NovelToon NovelToon
Benih Yang Tak Terucap

Benih Yang Tak Terucap

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: S. N. Aida

Empat tahun lalu, Aira Nadiya mengalami malam paling kacau dalam hidupnya—malam yang membuatnya kehilangan arah, tapi juga memberi dirinya sesuatu yang paling berharga: seorang anak laki-laki bernama Arvan.

Ia tidak pernah memperlihatkan siapa ayah anak itu. Tidak ada foto, tidak ada nama, tidak ada cerita. Satu-satunya petunjuk hanya potongan ingatan samar tentang pria misterius dengan suara rendah dan mata gelap yang menatapnya seolah ingin menelan seluruh dunia.

Aira mengira itu hanya masa lalu yang terkubur.

Sampai suatu hari, karena utang ayahnya, ia dipaksa menikah dengan Dion Arganata, CEO muda yang terkenal dingin dan tidak punya empati. Lelaki yang seluruh hidupnya diatur oleh bisnis dan warisan. Lelaki yang membenci kebohongan lebih dari apa pun.

Dan Aira bahkan tidak tahu…

Dion adalah pria dari malam itu.
Ayah dari anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon S. N. Aida, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32 — Ketakutan Aira Muncul Lagi

Dion menghabiskan sisa hari itu dengan panggilan telepon marah dan pertemuan mendadak dengan tim hukumnya. Ia sangat protektif, tetapi perlindungannya terasa seperti tembok baja yang mengisolasi Aira.

​Aira duduk di tepi tempat tidur, menggenggam selimut. Pertanyaannya tadi pagi—“kenapa Mama gadungan?”—terus terngiang di telinganya.

​Dion masuk ke kamar, melihat Aira meringkuk.

​“Sudah selesai, Sayang,” kata Dion, suaranya melembut saat melihat Aira. “Berita itu akan hilang besok. Aku sudah memastikan tidak ada lagi yang berani menyentuh nama Arganata.”

​Dion berjalan mendekat, ingin memeluk Aira, ingin memberinya ketenangan fisik.

​Namun, Aira menghindar.

​“Jangan, Dion,” bisik Aira, mundur sedikit. “Jangan sentuh aku.”

​Dion terkejut. “Kenapa? Aku sudah menanganinya. Aku membelamu.”

​“Membelaku? Atau membela nama Arganata?” tanya Aira, suaranya sedikit meninggi, dipenuhi rasa pahit yang mendalam. “Mereka benar, Dion. Sebagian dari mereka benar. Saya dibeli. Saya adalah mantan petugas kebersihan. Dan Arvan… Arvan dilahirkan dari kebohongan dan ketakutan.”

​Aira teringat kembali ke masa lalu. Masa di desa. Saat ia mengandung, semua mata menatapnya dengan penghinaan. Wanita tanpa suami. Anak haram. Itu adalah fitnah yang ia coba kubur, trauma yang ia harap tidak akan pernah muncul kembali.

​“Saya tidak mau,” kata Aira, air mata mengalir lagi. “Saya tidak mau dilihat sebagai wanita yang memanfaatkan Anda. Saya tidak mau Arvan melihat saya dipandang rendah.”

​Dion berlutut di hadapan Aira. “Itu tidak benar, Aira. Kau adalah Ibu dari putraku! Kau adalah satu-satunya wanita yang pernah aku akui! Aku tidak peduli dengan latar belakangmu. Aku mencintaimu.”

​Dion mencoba meraih Aira. “Biarkan aku memelukmu. Biarkan aku menghilangkan rasa sakit itu.”

​“Tidak!” Aira menepis tangan Dion. Ia berdiri, berbalik, tidak ingin Dion melihat kerapuhannya. Ia tidak ingin dilihat lemah. Ia harus kuat, demi Arvan. “Saya tidak ingin terlihat lemah di hadapan Anda. Saya tidak ingin Anda menggunakan kelemahan saya untuk mengklaim anak saya lagi.”

​Dion merasakan penolakan Aira lebih menyakitkan daripada ancaman Tantri. Aira masih melihatnya sebagai tiran. Aira masih tidak percaya bahwa Dion tulus.

​Dion bangkit. Ia berdiri di belakang Aira, tangan Dion melayang, ingin memeluknya, tetapi tidak berani.

​“Aku tidak akan mengambil Arvan,” kata Dion, suaranya mantap. “Aku sudah bilang, aku mencintai kalian berdua. Aku memilih kalian.”

​“Pilihan itu mahal, Dion,” balas Aira, suaranya dingin. “Keluargamu akan membuatmu membayar mahal. Kau harus memilih. Membela aku, dan melawan semua yang kau miliki, atau membiarkan aku pergi, dan membiarkan mereka menginjak-injakku.”

​Dion terdiam. Ia baru menyadari betapa rumitnya masalah ini. Keluarganya, dewan direksi, Papa tirinya—semua itu adalah bagian dari Dion, bagian dari identitasnya. Dan sekarang, dia harus memutuskan, apakah identitas itu lebih penting daripada keluarga kecil yang baru ia temukan.

​Dion keluar dari kamar, meninggalkan Aira dalam keheningan yang menyakitkan. Dia pergi ke balkon, menatap lampu kota yang berkilauan. Pilihan itu nyata. Dia harus memutuskan: membela Aira dan melawan kekaisarannya, atau membiarkan Aira pergi demi kedamaian.

Dion keluar dari kamar, meninggalkan Aira dalam keheningan yang menyakitkan. Dia pergi ke balkon, menatap lampu kota yang berkilauan. Pilihan itu nyata. Dia harus memutuskan: membela Aira dan melawan kekaisarannya, atau membiarkan Aira pergi demi kedamaian.

1
Elkss
bagus kak ceritanya
semoga cepet up lagi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!