Wajib membaca novel sebelumnya "Suami pengganti (menikah dengan calon kakak ipar).
Karena Kejadian yang tak terduga membuat Rahma harus menerima kenyataan pahit di benci oleh calon suaminya sendiri.
Demi kesehatan sang ayah pria bernama Riko harus tetap menikahi seorang gadis yang di jodohkan oleh ayahnya, meski kenyataannya sehari sebelum pernikahan dirinya memergoki gadis itu di sebuah hotel bersama seorang pria yang tak lain adalah adik sepupunya sendiri.
Akankah Rahma mampu membuktikan kepada Riko jika dirinya tak seburuk pemikiran Riko?? akankah Rahma bisa membuktikan jika dirinya hanyalah korban fitnah keji seseorang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon selvi serman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tentang pernikahan.
"Bagaimana kondisi kandungan kamu, Ra??"Tanya Cristi layaknya bertanya pada adiknya sendiri, ketika Boy tengah ke toilet dengan di temani Ratu.
"Alhamdulillah.... aku dan bayiku dalam kondisi sehat, mbak." jawab Rahma seraya mengelus perutnya yang belum terlihat membesar, sebab usia kandungan baru berusia dua bulan.
"Syukurlah kalau begitu. jika kamu menginginkan sesuatu jangan sungkan untuk bilang sama mbak!!!.". tawar Cristi, mengingat saat ini suami dari Rahma sedang bekerja di luar negeri. Setidaknya begitu lah sepengetahuan Cristi saat ini dari cerita Rahma sebelumnya.
Di tengah obrolan keduanya tiba tiba ponsel Cristi bergetar tanda notifikasi pesan masuk ke aplikasi hijau miliknya.
Cristi merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya.
Seulas senyum terbit di bibir Cristi saat membaca pesan di ponselnya.
"Adik sepupu mbak, biasa menanyakan kabar keponakannya." beritahu Cristi setelah kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas.
"Boy sangat beruntung memiliki paman yang sangat perhatian sekali padanya." jawab Rahma setelah mendengar sedikit cerita Cristi.
"Sama keponakannya saja dia begitu sayang, nggak kebayang kalau sama anak sendiri." ucap Cristi tersenyum, kala teringat kasih sayang serta perhatian Riko pada putranya.
Rahma hanya tersenyum saja mendengarnya.
"Sayang, sepertinya kita harus segera pulang, karena ada mama pekerjaan yang harus segera mama selesaikan saat ini." ajak Cristi setelah beberapa Boy kembali bergabung bersama mereka.
"Ya...".keluh Boy, seakan tak rela meninggalkan tempat tinggal Rahma padahal mereka sudah cukup lama berada di sana.
"Sekarang Boy pulang dulu sama mama, nanti lain waktu boy main ke sini lagi !!." melihat ketidakrelaan di wajah Boy akhirnya Rahma pun turun tangan untuk membujuk bocah itu.
"Baik Tante cantik.....tapi lain kali bisa kan gantian Tante cantik yang main ke rumah boy." pinta boy dengan wajah memelas, tidak ingin bocah itu merasa kecewa akhirnya Rahma pun akhirnya mengangguk sebagai jawaban.
"Baiklah, nanti kalau Tante nggak sibuk, giliran Tante yang akan main ke rumah Boy." janji Rahma pada Boy, meskipun belum tahu pasti kapan.
Rahma mengantarkan Cristi dan Boy ke depan. setelah mobil mewah milik Cristi tak lagi terlihat oleh pandangannya barulah Rahma kembali ke dalam rumah.
"Sepertinya si bocah tengil itu sayang banget sama kamu, Ra, seperti kamu itu Tante saja." seloroh Ratu dengan suara tak begitu jelas karena saat ini mulutnya penuh dengan buah buahan bawaan Boy dan ibunya tadi.
"Kamu ini ada ada saja." Kini Rahma ikut duduk bersama Ratu di sofa.
Cukup lama suasana hening sampai Ratu di buat terkejut dengan pengakuan dari sahabatnya itu.
"Seandainya aku katakan padamu, jika anak yang ada di dalam kandunganku saat ini adalah milik suamiku, apakah kau akan percaya??."
Seketika Ratu berhenti mengunyah saat mendengar pengakuan Rahma yang di barengi dengan gurat wajah serius.
Ratu menatap Rahma dengan intens, seolah menuntut penjelasan atas ucapannya barusan.
Rahma menghela napas dalam dalam seolah saat ini paru parunya membutuhkan banyak pasokan oksigen, sebelum kemudian kembali bersuara.
"Sebenarnya aku sudah menikah lebih dari setahun. Aku menikah dengan seorang pria pilihan ayahku, awalnya aku berpikir meskipun di jodohkan mungkin pernikahan kami akan bahagia nantinya. Tetapi sepertinya kenyataannya tidak sesuai dengan ekspektasi ku, suatu kejadian yang tidak terduga membuat calon suamiku saat itu mulai berpikiran yang tidak tidak tentang diriku. Demi menjaga nama baik keluarga kami pun tetap melangsungkan pernikahan, tetapi dengan kesepakatan yakni berpisah setelah setahun pernikahan kami."
Ratu hampir tak bisa berkata-kata mendengarnya. Ratu hanya diam, membiarkan Rahma meyelesaikan cerita tentang drama kehidupannya, yang ternyata cukup menyesakkan dada.
"Sebagai seorang wanita bersuami tentunya aku ingin sekali membuktikan jika sebenarnya aku tidak seperti yang ada di pikiran suamiku, tetapi segala cara aku lakukan untuk mendapatkan hati suamiku tetapi sepertinya semua sia sia suamiku enggan menyentuh ku. Sampai akhirnya sebuah ide gila muncul di pikiranku saat usia pernikahan kami genap setahun, aku memintanya untuk melaksanakan kewajibannya sebagai seorang suami dan jika ia menolak saat itu aku mengancam untuk mengajukan pembatalan pernikahan."
Dengan tersenyum miris Rahma sedikit bercerita tentang kehidupan rumah tangganya kepada Ratu.
"Sampai akhirnya suamiku pun terpaksa menunaikan kewajibannya sebagai seorang suami malam itu. Dari hubungan itu kini seorang janin tak berdosa hadir di rahimku. meskipun begitu aku tidak pernah menyesali nya karena kejadian malam itu aku bisa membuktikan jika aku tidak seperti yang ia pikirkan dan dengan kejadian malam itu pula sebentar lagi malaikat kecil akan hadir di dalam kehidupan ku"
Kini Rahma tak sanggup lagi bersikap seolah ia baik baik saja di hadapan sahabatnya itu.
"Setelah malam itu aku putuskan untuk pergi jauh, setelah sebelumnya menepati janjiku untuk menandatangani surat gugatan perceraian yang rencananya akan segera ia layangkan padaku. Mungkin saat ini status kami sudah berubah menjadi mantan suami istri."
Setelah beberapa bulan menyembunyikan cerita yang sebenarnya, akhirnya hari ini Rahma berbagi cerita dengan sahabatnya itu.
Setidaknya dengan berbagi cerita dengan Ratu, Rahma berharap kesedihannya akan sedikit berkurang.
Ratu yang tidak tega melihat kesedihan di wajah Rahma meminta sahabatnya itu untuk menghentikan ceritanya.
"Sudah, Ra, Cukup!!! Kita akan membesarkannya bersama sama." Ratu memeluk tubuh rapuh Rahma. selain mengandung Tanpa seorang suami di sisinya, Rahma juga kini jauh dari kedua orang tuanya.
Sayang sayangku jangan lupa like, koment, vote and give ya karena itu akan menambah semangat aku dalam menulis. 😘😘😘🥰🥰
Dan maaf jika karya karyaku masih jauh dari kata sempurna 🙏🙏🙏🙏 belum memuaskan.