Luna Aurora Abraham rela meninggalkan nama belakang dan keluarganya demi menikah dengan lelaki yang dicintainya yaitu Bima Pratama. Seorang pria dari kalangan biasa yang dianggap Luna sebagai dewa penyelamat saat dirinya hampir saja diperkosa preman.
Dianggap gila oleh suami dan Ibu mertuanya setelah mengalami keguguran. Dengan tega, Bima memasukkannya ke Rumah Sakit jiwa setelah menguasai seluruh harta kekayaan yang dimilikinya.
Tidak cukup sampai di situ, Bima juga membayar orang-orang di RSJ untuk memberikan obat pelumpuh syaraf. Luna harus hidup dengan para orang gila yang tidak jarang sengaja ingin membunuhnya.
Hingga suatu hari, Bima datang berkunjung dengan menggandeng wanita hamil yang ternyata adalah kekasih barunya.
"Aku akan menikah dengan Maya karena dia sedang mengandung anakku."
Bagaimana kelanjutan kisah Luna setelah Tuhan memberinya kesempatan kedua kembali pada waktu satu hari sebelum acara pernikahan.
Update setiap hari hanya di Noveltoon.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nasib Soraya
Soraya sepertinya sudah kehilangan akal, dengan penampilan super sexy dia hadir ke acara pernikahan mantan tunangan dan musuh yang dibencinya.
Dia tidak terima, jika Ervan bisa hidup bahagia dengan wanita lain. Sementara dirinya harus hancur dalam ketidak berdayaan. Mengabaikan tatapan sinis dari para tamu undangan yang melihat video mesum Soraya.
"Dasa wanita murahan, masih saja berani datang setelah ketahuan selingkuh dan melakukan hubungan liar dengan banyak pria." Ucap seorang tamu.
"Bersyukur Tuan Ervan belum terikat pernikahan dengan Soraya. Kalau tidak pasti Tuan Ervan yang malu, punya istri wanita binal. Meskipun Soraya cantik, tapi istri Tuan Ervan sekarang jauh lebih cantik."
Desas desus terdengar, tapi Soraya tetap abai. Tujuannya hanya satu, maju ke atas pelaminan dan menghancurkan mereka semua dengan tangannya.
Ervan menatap datar pada mantan tunangannya, sedangkan Luna sudah waspada.
"Siapa dia? Kalian kenal? Bukankah dia wanita yang berniat menjebakmu honey. Kenapa ada di sini? Sebenarnya ada hubungan apa kalian?"
Atlas sejak tadi sudah kaget melihat ada wanita yang pernah ingin membuat Luna dilecehkan ada di tempat pesta pernikahan mereka. Apakah dia diundang hingga datang, atau sengaja ingin membuat keributan.
"Dia itu mantan tunangan Kak Ervan, yang punya dendam pribadi denganku. Dulu Kakaknya aku tolak saat melamarku di tempat umum."
"Ternyata kamu sangat mudah pindah ke lain hati Ervan? Aku pikir cintamu nyata, ternyata hanya bualan sematan. Dan nemu di mana gadis muda ini? Pasti di club malam?" Tanya Soraya.
"Tutup mulutmu Soraya, kamu tidak berhak menghina istriku." Ucap Ervan.
"Memangnya kenapa, betul kan? Dia hanya gadis kecil menjual selang kangan demi bertahan hidup. Aku pernah melihatnya masuk club malam."
"Masuk club bukan berarti pelacur, seperti dirimu yang merendahkan aku. Bukan berarti kamu lebih tinggi dariku. Aku tahu video tentangmu tante, sangat liar dan bergairah." Siapa sangka Daisy bisa membalas hinaan Soraya dengan kalimat pedas. Ervan tersenyum bangga merangkul istrinya.
"Cih, berapa Ervan bayar semalamnya hingga kalian akhirnya menikah? Aku tahu Ervan hanya menjadikanmu pelampiasan, pelarian karena patah hati denganku. Jangan sombong bisa dinikahi oleh pria yang bahkan tidak punya gairah sex. Jangankan memberi keturunan, membuatmu mendesah di atas ranjang saja dia tidak akan mampu. Hanya terlihat gagah dari luar..."
PLAK
PLAK
"Jaga mulut kotormu tante, tahu apa kamu tentangku dan suamiku. Apakah karena bang Er tidak tertarik saat kamu goda, lantas kamu bisa menghakimi kejantanannya sembarangan. Akan aku buktikan, satu bulan pernikahanku. Pasti aku langsung hamil anak Bang Ervan." Ucap lantang Daisy membuat semua orang yang mendengar menatap takjub.
"Ya... Tantangan anak kecil sepertimu tidak berlaku untukku. Tapi tidak masalah, aku akan lihat kamu hamil atau pura-pura hamil? Dan kamu Ervan, aku yakin milikku itu IM PO TEN." Ucap Soraya penuh penekanan, membuat Ervan meradang tapi juga malu.
"Aku bersyukur tidak jadi menikah dengan wanita murahan sepertimu, Soraya."
"Mendesah dengan banyak pria tanpa malu, kamu pikir dirimu begitu menarik hingga semua orang tertarik. Tidak, siapa juga yang tidak melirik barang gratisan apalagi murah. Semua orang pasti berebut untuk mencicipinya, beda dengan istriku ini. Dia wanita mahal, yang pantas aku perjuangkan. Dan ya, tunggu kabar kehamilan istriku sebulan lagi."
"Kamu terlalu sombong Ervan." Soraya mengambil sebuah pistol dari balik gaunnya, dengan berani dia todongkan di pelipis Daisy yang ketakutan.
"Jika aku tidak bisa memilikimu, maka tidak ada wanita lain yang boleh. Kamu hanya untukku Ervan." Ucapnya sambil menarik pelatuk.
DOR
Brak
"Ahhh..."
"Daisy..."
"Luna..."
Tembakan terdengar, membuat semua tegang.
Bertanya-tanya siapa yang tertembak, semua orang mengira jika Daisy atau Luna salah satu dari mereka yang terkena tembakan Soraya.
Tapi saat mata semua tamu undangan yang semula sengaja ditutup dengan tangan karena rasa takut. Perlahan mulai dibuka dan bisa melihat siapa gerangan yang tergeletak bersimbah darah di atas pelaminan.
Soraya, ya Soraya yang kini mengerang kesakitan dengan perut yang berlubang. Tidak ada yang mengira jika suami Luna lah yang telah menembaknya tepat saat Soraya akan melepas pelatuk di tangannya. Gerakan cepat Atlas sangat tidak diduga, apalagi sejak awal Soraya sama sekali tidak memperhatikan sekitar kecuali Ervan, Daisy dan Luna.
"Atlas... Kamu KEREN." Ucap Luna.
"Aku tidak akan membiarkan istriku dan keluarganya terluka. Jika ada yang ingin mencelakaimu, maka aku tidak segan mencelakai lebih dulu. Dan wanita itu, sudah sekali aku lihat akan mencelakai Luna. Kini dia datang kembali untuk membuat pesta pernikahan menjadi kacau. Balasan setimpal untuk wanita sepertinya."
"Bang Er... Kita harus panggilkan ambulan, Soraya bisa mati jika dibiarkan tanpa pertolongan. Dia akan kehabisan darah." Ucap Daisy khawatir.
"Biarkan saja, mungkin mati lebih baik untuknya. Hidupnya sudah banyak merugikan orang lain. Untung saja, hari itu aku yang bertemu Luna. Jika tidak apa yang akan terjadi." Ucap dingin Atlas.
"Tapi tidak begitu juga, dia kasihan dia... Aku tidak tega." Daisy memang memiliki sifat yang lembut di balik omongan pedasnya. Daisy begitu penyayang, dan tidak tega melihat orang lain terluka.
"Bahkan dia hampir membunuhmu sayang, kita panggilkan petugas keamanan saja. Dan aku tidak akan tinggal diam. Meskipun dia sekarat nantinya."
"Kamu tidak mencintainya lagi Kak? Hahaha aku jadi mau tertawa melihat nasibnya. 2 tahun dia membuatmu menjauhiku, entah hasutan apa yang dia katakan padamu. Tapi aku diam saja, ku pikir cinta Kakak padanya setinggi gunung Himalaya tidak tahunya hanya seujung kuku kelingkingku saja. Tahu begitu, sudah lama aku singkirkan dia."
"Tidak ada yang tersisa ketika Kakak melihat dia berbagi peluh dengan pria lain di saat aku pamit pulang ke Indonesia. Sangat menjijikkan, dan itu cukup membuatku punya alasan menghapus rasa cinta yang pernah tumbuh meski tak seberapa besar. 2 tahun memang cukup lama, tapi pertemuan singkatku dengan Daisy lebih bermakna."
"Dengan kata lain, aku lebih mencintai istriku." Ucap Ervan lantang sambil menatap sinis Soraya yang meringis menahan sakit di perutnya.
Beberapa saat kemudian, terlihat petugas kepolisian datang untuk meringkus Soraya.
"Bawa dia pak, dia datang ingin membuat kekacauan. Dia sengaja membawa senjata api untuk melukai mempelai wanita entah siapa sasarannya."
"Dan saya yang sudah menembaknya, jika diperlukan datang. Saya akan memenuhi panggilan polisi. Ada bukti rekaman cctv jika saya bertujuan menyelamatkan istri saya sendiri dan istri Kakak ipar saya. Ada banyak saksi mata di sini." Ucap Atlas tanpa rasa ragu, sungguh kedewasaan dan sikap gentle Atlas membuat Luna semakin terpesona.
Pesta pernikahan yang awalnya mewah dan mengesankan, kini harus berakhir lebih cepat karena insiden penembakan yang dilakukan oleh Soraya. Sikap impulsif Soraya sangat disayangkan oleh berbagai pihak, terutama Brian Kakaknya.
"Dasar menyusahkan, kalau sudah begini apa yang akan aku lakukan sekarang. Soraya ini selalu bertindak gegabah, dasar bodoh." Ucap Brian.
Ya, Brian langsung mendatangi Rumah Sakit begitu polisi memberinya kabar. Beruntung luka tembaknya tidak mengenai organ vital, tapi karena terlalu banyak kehilangan darah Soraya kritis.
Kehidupan kakak beradik ini memang memprihatinkan sejak remaja. Kedua orang tuanya bercerai usai sama-sama berselingkuh. Ibunya adalah mantan pelacur, sedangkan ayahnya seorang cassanova sejati.
Kembali pada pasangan yang sedang dilanda asmara, Luna dan Atlas telah berada di dalam kamar penganten mereka. Aroma semerbak bunga mawar membuat suasana begitu romantis.
"Mas Atlas, ayo kita tuntaskan yang sempat tertunda. Aku ingin pernikahan kedua kita dijalani dengan normal, tapi tidak perlu juga malu-malu seperti anak remaja."
"Kamu menantangku, honey?" Ucap Atlas sambil membuka satu persatu pakaiannya.
"Tentu, aku ingin mengambil hakku yang telah kamu berikan pada wanita lain. Sungguh menyebalkan." Ucap Luna yang teringat dengan Melani.
"Honey, please jangan diungkit lagi. Mas menyesal. Ayo kita mulai kehidupan rumah tangga kita yang baru tanpa bayang masa lalu."
"Hmm... Baiklah, ini kesempatan terakhir jangan pernah sakiti aku lagi."
"Iya honey, bunuh saja jika mas melukai hatimu." Tegas Atlas.
Dan akhirnya mereka berdua berhasil menuntaskan apa yang seharusnya sudah dilakukan sebagai pasangan suami istri ini 5 tahun yang lalu.
Sementara itu di kamar berbeda, suasananya tidak seperti malam pertama.
"Kenapa bisa sekeras ini, padahal tadi sebelum aku pegang dia lunak kayak terong bakar?" Gumam Daisy sedang memainkan sesuatu yang sudah berdiri tegak siap untuk mengobrak abrik goa sang istri.
"Sshhh... Sayangghhh... Ahhh..." Desah Ervan karena tangan Daisy tidak cukup hanya memegang, tapi juga mengurut dan memaju mundurkan sentuhan tangannya.
"Kalau seperti ini, abang tidak kuat sayang. Abang harus memakanmu. Atau apa yang kamu pegang itu bisa mengamuk." Ucap Ervan disela erangannya yang semakin menjadi.
"Aku ingin merasakan kehebatannya, bisakah dia membuatku hamil dalam waktu sebulan. Aku tidak boleh berbohong bukan? Atau mantan tunangan abang akan menertawakanku." Ucap Daisy manyun.
"Kalau begitu, jangan cuma abang yang membuka baju. Kamu juga harus melepaskan seluruh pakaianmu tanpa sisa. Setelah itu bersiaplah menerima serangan rudal, sehari sepuluh kali pasti satu bulan perutmu akan terisi bayi." Ucap Ervan meyakinkan.
"Kalau begitu, cepat lakukan aku sudah tidak sabar." Pinta Daisy.
Tapi...
"Ahhh... Bergenti abang, sakiiitttt..."
yg jadi atlas matanya biru/Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Suka awal yg menarik
jangan jangan cuma Rekasi sebentar dah mau masuk sarang letoy lagi wkwkwkkw
itu adik ma KK kandung kan Thor
keren bisa dalam itu curhat nya