NovelToon NovelToon
Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Handayani Sr.

Xera Abilene Johnson gadis cantik yang hidup nya di mulai dari bawah, karena kakak angkat nya menguasai semua harta orang tua nya.
Namun di perjalanan yang menyedihkan ini, Xera bertemu dengan seorang pria dingin yaitu Lucane Jacque Smith yang sejak awal dia
menyukai Xera.
Apakah mereka bisa bersatu?? Dan jika Xera mengetahui latar belakang Lucane akan kah Xera menerima nya atau malah menjadi bagian dari Lucane??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

* * * *

Suasana markas bawah tanah itu seperti biasa tenang, terkendali, dan dijaga ketat oleh orang-orang terpilih. Tapi malam ini, suasana berubah saat Lucane sendiri melangkah masuk.

Tanpa jas formal, hanya mengenakan kemeja hitam dan mantel gelap, langkahnya pelan namun penuh tujuan. Semua yang melihatnya segera berdiri tegak. Max, Domanic, dan Juan sudah menunggu di ruang rapat tak resmi, tempat hanya orang dalam diperbolehkan duduk.

Max mengangkat alis sedikit saat melihat wajah Lucane.

Domanic menyipitkan mata, mencoba menebak tujuan kunjungan larut malam itu.

Juan langsung berdiri. “Tuan Lucane.”

Lucane menatap mereka sebentar, lalu bicara langsung

“Aku akan menikahi Xera. Dan kalian bertiga akan memastikan tidak ada yang menghalangi acara itu.”

Hening. Untuk satu detik, seakan udara dalam ruangan berhenti mengalir.

“...Menikah?” ujar Max nyaris tidak percaya.

Juan melirik Domanic cepat, lalu berkata datar, “Dan Vivian kembali, kan?”

Lucane menatapnya tajam. “Ya. Dan dia bukan halangan untuk ku. Tapi bisa menjadi ancaman kecil untuk ketenangan kami, Tapi itu urusan nanti.”

Dia menatap ketiganya. Lalu berkata pelan namun penuh tekanan

“Yang terpenting sekarang aku ingin malam itu milik kami. Milik Xera. Tanpa gangguan. Tanpa darah. Tanpa bayang-bayang.”

Domanic bersandar dan tertawa pelan. “Kau ingin pernikahan... tanpa darah? Pertama dalam sejarah keluarga Smith.”

Lucane tersenyum tipis. “Untuk Xera, aku akan membuat sejarah baru.”

"Lalu bagaimana dengan tuan Revantra bukan kah dia akan menentang ini" tanya Max

"Kau benar, tuan Revantra bahkan sudah menjodohkan mu dengan Keluarga Asmara" lanjut Domanic

"Aku tidak perduli akan hal itu, itu urusan kakek dengan keluarga Asmara." Jawab Lucane datar

Mereka pun mengangguk mengerti, karena bagaimana pun ini hidup pilihan Lucane.

“Konsepnya?” tanya Max lagi

“Sederhana,” jawab Lucane. “Karena itu yang diinginkan Xera. Tidak ada pesta mewah, tak ada publikasi. Hanya orang-orang terpercaya. Hanya mereka yang benar-benar di pihak kami.”

"Apa kalian akan menyembunyikan pernikahan ini" tanya Domanic

"Xera tidak ingin ini di publikasi kan" jawab nya

Juan mengangguk. “Kami akan mulai susun pengamanan internal. Tempat di mana?”

“Sebuah villa milik keluarga yang sudah lama tidak dipakai. Di luar kota. Aman, sunyi, dan penuh kenangan ibuku.”

Lucane berdiri. Dia tahu waktu mereka terbatas.

“Max, kau tangani pengamanan lokasi. Jangan beri celah untuk satu pun pembusukan informasi.”

“Domanic, kau siapkan segala hal logistik tanpa melibatkan pihak luar. Bahkan bunga pun harus dari ladang sendiri.”

“Juan kau yang paling dekat dengan struktur dalam. Singkirkan siapa pun yang terlihat ragu atau menjual informasi ke luar.”

Lucane menatap mereka satu per satu.

“Jika seseorang tahu rencana ini sebelum waktunya kalian tahu akibatnya.”

Max, Domanic, dan Juan mengangguk bersamaan. Ini bukan sekadar tugas. Ini adalah misi suci sang raja bayangan untuk melindungi ratunya.

* * * *

Malam telah larut. Lampu-lampu di mansion sebagian besar sudah padam. Hanya satu cahaya hangat dari ruang tengah yang masih menyala. Di sanalah Xera duduk, berselimut di sofa, membaca buku yang sebenarnya tidak sepenuhnya dia pahami karena pikirannya terus melayang pada banyak hal Vivian, kantor, kakek, Alexi dan Lucane.

Langkah kaki pelan terdengar.

Lucane muncul dari arah lorong dalam balutan pakaian santai kemeja hitam polos, lengan tergulung, dan tanpa sepatu. Wajahnya lebih lembut malam ini, seperti bukan bos mafia yang dikenal semua orang. Tapi pria itu tetap membawa aura yang membuat jantung Xera sedikit berdebar.

“Belum tidur?” tanyanya sambil duduk di samping Xera.

Xera tersenyum kecil. “Tidak bisa.”

Lucane tak langsung menjawab. Dia menarik napas dalam, lalu merogoh sakunya perlahan. Mengeluarkan sebuah kotak kecil berbalut beludru hitam.

Xera menatap benda itu, lalu menatap wajah Lucane. Jantungnya berdetak semakin cepat, tapi dia tetap diam.

Lucane membuka kotak itu. Di dalamnya, sebuah cincin sederhana dengan ukiran tipis berbentuk akar dan kelopak mawar, elegan dan tidak mencolok namun cantik dengan cara yang sangat pribadi.

“Ini bukan lamaran seperti dalam film. Tidak ada lilin, bunga, atau musik biola,” ujar Lucane pelan, tapi sorot matanya tajam, jujur.

Xera tidak berkata apa-apa, hanya menahan napas.

Lucane melanjutkan, suaranya nyaris berbisik

“Aku tidak pandai bicara manis. Tapi aku tahu satu hal Kau bukan hanya wanita yang ingin kulindungi.

Kau adalah rumah tempat aku ingin kembali, bahkan saat seluruh dunia ingin menghancurkan ku.”

"Xera sekali lagi aku katakan, kau tidak bisa keluar dari dunia ku saat kau sudah memasuki nya. Aku harap kau bisa menjadi kekuatan ku dan tetap berdiri di samping ku"

Xera menggigit bibirnya, mata mulai berkaca-kaca.

Lucane mengambil cincin itu dari kotaknya, lalu berkata,

“Xera. Menikahlah denganku.

Bukan untuk menjadi milikku

Tapi untuk berdiri bersamaku. Melawan semuanya.”

Xera menatap cincin itu. Tangannya bergetar saat Lucane meraih jari manisnya perlahan, dan memasangkan cincin itu dengan sangat hati-hati. Ringan. Tapi bagai tato tidak kasat mata yang mengikat jiwa.

“Kau yakin?” tanya Xera pelan, suaranya nyaris tak terdengar. “Dengan segala kekacauan yang aku bawa masa laluku, Alexi, semua ini…”

Lucane tersenyum.

“Kalau aku takut kekacauan, aku tidak akan menjadi Lucane Smith. Dan kalau aku tidak yakin aku tidak akan memilihmu di tengah perang.”

Xera tidak menjawab, hanya memeluk pria itu erat. Tidak ada saksi. Tidak ada sorakan.

Tapi malam itu, dua jiwa membuat perjanjian lebih kuat dari tinta dan kertas.

* * * *

Lampu-lampu neon berganti warna di langit-langit, dentuman musik elektronik menghantam dinding ruangan, dan asap tipis dari cerutu serta parfum memenuhi udara. Tapi di salah satu sudut yang lebih sepi dan eksklusif, Vivian duduk sambil menyesap anggur merah.

Dia mengenakan gaun hitam dengan belahan punggung terbuka, rambutnya digelung elegan. Namun wajahnya tidak sepenuhnya menikmati suasana. Di seberangnya duduk Nana, sahabat karib sekaligus pengamat diam, dan Jack, pria flamboyan dengan senyum sinis yang sering terlibat dalam permainan kelam dunia malam.

Vivian menenggak sedikit anggurnya, lalu bergumam penuh tekanan.

"Aku sangat kesal, kenapa lucane sangat berbeda sekarang " kesal nya

"Apa kau masi mengejar nya Vivian, setelah perpisahan kalian itu" tanya Nana

"Aku sangat menyesal Nana, Walaupun lucane tidak pernah mencintaiku setidaknya dia membiarkan ku dulu berada di sisi nya" ucap Vivian

"Jika Lucane masih di kepalamu, maka lakukan hal yang paling kau bisa, Vivian... Dekati dia lagi. Tapi bukan sebagai wanita yang berharap. Datanglah sebagai ancaman manis. Lembutkan dia dengan masa lalu dan hancurkan dari dalam."

Vivian menoleh pelan pada Jack, matanya menyipit tajam.

"Kau bicara seolah aku tidak tahu caranya bermain, Jack."

Jack menyeringai. "Kau bisa melakukan nya Viv, jika dia masi mengingat setidak nya sedikit tentang mu itu bisa menjadi peluang mu bukan."

"Aku akan melakukan segala cara, selama ini kalian tidak dengar bukan jika lucane memiliki wanita lain" tanya Vivian

"Ck!! Apa kau tidak waras pria dingin itu memiliki wanita di mana dia mendapatkan nya" kekeh Nana

"Kau benar na, walaupun tampan tapi dingin begitu siapa juga yang mau mendekat dengan nya. Mungkin hanya kau wanita gila yang mau dengan pria dingin itu" lanjut Jack tertawa

Vivian pun merasa legah dengan hal itu, berarti Lucane masi sendiri sampai saat ini fikir nya.

* * * *

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!