TAMAT!!!
Duaaarrrrr!
Suara petir tiba-tiba bergelegar seolah menggetarkan seluruh jagat raya, seketika itu juga Cara berteriak dan merasakan tubuhnya semakin bergetar.
Cara sangat tidak menyukai hujan, terlebih angin dan petir, entah mengapa setiap kali dirinya mendengar suara petir tubuhnya reflek langsung bergetar, jantung nya berdebar begitu kencang dengan napas yang memburu.
"Mamiiii!" Teriak Cara dan langsung menutup kedua telinganya sambil menekuk kaki nya ke kursi.
Mobil segera berhenti menepi dan reflek tubuh Cara langsung di tarik dan di dekap oleh cowok tersebut. Hangat dan nyaman, itulah yang Cara rasakan.
"Sssttthhh i'm here," bisik nya di telinga Cara seketika membuat air mata Cara menetes.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy_Ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kepanikan Aiden
Brakk!
Lagi dan lagi, pintu ruang UKS di buka kasar oleh seseorang, dan kini Cara langsung merentangkan kedua tangan nya untuk menyambut kedatangan orang tersebut.
"Kakak," rengek Cara saat melihat Aiden datang dengan wajah menahan amarahnya. Cara tau pasti Aiden tidak akan diam saat tau dirinya terluka, namun ia tidak ingin kakak nya berbuat berlebihan.
"Queen, kamu gapapa kan? siapa yang ngelakuin ini bilang sama Kakak?" tanya Aiden lembut sambil memeluk Cara.
"Cara gak tau, tadi kan lagi asik nonton eh tuba tiba ada yang nimpuk pake batu," ucap Cara cemberut.
"Sakit?" tanya Aiden lirih saat menyentuh kepala Cara yang di perban.
"Sakit," jawab Cara menganggukkan kepalanya pelan.
"Kita pulang sekarang?" ucap Aiden tegas.
"Tapi—" kata Cara.
"Gak ada tapi tapian, kita pulang sekarang!" ucap Aiden.
"Biar saya ambilkan tas nya Caramel sebentar Bang," ucap Jo yang sedari tadi diam.
"Ah iya terimakasih," ucap Aiden yang baru menyadari bahwa ada Jo di sana. Jo hanya mengangguk lalu ia segera pergi ke kelas untuk mengambilkan tas nya Caramel.
"Caraaa!" teriak Felly memasuki ruang UKS.
"Oops," ucapnya langsung menghentikan langkahnya kala melihat Aiden. Begitupun Aiden yang melihat kedatangan Felly mendadak canggung.
"Lo kemana aja sih dari tadi? temen lagi sekarat begini malah di tinggal!" sungut Cara dengan kesal.
"Hehehe sorry Ra, gue tadi hubungin Kak Aiden tuh sama Vier, eh pas gue mau kesini gue ketemu DIA lagi dan gue di interogasi sebentar," jawab Felly.
"Dia siapa?" tanya Aiden.
"Excel," jawab Felly.
"Dia disini?" tanya Aiden dan di balas anggukan kepala oleh Felly.
"Felly jagain Cara sebentar, Kakak mau mencari Excel," ucap Aiden lalu ia segera pergi.
"Menurut lo kakak mau ngapain nyari tu orang?" tanya Cara.
"Entahlah, mungkin mau ngasih bogeman syantik karena udah bikin lo kaya gini," jawab Felly santai.
"Gue kaya begini bukan karena dia oncom!" ucap Cara kesal.
"Ya tapi kan secara gak langsung iya Ra, lo kaya gini gara gara sekolah dia datang lagi kesini," ucap Felly.
"Serah dah," ucap Cara lalu ia merebahkan kepalanya lagi karena masih terasa sangat pusing.
"Ya udah lo tidur aja dulu sambil nunggu kakak," ujar Felly, Cara pun langsung memejamkan matanya untuk tidur sebentar.
'Nanti kalau Cara udah gede, kamu harus jadi pacar Cara!'
'Enggak! aku gak mau punya pacar kaya Cara!'
'Kenapa? Cara cantik loh?"
'Aku gak suka cewek yang cengeng dan jorok!"
'Berarti kalau Cara gak jorok dan gak cengeng, kamu mau jadi pacar Cara?"
"Hah hah hah hah," Cara membuka matanya dengan napas yang memburu.
"Ra lo kenapa?" tanya Felly khawatir karena melihat Cara berkeringat begitu banyak dan napasnya juga memburu seperti orang habis lari maraton.
Cara hanya diam, memori nya berusaha mengingat siapa dan bagaimana wajah anak laki laki itu, namun nihil. Semakin ia berusaha mengingat maka kepala nya akan semakin terasa sangat sakit.
"Gue nembak siapa?" gumam Cara pelan sambil memegang kepalanya.
"Ra, hey are you oke?" tanya Felly menyadarkan Cara dari lamunan nya.
"Fell selain lo, gue, twin J sama Farel. Siapa lagi anak yang dekat sama kita waktu main?" tanya Cara seketika membuat tubuh Felly sedikit menegang.
"Hah mak—maksud lo apa sih Ra? gue gak ngerti," ucap Felly tertawa paksa.
"Gue gak tau Fell, suara itu kenapa terus berdengung di telinga gue?" ucap Cara menjambak rambut nya karena lagi dan lagi kepalanya terasa sangat sakit.
"Ra, lo jangan gitu Ra!" kata Felly berusaha menarik tangan Cara namun tidak bisa karena tangan Cara mencengkram rambutnya dengan kuat.
"Cara hiks hiks," Felly masih terus berusaha menarik tangan Cara namun masih sia sia, hingga akhirnya ada seseorang yang berhasil menarik tangan Cara dan langsung memeluknya dengan erat.
"I'am here," ucapnya pelan tepat di telinga Cara.
