"Sudah sedari dulu, aku memang hanya pemuas nafsu di ranjang mu, jadi jangan meminta lebih untuk menikahiku, karna aku tak ingin berurusan dengan istrimu!"
Itulah kalimat yang sering keluar dari mulut gadis cantik bernama Diana, ia ikhlas menjadi selir dari seorang Mafia berdarah dingin padahal keduanya sudah menjalin cinta sedari masih duduk di bangku SMA.
Lalu apa alasan yang membuat Diana bisa menjadi simpanan dari pria yang amat mencintainya itu?
Mampukah ia bertahan dengan hubungan yang selalu disembunyikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SCSM 30
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Kenapa kancing bajuku terbuka semua?" gumam Diana, ia menoleh kearah Adam yang tidur pulas di sampingnya.
"Baju dia lengkap, kenapa bajuku berantakan?!" rutuknya lagi kesal, Diana turun dari ranjangnya menuju kamar mandi untuk buang air kecil, sedangkan Adam langsung menyembunyikan wajahnya dibalik bantal agar Diana tak mendengar gelak tawanya.
"Hadeuh, untung gue masih bisa tahan" kekeh Adam saat ia ingat betapa jahilnya ia menyentuh Diana ketika gadis itu terbuai mimpi.
CEKLEK.
Diana mengambil satu bantal dari tempat tidur, kemudian berjalan kearah sofa panjang dekat lemari baju. Ia baringkan tubuh lelahnya itu dalam posisi meringkuk tanpa selimut.
Adam yang sadar hal itu tentu langsung menggendong Diana kembali keranjangnya, ia tak akan tega melihat Diana justru tidur di sofa sendiri.
"Gadis nakal, berani pindah dariku? rasakan akibatnya!"
.
.
.
Pagi ini Diana bangun sedikit terlambat, ia merasa bingung dan aneh sendiri saat membuka matanya.
"Kenapa ada di kasur lagi?" gumamnya pelan sambil memeriksa bajunya kembali, dirasa semua aman dan lengkap ia pun langsung bergegas masuk kedalam kamar mandi.
Usai membersihkan diri, Diana langsung keluar dari dalam kamar menuju dapur, nyatanya sudah ada Adam di halaman belakang saat Diana tak sengaja melewatinya.
"Yang punya nya udah mandi belum tuh" sindir gadis cantik itu saat melihat Adam sedang memandikan burung berwarna hitam pekat.
"Belum, hahahaa" jawab Adam sambil tertawa.
Diana duduk di bangku besi yang kosong tepat di hadapan Adam, ia memandang pemuda tampan itu dengan sangat intens.
"Kenapa?" tanya Adam saat sadar ia sedang di perhatikan.
"Kamu buka bajuku semalam?"
"Enggak, aku gak buka" sahut Adam serius.
"Bohong! lalu siapa yang membuka bajuku?!" cetusnya kesal dengan sorot mata tajam menatap kearah Adam.
"Jelas-jelas cuma kamu yang tidur denganku!" tambahnya lagi semakin jengkel.
"Aku gak buka bajumu, yang aku buka cuma semua kancingnya, Sayang" jawab Adam dengan senyum menggoda.
Diana langsung bangkit dari duduknya, ia menghentakkan kaki sebelum akhirnya pergi menuju dapur.
"Sama aja! dasar mesum"
****
Jam sebelas siang Adam sudah bersiap akan kembali ke kota, masih ada hal lain yang harus ia lakukan sambil menunggu surat kelulusan diberikan oleh pihak sekolah. Meski ia terkenal nakal dan urakan tapi soal otak, Adam masih terbilang mampu menyelesaikan semua tes ujian dengan baik, belum lagi ada Akram yang siap menjadi guru les privat dadakan untuk ketiga temannya itu.
"Jangan cemberut, aku gak suka" rayunya pada Diana di kursi teras depan. Gadis itu sedang merajuk ingin ikut dan tak mau di tinggal begitu saja.
"Kapan kesini lagi?"
"Nanti, saat surat kelulusan kita keluar, aku pasti langsung kemari lagi, Dee" jawabnya meyakinkan.
Diana nampak berfikir sejenak, ia masih ingat betul tanggal dan hari kapan waktu itu akan tiba.
"Masih beberapa hari, Dam" rengeknya lagi.
"Ada eyang yang akan menemanimu, jangan khawatir"
Diana diam, percuma ia merajuk tapi nyatanya Adam tetap pada pendiriannya. Hampir satu tahun bersama memang Diana sedikit banyak sudah tau sifat Adam yang tegas dan berpendirian tetap, jika ia bilang tidak tentu sampai akhir pun tetap tidak. Tapi lain cerita jika Diana sudah melakukan rayuan extreme nya.
"Aku akan sering mengabarimu, Ok" pamitnya yang lalu mencium kening, pipi dan tentunya bibir ranum kekasihnya itu.
"Aku mencintaimu, jaga dirimu baik baik dan hubungi aku jika terjadi sesuatu" pesannya yang hanya di jawab anggukan kepala oleh Diana.
"Hati-hati di jalan, telepon aku jika sudah sampai"
"Tentu, karna aku akan langsung merindukanmu saat masuk kedalam mobil nanti" sahutnya dengan senyum menggoda.
"Dilarang gombal sama mak othor, Dam" kekeh Diana sambil menangkup wajah tampan kekasihnya.
Diana melambaikan tangannya saat mobil sedan berwarna putih itu terus menjauh dan akhirnya hilang dari pandangan, Ia masuk kembali kedalam rumah menemui eyang di dapur belakang sedang mencuci.
"Biar ku bantu, Eyang"
"Tak perlu, kembali lah ke kamarmu dan istirahat" titah wanita tua itu.
"Aku bosan disana, aku akan temani Eyang disini saja, Bagaimana?"
"Baiklah, tapi jangan menyentuh pekerjaan apapun kecuali melayani Den Adam makan, ia sudah berpesan banyak pada Eyang untuk menjaga dan menemanimu selama disini"
"Baiklah, terserah padanya saja" sahut Diana yang akhirnya memilih duduk di kursi plastik.
.
.
.
.
Kepulangannya menuju kota kini sedikit terhambat karna adanya kecelakaan lalu lintas, Adam dengan sangat sabar terus menunggu sampai mobilnya mendapat giliran untuk bisa berjalan kembali, untung ada Diana yang selalu cepat membalas semua pesannya, hal itu ia lakukan untuk mengusir rasa bosan dan kantuk yang kini ia rasakan.
Hampir tiga puluh menit akhirnya ia bisa bebas dari kemacetan, kereta besinya itu kini sudah bisa melaju dengan kecepatan tinggi lagi menuju rumahnya di perumahan elite ibu kota.
Ngiiiiiiikkkk
Suara derit ban mobil yang beradu dengan aspal sablai jelas terdengar oleh kedua telinga Adam saat ia menekan pedal Rem secara mendadak dan kuat.
"Keluar lo" titah salah seorang pria berbadan besar turun dari motor yang menghadang mobilnya barusan.
"Kalian siapa? dan mau apa? tanya Adam bingung dan sedikit panik.
.
.
.
.
.
.
.
Alah.. Breng sek!!!
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
Huuaaaaaaa...
Bang DamDam jangan di bikin lecet, kalo mau kena cium jangan sama bogem karna bibirku juga nganggur 😂😂😂
Like komennya yuk ramaikan.
