Pernikahan karna sebuah perjodohan membuat Aurora tak mengenal betul sosok sang suami yang menikahinya tersebut.
Pria yang di anggapnya baik itu memang terkesan dingin seakan menyembunyikan banyak hal, termasuk wanita lain yang baru di ketahui Aurora tanpa di sengaja.
Mampukah ia menerima nasibnya yang,
"Ternyata, bukan istri pertama?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kaktus..
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Dia-- dia Si pemilik sabar luar biasa, rela menggenggam padahal jelas ditanganku ada duri yang pasti akan menyakitinya," ucap Leo setelah makan siang bersama beberapa client yang akan bekerja sama dengan Restonya. Dari beberapa yang hadir hanya ia yang membawa istri, entah apa alasannya tapi yang jelas Aurora merasa hadirnya kini dihargai.
"Semoga kalian terus berbahagia dan merasa selalu menjadi pengantin baru," ucap salah satu dari mereka yang sepertinya ikut bangga. Padahal jika tahu bagaimana isi pernikahan pasangan itu, pastilah tak akan ada yang sanggup berdiri tegak seperti keduanya kini lakukan.
"Terimakasih," balas Leo dan Aurora.
Semua rangkaian kerja sama dan makan siang akhirnya selesai, kini saatnya mereka semua yang hadir berpamitan.
"Ada tempat yang mau kamu datangi setelah ini?" tawar Leo saat keduanya sudah ada di dalam mobil.
"Hem, bisa antar aku ke toko bunga?" pinta Aurora.
"Tentu, di depan sana rasanya ada," balas Leo dengan senyum kecil di ujung bibirnya.
Pria itu terus fokus pada jalan didepan yang membentang, tak ada obrolan diantara sepasang suami-istri yang sampai detik ini belum melakukan hak dan kewajiban mereka. Bukan tak ingin, apalagi keduanya sudah sama-sama dewasa dan normal.
Leo yang berpengalaman karna sudah menikmati manisnya sentuhan seorang wanita dari Ameena tak bisa menutup hasrat saat melihat rambut hitam istri keduanya itu tergerai panjang. Tapi, bayangan wanita yang dicintainya selalu saja muncul ketika gejolak itu ada dalam dadanya.
Semenjak Ameena koma, Leo tak lagi merasakan nikmatnya berada di puncak pelepasan, dan untuk sekedar melakukannya sendiri pun ia seakan tak berga irah meski kadang ingin menuntaskan nya.
Ia lebih baik menahan atau melakukan kegiatan yang bisa mengalihkan gejolak naluri kelelakian nya tersebut.
Lalu bagaimana dengan Aurora?
Wanita cantik dengan bibir merah muda alami itu tak memiliki keberanian untuk memulai lebih dulu. Ia hanya sekedar tahu dan paham dari apa yang di pelajarinya selama ini, dan tentunya dari Sang kakak ipar yang terbuka dalam urusan ranjang.
Biarlah ia menunggu sampai saatnya tiba ia meraih pahala dengan cara melayani suaminya tersebut. Aurora cukup paham dengan apa yang di alami pria itu, melakukan hal yang menyenangkan bukan salah satu cara membuat Leo tinggal bersamanya karna justru ia hanya akan menikmati tubuhnya tapi bukan cintanya.
"Disini 'kan?" tanya Leo memastikan saat mobil mewahnya menepi.
"Iya, Mas."
"Tapi tokonya taj terlalu besar, kita ke tempat lain saja, disana pasti kurang lengkap bunganya," ucap Leo yang kembali hendak memutar setir mobilnya namun ditahan.
"Tak apa, kita belum masuk kesana jadi mana tahu apa yang ada di dalam. Jangan menilai sesuatu dari luarnya saja, Mas. Kita tak pernah tahu apa yang tersembunyi di balik kesederhanaan sesuatu," balas Aurora yang membuat Leo reflek menyentuh pipinya.
Meski terhalang cadar, Aurora tetap senang merasakannya. Karna respon tersebut tentu diluar dugaannya.
"Maaf, mari turun," ajaknya kemudian yang dijawab anggukan kepala oleh istrinya.
Jika dulu Leo selalu berjalan satu atau dua langkah didepan Aurora, nyatanya kini mereka melangkah bersama beriringan meski tetap berjarak yaitu tanpa saling menggenggam tangan.
"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" sapa seorang wanita sembari menawarkan diri.
"Iya, Kak. Saya pilih-pilih dulu ya," jawab Aurora, ia yang penyuka bunga rasanya sudah hapal dan tahu berbagai jenis tanaman warna warni tersebut.
Aurora terus memilah dan memilih beberapa bunga yang menurutnya cantik. Ia ambil bunga Lily, anggrek, tulip dan mawar putih kesukaannya.
Leo yang sedari tadi hanya memperhatikan lalu berjalan lebih mendekat.
"Ada lagi?" tanya Leo saat Aurora beranjak ke kasir.
"Hem, tambah Kaktus deh," jawabnya sambil mengambil tanaman kecil berwarna hijau tersebut.
"Kenapa suka Kaktus?" Leo yang bingung sampai mengernyitkan dahi.
.
.
Dari Kaktus aku belajar untuk tidak mudah tersentuh tapi tetap anggun dan cantik. Dan yang terpenting aku sanggup bertahan dalam keadaan apapun itu....
Mang Udin nya ngadu tuh 🤣🤣