Kyra Malaika seorang gadis yang sangat cantik harus merasakan pahitnya kehidupan karena tidak memiliki orang tua dan harus merawat adiknya yang menderita penyakit jantung bawaan, adiknya bernama zahila berumur 12 tahun.
Kyra harus bekerja part time di berbagai tempat demi membiayai pengobatan adiknya dan sekolahnya. Karena wajah cantiknya sehingga membuatnya lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Dan karena itu juga lah dia tidak disukai oleh para gadis karena dia mampu mencuri perhatian cowok - cowok disekolahnya.
Suatu hari dia tidak sengaja bertemu dengan seorang cowok sombong dan angkuh bernama Aditya Sinatria karena kesalahpahaman membuat mereka saling bertentangan.
Bahkan Kyra harus berurusan dengan ibu Aditya yang memaksanya untuk menikah dengan anaknya.
Bagaimanakah kisah mereka selanjutnya.....Nantikan kisahnya.
By Dewi mutia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Mutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 Beautiful Romance
Kemarin saat Kyra pulang sekolah naik Bus, ia ditelfon oleh Nyonya Sintya untuk meluangkan waktunya hari ini karena ibu mertuanya ingin bertemu dengannya. Dan saat ini ia tengah berada didepan sekolahnya menunggu jemputan mobil dari Nyonya Sintya. Tak menunggu lama, Nyonya Sintya datang dengan mobil BMWnya. Pak Mustang turun dan membukakan pintu untuknya. Kyra langsung masuk, Pak Mustang juga masuk dan kembali melajukan mobilnya menuju Kediaman Sinatria.
Didalam mobil
“Kamu sudah menunggu lama ya Kyra” tanya Nyonya Sintya.
“Tidak kok tante. Kyra juga baru pulang. Baru selesai” jawab Kyra.
“Maaf ya...tante banyak kerjaan tadi di Hotel jadi terlambat menjemput kamu” ucap Nyonya Sintya sambil memegang pundak Kyra.
“Oh tidak apa – apa kok tante”
Hanya beberapa menit saja, mereka sampai di Kediaman Sinatria. Pak mustang langsung masuk kedalam setelah pagar otomatis terbuka. Kyra menengok ke kaca jendela mobil dengan mata terbelalak kagum melihat Kediaman Sinatria yang begitu luas.
“Gila....ini seperti istana saja. Luasnya bisa mencapai 50 bangunan rumah sederhana seperti rumahku nih. Kalau aku berjalan masuk kedalam kapan sampainya saking luasnya apalagi pekerangannya terdapat air mancur dan beberapa bunga yang menghiasinya. Sangat indah” dalam hati Kyra. Ia semakin takjub saat mobil Pak Mustang sudah berada didepan bangunan mewah bergaya barat.
“Astaga...ini rumah apa istana ya, besar sekali, mewah lagi. Tadi pas masuk pekerangan rumahnya sangat luas sampai kedalam sekarang rumahnya sangat besar dan mewah” dalam hati Kyra.
Pak Mustang turun dari mobil dan membuka pintu mobilnya untuk mereka. Nyonya Sintya turun dari mobil setelah melihat pintu mobil terbuka.
“Kyra....Kyra....” panggilan Nyonya Sintya membuyarkan lamunannya.
“Eh ia tante”
“Kamu mikirin apa sih...ayo turun” sambil melambaikan tangannya memberikan kode pada Kyra untuk turun dari mobil.
“Tidak ada tante”
Kyra masuk kedalam rumah bersama Nyonya Sintya dan Pak Mustang. Kyra semakin dibuat takjub dengan keindahan dan kemewahan didalam rumah Nyonya Sintya.
“Tante Sintya benar – benar kaya raya. Tak heran dia bisa membiayai adikku dengan begitu mudahnya. Rumahnya saja seperti istana” dalam hati Kyra.
Mereka sampai disebuah Ruang Keluarga yang terlihat sangat mewah. Kyra melihat sekeliling Ruang keluarga itu dengan kagum.
“Duduk dulu Kyra.”
“Ia tante” sambil duduk disofa.
“Kamu mau minum apa?” tanya Nyonya Sintya.
“Apa saja tante....?” balas Kyra.
Nyonya Sintya lalu memanggil salah satu pelayannya.
“Mba Susi...” panggilnya.
Seorang wanita datang menghampiri Nyonya Sintya.
“Ia nyonya”
“Tolong siapkan minuman untuk Nona Kyra ya” perintah Nyonya Sintya.
“Baik nyonya” balasnya sambil menunduk hormat.
Pelayan itu lalu pergi kedapur menyiapkan minuman untuk Kyra. Nyonya Sintya kembali berbicara pada Kyra.
“Kyra kamu tunggu disini sama Pak Mus ya. Tante panggil nenek dulu” ucap Nyonya Sintya.
“Ia tante”
“Pak Mus...tolong temani Kyra ya” sambil melihat kearah Pak Mustang yang berdiri didepannya.
“Baik nyonya”
Nyonya Sintya pergi meninggalkan Kyra dan Pak Mustang menuju kamar ibu mertuanya.
Sementara Nyonya Sintya memanggil ibu mertuanya, datang Mba Susi menghidangkan minuman dan beberapa kue untuk Kyra.
“Silahkan nona” sambil meletakkan minuman dan makanannya.
“Terima kasih mba” sambil tersenyum pada Mba Susi.
Mba Susi hanya mengangguk pelan sambil tersenyum. Ia meninggalkan Kyra setelah selesai menghidangkan minuman untuknya.
Dari jauh, Nyonya Sintya datang bersama dengan ibu mertuanya yang bernama Nyonya Ambar Sinatria yang sering juga dipanggil dengan sebutan Nyonya Besar. Nyonya Ambar datang memakai kursi roda yang didorong oleh perawatnya yang bernama Susan. Kyra langsung berdiri saat melihat mereka datang.
“Halo nyonya” sapa Kyra sambil membungkuk hormat didepan mereka.
“Kamu Kyra kan” tanya Nyonya Ambar.
“Ia nyonya” sambil menunduk.
“Duduklah” perintah Nyonya Ambar.
“Baik nyonya” sambil duduk kembali.
“Kamu juga duduklah” menengok kearah Nyonya Sintya.
“Baik bu” sambil duduk disofa.
“Umur kamu sekarang berapa Kyra?”
“Saya baru 18 tahun nyonya” jawab Kyra sambil tersenyum.
“Tidak usah terlalu formal begitu. Panggil saja nenek, tidak usah panggil nyonya. Sebentar lagi kan kamu jadi cucu menantuku” jelas Nyonya Ambar.
“Baik nyonya....eh nenek” balas Kyra dengan suara gugup.
Mereka pun mengobrol sangat lama sampai tak mengenal waktu. Nyonya Ambar sangat menikmati mengobrol dengan Kyra sampai membuatnya tertawa. Mereka sangat nyambung sampai membuat Nyonya Sintya terkejut karena melihat ibu mertuanya itu bisa tertawa senang bersama Kyra. Ia memang tidak salah memilih Kyra sebagai menantunya meskipun ia hanya mengenal Kyra baru satu bulan.
“Bu sudahlah....ini sudah sore. Kyra harus pulang” ucap Nyonya Sintya memberi pengertian pada ibu mertuanya.
“Jangan dulu...kita tunggu Aditya datang baru antar Kyra pulang. Mereka belum bertemu kan” sambil melihat kearah Nyonya Sintya.
“Aditya tidak jadi datang bu.” Dengan wajah serius.
“Loh...kenapa?” tanya ibu mertuanya dengan wajah terkejut karena baru tahu jika Aditya tak datang.
“Hari ini dia tidak bisa datang karena ada pertandingan futsal dikampusnya. Besok katanya baru datang kerumah” jawab Nyonya Sintya.
“Anak itu.....kalau sudah menyangkut futsal. Semuanya tidak dianggap penting” gumamnya. Kyra dan Nyonya Sintya hanya tersenyum melihat Nyonya Ambar bergumam sendiri. “Ya sudah...Kyra bermalam saja disini sambil tunggu besok” ucapnya sambil menatap Kyra.
“Sintya juga ingin Kyra bermalam disini bu. Tapi....Kyra itu masih belum menikah dengan Aditya. Tidak baik kalau dia sampai bermalam disini. Tidak sesuai adat bu” jelasnya dengan serius.
“Baiklah....tapi besok Kyra harus datang lagi kesini ya untuk bertemu dengan Aditya” sambil melihat kearah Kyra.
“Baik nek”
“Janji ya Kyra” pinta Nyonya Ambar.
“Ia nek...Kyra janji” balas Kyra.
“Pak Mus...tolong antar Kyra pulang ya” perintah Nyonya Sintya pada Pak Mustang yang sejak tadi berdiri disampingnya.
“Baik nyonya” sambil membungkuk. “Mari Nona Kyra” sambil melihat kearah Kyra. Kyra berdiri dari tempat duduknya.
“Kyra permisi nek...tante Sintya” sambil menunduk hormat didepan mereka berdua.
“Hati – hati ya Kyra”
“Ia nek”
Kyra berjalan bersama Pak Mustang setelah minta permisi pada Nyonya Sintya dan Nyonya Besar. Sementara Nyonya Sintya dan ibu mertuanya melihat mereka dengan tersenyum.
“Anak itu benar – benar gadis yang baik. Semua yang dia perlihatkan terlihat alami dan tidak berpura – pura” ucapnya pelan sambil melihat Kyra yang sudah jauh dari mereka.
“Aku pintar cari calon untuk Aditya kan bu” ucap Nyonya Sintya.
“Ia...kamu sudah bekerja keras” sambil menatap menantunya itu.“Tapi dia seperti aku dulu, menikah diusia muda bedanya aku menikah diumur 15 tahun sedangkan dia 18 tahun” ucap Nyonya Besar
“Itu kan zaman dulu bu....kalau sekarang dilarang menikah dibawah umur. Untung saja Kyra sudah 18 tahun” balas Nyonya Sintya.
Sementara Kyra sudah berada dimobil dan duduk dibelakang. Ia diantar Pak Mustang menuju rumahnya.
“Pak....bisa antar saya ke Cafe Dago saja pak” pinta Kyra.
“Anda tidak jadi diantar pulang nona. Nona Kyra kan masih pakai baju seragam sekolah”
“Ia pak.....saya mau gantiin sift kerja saya buat besok karena saya sudah janji sama nenek untuk datang ke rumah lagi dan disana kami punya seragam kerja jadi tidak apa - apa”
“Baik nona”
Pak Mustang memutar balik mobilnya menuju Cafe Dago yang ada dikota itu. Hanya beberapa menit saja, mereka sampai di Cafe Dago. Kyra langsung turun dari mobil.
“Terima kasih pak” sambil menunduk hormat pada Pak Mus.
“Ia nona...sama – sama”sambil tersenyum.
Pak Mustang melajukan kembali mobilnya meninggalkan Kyra yang masih berdiri diluar Cafe. Setelah melihat Pak Mustang pergi, Kyra masuk kedalam Cafe dan memulai pekerjaannya.
Bersambung
Jangan lupa like and koment ya karena like itu gratis.
cantik dan ganteng2...