja menambahkan kalimat terakhir dengan nada santai, seolah itu hal sepele. Padahal jelas ia sedang memancing Yumna agar merasa aman jika tinggal di sana.

“Mas Arun, jangan gitu. Aku makin nggak enak jadinya,” gumam Yumna.

***

1
Vie
oh ternyata tom and jery sudah pada pensiun ya... udah pada tua... tapi tetep aja selalu berantem...🤣🤣🤣🤣🤣
Wiek Soen
ayo Arun cepat halalin pembinor nempel terus itu
Uba Muhammad Al-varo
semoga ibunya Arundaru merestui Yumna sebagai seorang istri
Sugiharti Rusli
paling nanti yang shock si Yumna yang belum tahu latar belakang asli keluarga Arundaru yang pemilik tv tempat dia kerja selama ini
Sugiharti Rusli
tapi kalo kakek-nenek kamu sudah memberi lampu hijau dengan melihat karakter calon istri Arundaru dan mereka bisa menerima semoga nanti ortu Arun terutama ibunya bisa juga menilai karakter calon menantunya yah,,,
Sugiharti Rusli
apalagi kamu penerus satu" nya keluarga mereka kan, jadi pasti para ortu juga berharap kamu jangan pilih asal saja
Sugiharti Rusli
step berikutnya kamu harus menghadapi kedua ortu kamu nanti buat meyakinkan kalo Yumna memang pilihan terbaik kamu
ken darsihk
Gaskeun lah otewe sah
Restu nenek dan kakek sdh di genggam 💪🏼💪🏼
Sugiharti Rusli
wah Arun kamu sudah dapat acc langsung dari kakek-nenek kamu tuh sekarang
ken darsihk
Nek itu yng menolong nenek calon cucu mantu mu nek , baik kan orang nya nama nya Yumna nek 🤭🤭
ken darsihk
Terima Yumna pinangan nya mas Arundaru , lawan rasa trauma mu itu
Hidup harus melangkah ke depan bukan selalu menoleh kebelakang 💪🏼💪🏼 Yumna
Sugiharti Rusli
karena sejatinya Yumna anak yang tulus dan mau menolong siapa saja yang bahkan tidak dia kenal sekalipun,,,
Sugiharti Rusli
wah nenek Gendis bahkan tidak sengaja malah dipertemukan dengan calon cucu menantu yang mau dia selidiki yah,,,
Sugiharti Rusli
kalian sudah sama" dewasa juga, toh trauma kamu sudah melewati tiga tahun dan yakin saja kalo Arun tulus sama kamu
Sugiharti Rusli
Yumna kamu juga jangan kelamaan mempertimbangkannya, karena nanti malah zinah jatunhya kalo ga segera dihalalin,,,
Sugiharti Rusli
memang harus segera dihalalin Arun, apalagi kamu maunya nyosor muluk😁
Dew666
🍭🍭🍭🍭
akbar fachira
kebut up nya ya Thor ☺️☺️
tiara
lanjut semoga ibunya Arun ga bikin masalah ya, dan menyetujui Yumna menikah dengan arun
Rahma Inayah
tinggl mendptkn restu ortu arundaru
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!