NovelToon NovelToon
Cinta Paksa Di Menara Kaca

Cinta Paksa Di Menara Kaca

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Kaila terpaksa menukar seragam sekolahnya dengan status istri rahasia seorang CEO arogan demi sebuah wasiat. Di dalam menara kaca yang dingin, ia harus bertahan di antara aturan kaku sang suami dan ancaman para musuh bisnis yang siap menghancurkan hidupnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19: Cemburu Pertama sang CEO

Cemburu pertama sang CEO meledak seketika saat Adnan melihat gawai yang bergetar hebat di balik jemari Kaila yang nampak sangat-sangat gemetar.

Pria itu merampas benda elektronik tersebut dengan sebuah sentakan yang sangat-sangat kasar hingga kuku jarinya hampir saja menggores kulit halus Kaila.

Layar gawai itu menyala terang benderang dan menampilkan sebuah nama yang membuat rahang Adnan mengeras sekeras batu karang di tengah lautan.

"Berikan kembali benda itu kepada saya karena itu adalah urusan pribadi yang sangat-sangat penting, Tuan," pinta Kaila dengan suara sangat-sangat lirih.

Adnan tidak mengindahkan permintaan tersebut melainkan ia justru menekan tombol hijau dan mendekatkan gawai itu ke arah telinganya dengan ekspresi sangat-sangat dingin.

Suara seorang pemuda yang terdengar sangat-sangat panik merangsek masuk melalui lubang suara dan memenuhi keheningan lift yang sedang bergerak turun.

Kaila merasa jantungnya seolah-olah berhenti berdetak saat ia menyadari bahwa Rio sedang melakukan sebuah tindakan yang sangat-sangat nekad malam ini.

"Kaila jangan pernah pergi dengan pria kejam itu karena aku sudah tahu semua kebusukan yang ia sembunyikan darimu selama ini!" teriak Rio dari seberang telepon.

Garis-garis kemarahan nampak muncul di dahi Adnan yang nampak sangat-sangat pucat karena menahan emosi yang sudah berada di ubun-ubun kepalanya.

Ia mematikan sambungan telepon tersebut dengan sebuah gerakan jempol yang sangat-sangat cepat lalu melemparkan gawai itu ke sudut lantai lift hingga hancur berkeping-keping.

Kaila terpekik kaget sambil menutup mulutnya dengan kedua telapak tangan karena ia tidak menyangka Adnan akan bertindak sejauh itu untuk menghancurkan miliknya.

"Apakah pria rendahan itu yang selama ini kau jadikan alasan untuk selalu membangkang pada aturan mainku?" tanya Adnan dengan nada sangat-sangat rendah.

Pria itu memojokkan tubuh Kaila ke dinding lift yang terbuat dari logam dingin hingga gadis itu merasa sangat-sangat sesak dan sangat-sangat tertekan.

Aroma kayu cendana yang sangat-sangat kuat dari tubuh Adnan kini terasa sangat-sangat mencekam dan seolah-olah sedang mengunci seluruh pergerakan Kaila.

Kaila menatap mata Adnan yang nampak sangat-sangat kelam dan sangat-sangat dipenuhi oleh api cemburu yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

"Dia hanya sahabat masa kecil saya yang sedang merasa sangat-sangat khawatir dengan keadaan saya setelah kejadian di sekolah tadi," bela Kaila dengan air mata yang mulai jatuh-jatuh.

Adnan justru memberikan sebuah tawa kecil yang sangat-sangat sinis sambil mencengkeram kedua pergelangan tangan Kaila dan mengangkatnya tinggi-tinggi ke atas kepala.

Ia mendekatkan wajahnya hingga ujung hidung mereka saling bersentuhan dan membuat Kaila bisa merasakan deru napas Adnan yang sangat-sangat memburu dan sangat-sangat panas.

Setiap inci wajah Adnan saat ini menunjukkan sebuah sisi gelap yang nampak sangat-sangat buas sekaligus sangat-sangat posesif terhadap apa yang sudah menjadi miliknya.

"Jangan pernah menyebut nama pria lain di hadapanku jika kau tidak ingin melihat sahabatmu itu menghilang dari muka bumi ini selamanya," ancam Adnan dengan tajam.

Pintu lift terbuka secara otomatis dan menampakkan lobi utama yang sangat-sangat luas dengan beberapa penjaga yang berdiri sangat-sangat tegap di sana.

Adnan menarik paksa Kaila keluar dengan cengkeraman yang sangat-sangat kuat seolah-olah ia sedang menyeret sebuah tawanan perang yang sangat-sangat berharga.

Kaila merasa sangat-sangat lemas hingga ia hampir saja jatuh-jatuh tersungkur jika Adnan tidak segera membelit pinggangnya dengan lengannya yang sangat-sangat kokoh.

"Berhenti menangis atau aku akan benar-benar menjalankan ancamanku sekarang juga tanpa menunggu esok hari datang," bentak Adnan lagi.

Gadis itu segera menghapus air matanya dengan gerakan yang sangat-sangat terburu-buru karena ia tahu bahwa Adnan tidak pernah main-main dengan setiap ucapannya.

Ia masuk ke dalam mobil limosin yang sudah menunggu dengan perasaan yang sangat-sangat hancur dan sangat-sangat hampa seolah-olah jiwanya sudah mati.

Di dalam mobil Adnan terus menatap tajam ke arah jendela luar sambil mengepalkan tangannya yang nampak sangat-sangat kuat dan sangat-sangat penuh dengan amarah.

"Tuan, apakah kita tetap akan pergi ke pesta itu sementara keadaan saya sedang sangat-sangat kacau seperti ini?" tanya Kaila dengan penuh keraguan.

Adnan menoleh perlahan lalu memberikan sebuah tatapan yang sangat-sangat menusuk hingga membuat Kaila merasa sangat-sangat kecil dan sangat-sangat tidak berarti.

Pria itu kemudian meraih selembar kain tisu lalu menyeka sisa-sisa air mata di pipi Kaila dengan gerakan yang sangat-sangat kasar namun memiliki sentuhan yang sangat-sangat aneh.

Kaila menyadari bahwa cemburu pertama sang CEO ini telah mengubah segalanya dan malam ini ia harus bersiap menghadapi kenyataan bahwa Kaila jatuh sakit.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!