cerita ini menurut sudut pandang Luna.
tentang Luna gadis introvert yang menyukai Raka, anak rajin dan pintar di sekolah nya. Namun ada Erlan yang menyukai Luna diam diam
selamat datang di cerita author, semoga suka dengan ceritanya.
Terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I&p, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 19
Aku datang ke sekolah seperti biasanya. Tercium bau harum dari Seli, ternyata itu bau parfum yang aku belikan untuknya. Aku senang ternyata parfum yang aku beli dia gunakan. kupikir Seli tidak akan menyukai bau parfum yang aku pakai.
Sini dini hari aku ingin mengganti hadiahnya. tapi aku bingung ingin mengganti apa, akhirnya aku membawanya untuk di berikan kepada Seli.
"Luna, makasih ya. parfum nya wangi banget, aku suka! "
Siswi siswi tiba-tiba mengerumungi mejaku dengan wajah antusias.
"Luna parfumnya kamu beli di mana? "
"Iya Luna, aku suka banget sama wanginya. gak bikin kepala pusing. "
"Aku, aku beli di mall sama kak Raka. "
"Ih romantis banget. "
"Gaun kamu yang kamu pakai juga bagus, itu keluaran terbaru ya? "
"Iya aku gak pernah lihat model gaun seperti itu. "
"kamu dan kak Erlan terlihat cocok. orang yang lihat pasti mengira kamu pacaran sama kak Erlan! "
"Kalau gitu, nanti kita pulang ke sekolah bareng ya? Kamu sama seli imut juga ya! " pinta salah satu teman sekelasku.
"Iya kita pergi rame rame, mau ya? "
"aku ikut! " jawab Seli mengiyakan.
"Aku kan bonceng kak Erlan. aku gak bawa motor sendiri. " Ucapku tidak enak.
"Aku juga berangkat sama Raka. nanti kita ajak mereka ikut aja! "
"Aku nanya kak Erlan nanti pas istirahat. "
kami berbincang bincang. aku tidak lagi kesulitan mengobrol dengan teman sekelasku. mungkin karena masalahku sudah sedikit teratasi. serta teman teman yang peduli dan baik padaku.
Setelah istirahat tiba aku dan seli berjalan menuju kantin. aku melihat Erlan dan teman teman nya mengobrol sambil berjalan. mereka juga bercanda ria. Ada senyuman dan tawa di wajah Erlan dan teman temannya.
Kenapa aku tidak pernah menyadari bahwa senyuman Erlan semanis itu. semua gadis pasti jatuh cinta padanya.
"itu kakak ku, kamu jadi mau ngomong gak? "
"Jadi, tapi gak enak ada teman temannya! "
"Gak papa, ayo ikut! " Seli menggandeng tanganku menghampiri kakaknya dan teman temannya.
"Kak! " Panggil Seli kepada Erlan.
Mereka bertiga menoleh kearah kami. Seli dan aku berjalan menghampiri mereka.
"Nanti aku sama Luna mau ikut teman teman sekelas ke mall. Kak Erlan mau ikut gak? "
"Ya, boleh. "
Erlan melirik kearahku, aku membalas lirikan Erlan. kami bertatapan, jantung ku entah kenapa berdetak kencang. Aku jadi tidak pede dengan penampilan ku di depan Erlan.
"kak, ada apa? " tanyaku menutupi ketidak pedean ku di depannya.
"Gak ada, aku cuma mau lihat orang yang aku suka aja! "
Mendengar itu Seli jadi kegirangan. akhirnya kakaknya setelah sekian lama mau terang terangan mengejar seseorang yang dia cintai diam diam.
wajahku memerah. Aku merasa malu di depan Seli dan teman temannya Erlan. Kalau berduaan pasti aku akan membalas Erlan, tapi kalau di depan orang lain aku tidak bisa melakukannya.
"Apa sih kak! " jawabku menutupi malu.
"Haha..! " Erlan tertawa renyah.
Siapa suruh menggoda Erlan, sekarang Erlan membalas di depan semua orang malah Luna jadi malu. Erlan senang akhirnya ada reaksi dari Luna walau Erlan masih harus berusaha lagi.
Sepulang sekolah aku dan teman teman ke mall bersama. hal itu adalah hal pertama yang aku lakukan bersama teman teman ku ke mall. kami juga berencana foto bersama untuk kenang kenangan. walau alay tapi saat nanti lulus kita tidak bisa bertemu satu sama lain.
Erlan dan Raka mengesampingkan dirinya duduk di sofa mall.
Aku dan teman teman melihat barang barang yang ingin kami beli. Seli melihat sepasang gelang couple, seli mengambil nya dan menghampiri ku.
"Luna, mau gak samaan sama aku? nanti kalau kamu menikah sama kakak aku, aku akan banyak samain semua barang barang kita! "
"Uhuk uhuk! "
Aku tersedak mendengar Seli berbicara. Aku menatap ke arah Erlan yang sedang berbicara kepada Raka dengan canda tawa sekilas. aku sedikit membayangkan jika aku menikah dengan Erlan.
"Ada yang salah? " ucapan seli menghentikan lamunanku.
"kami belum pasti bersama. " jawab ku.
"Huh, aku gak mau orang lain. kalau kakak ku menikah dengan orang lain, aku pasti orang pertama yang tidak setuju! "
Seli begitu berharap aku yang menjadi masa depan kakaknya. padahal dulu aku tidak tahu seli seperti apa, tapi dia malah mendukungku dengan kakaknya.
Setelah selesai memilih milih barang barang, kami berfoto bersama di studio. setelah itu aku berfoto dengan Seli.
Aku dan seli selesai berfoto, kamu keluar dari ruangan studio. Namun hal pertama yang kami lihat adalah Erlan dan Raka di depan pintu menyilangkan tangannya di pundak mereka.
"Kita juga mau foto! "
Kami akhirnya foto bertiga. Erlan juga ingin foto berdua saja dengan ku, Erlan menyuruh adiknya dan Raka keluar sebentar. mereka sempat berdebat tak Terima tapi akhirnya mereka keluar juga.
Aku dan Erlan akhirnya memiliki foto kami berdua. Aku tidak tahu masa depan kedepannya. apa aku bersama siapa, apa aku akan bersama Erlan aku tidak tahu. bisa saja takdir mempertemukan kami dengan seseorang yang akan saling menyayangi kami dan akhirnya hidup bahagia.
Setelah selesai foto, kami berpisah untuk pulang. Erlan mengantarku seperti biasa dengan menaiki motor trailnya. sampai di halaman rumahku Erlan menghentikan motornya. Ibuku keluar menyambut ku pulang.
"Eh, nak Erlan! Ibu lagi masak nih, mau makan bareng gak di rumah? " Ibuku menawari Erlan untuk makan bersama.
Ibuku sengaja memasak untuk di makan bertiga dengan Erlan. Ibuku sangat berterima kasih karena Erlan mau membantu pembully an yang di alami putrinya.
"Ngerepotin bu. " Ucap Erlan tidak enak.
"Gak papa, Luna, ayo ajak Erlan masuk! "
"Ayo kak. "
"Baiklah. tapi aku benar benar gak enak! "
"Gak papa, sekali kali makan bareng. " ajak ku.
Erlan akhirnya mengikuti ku masuk ke dalam rumah. kami bertiga duduk di ruang makan keluargaku.
Sajian hari ini sangat enak menurutku. Ibuku tidak pernak memasak sebanyak ini untuk ku.
"Ayo makan, jangan sungkan sungkan nak Erlan. "
"Makasih, bu. "
Erlan tampak menikmati makanan yang ibuku buat. aku senang dia menyukainya.
"Terima kasih nak Erlan udah bantu Luna. selama ini ibu sibuk bekerja, jadi tidak bisa menjaga Luna 24 jam. Untung ada kamu yang selalu bantu Luna! " Ucap ibuku bersyukur.
"Gak apa bu. saya suka membantu Luna. "
"Ibu lebih suka kau kamu jadi menantu ibu. " ucap Ibu sambil tersenyum.
"Haha.. saya juga mau! "
What? negosiasi apa ini?