Anak Yang Tidak Diakui

Setelah unjuk rasa usai, di sebuah media sosial maupun TV ramai dengan pemberitaan itu, namun berita yang menjadi sorotan para netizen dan penikmat TV, yaitu potongan video yang terekam beberapa detik oleh kamera wartawan, pertolongan cepat seorang TNI AD kepada seorang mahasiswi yang hampir terkena pentungan salah satu aparat.

Entah kejadiannya seperti apa? Yang jelas dalam unggahan vidio amatir tersebut tangan kokoh itu dengan cepat menyeret seorang gadis, bahkan demi melindungi masyarakat pundak belakangnya sampai terkena pentungan tersebut. Dan hal itu banyak memancing respon positif dari berbagai kalangan.

Komentar para warga net pun beragam macam, banyak pujian dan ucapan terima kasih dari netizen untuk abdi negara yang siap tangkas itu.

"Waaaah keren sekali aksi tentara itu, masih muda cakep pula," tulis salah satu warganet.

"Dia benar-benar menjalankan tugasnya dengan baik, terima kasih bapak letnan," salah satu cuitan dari warga net yang lain.

"Waduuuh jika aku yang jadi gadis itu langsung meleot nih jantung ku, gak kebayang deh, tentaranya secakep itu," ujar netizen lainnya.

Ribuan warga net, mengetik bermacam-macam kebaikan dan pujian untuk seorang tentara muda itu hingga kabar itu mencuat dan terdengar langsung oleh atasan kesatuan Alaska.

Komandan satuan Alaska menatap layar televisi di ruang kerjanya, wajahnya tegas namun tidak bisa menyembunyikan kebanggaannya terhadap anak buahnya.

“Anak ini... cepat sekali bertindak. Dia bukan hanya menjaga masyarakat, tapi juga nama baik kesatuan,” gumamnya, sebelum akhirnya memerintahkan staf humas untuk bersiap menghadapi serbuan media.

☘️☘️☘️☘️

Tidak menunggu waktu lama. Deretan kamera dan mikrofon sudah terpasang rapi di depan meja konferensi pers. Seorang staf humas TNI AD duduk tenang, menyesap sedikit air mineral sebelum akhirnya menghadapi puluhan awak media yang berebut ingin tahu.

“Selamat siang. Kami sudah tahu video yang beredar mengenai salah satu anggota kami saat bertugas mengamankan aksi unjuk rasa kemarin,” ucap staf humas dengan nada tegas tapi ramah.

Seorang wartawan langsung mengangkat tangan. “Pak, bisa disebutkan nama lengkap perwira muda itu? Dari satuan mana dia?”

Staf humas tersenyum tipis, matanya mengerling ke arah kamera. “Yang pasti, beliau adalah prajurit aktif TNI AD, berpangkat Letnan Dua. Untuk detail pribadi seperti alamat rumah atau keluarganya, mohon maaf, itu ranah privasi. Tapi kami bangga atas respons cepat dan sikap profesionalnya di lapangan.”

Wartawan lain menimpali, “Apakah beliau akan diberi penghargaan khusus, Pak?”

“Setiap prajurit yang menjalankan tugas dengan baik tentu ada penilaian tersendiri dari satuan. Yang jelas, tindakan itu sudah mencerminkan jati diri seorang prajurit: melindungi rakyat.”

Ruangan pun riuh dengan suara kamera yang terus memotret. Nama Letnan Dua Alaska Wongso kian jelas menggema, meski wajah dan latar belakangnya masih menjadi misteri publik.

☘️☘️☘️☘️

Sementara itu, di kamarnya yang sederhana, Alaska menatap layar ponsel dengan dahi berkerut. Grup WhatsApp-nya penuh dengan tautan berita, meme, dan potongan video wajahnya saat menarik seorang mahasiswi.

“Apaan ini... astaga,” gumamnya sambil mengusap wajah.

Rekan sekamarnya, seorang Letnan Muda lain, tergelak keras.

“Wih, pahlawan kesiangan jadi selebritas! Bro, kau trending di Twitter, TikTok, sampai masuk berita prime time," celetuk Alex dengan ciri khasnya.

Alaska menoleh cepat, matanya membelalak.

“Ha? Trending? Aku cuma narik orang biar nggak kena pentungan, kok bisa begini?”

Rekannya menyodorkan ponsel lain, memperlihatkan komentar warganet.

“Lihat nih: ‘Waaaah, tentara muda cakep banget, pengen diselamatkan juga deh.’”

Alaska mendesah panjang, wajahnya memerah entah karena malu atau kesal.

“Ya Allah... aku ini tentara, bukan artis sinetron. Bisa-bisanya viral cuma karena kena pentungan di punggung.”

Meskipun berusaha menyangkal tapi dalam hatinya terselip rasa bangga, namanya bisa di kenal luas, ada rasa haru yang menyelimuti, sejenak ia teringat akan perjuangan dan doa ibunya yang tidak pernah lelah ataupun letih.

"Ibu ... Tuhan mulai melangitkan doa-doamu," gumam Alaska sambil menempelkan kepalan tangannya di atas dada.

☘️☘️☘️☘️

Sementara itu, berita yang viral tersebut ternyata juga menyentuh ruang keluarga Seno. Di ruang tamu yang sunyi, televisi menayangkan ulang momen ketika Alaska menarik seorang mahasiswi dari ayunan pentungan. Seno terdiam, sementara istrinya menutup mulut dengan tangan, matanya terbelalak, ketika tahu gadis yang di selamatkan merupakan anaknya sendiri.

"Mi ... itu gadis yang ditarik anak kita!" seru Seno.

"Iya Pi ... itu Alula, ah benar-benar ceroboh anak itu, untung prajurit TNI itu dengan cepat menarik tangannya," sahut Nadira dengan kesal, namun lega di saat tangan kokoh itu menarik anaknya.

"Bener banget Mi, ya sudah kalau ada waktu kita sempatkan datang ke asramanya," ajak Seno yang diangguki oleh Nadira.

"Tidak kebayang deh, jika sampai anak kita tidak di tolong pemuda itu ... dia benar-benar penyelamat," sahut Nadira.

Saat ini keduanya mulai melihat kembali video amatir tersebut, dan keduanya pun melihat nama Alaska yang terpampang di dada kirinya. Alaska Wongso.

"Pi ... lihat itu namanya," ucap Nadira.

"Oh jadi namanya Alaska Wongso," sahut Seno.

Entah kenapa hatinya tiba-tiba bergetar aneh, mendengar nama itu di sebut, seolah takdir baru saja membuka tabir yang lama terkubur. Tanpa banyak kata, di dalam hatinya bergetar hebat seolah ada ikatan yang tidak biasa di dalam dirinya.

"Tuhan ... kenapa dengan perasaanku," gumamnya dalam hati.

☘️☘️☘️☘️

Tidak hanya di asrama saja yang mengetahui kabar ini, di dalam sebuah klinik tanpa sengaja Airin mulai membuka handphone membuka pesan yang begitu menumpuk dari group WA, dan ternyata kabar Alaska yang sedang menolong seorang mahasiswa benar-benar membuatnya terkejut.

"Apa! Ini Alaska, aksinya benar-benar keren," gumamnya dengan bangga.

Di tengah-tengah rasa bangganya tersimpan rasa jeles dan sedikit cemburu, apalagi sudah satu bulan ini Alaska terlihat menghindar, dan hal itu benar-benar membuat Airin sedikit sakit hati dan kecewa.

"Kenapa sih kau harus menjauhiku," ucapnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

Airin langsung menutup kembali handphone-nya rasa kesal terus membayangi hatinya, apalagi mengingat aksi itu dadanya terasa teriris.

"Ah ... kenapa aku cemburu, itukan sudah menjadi tugasnya, lagian dia itu kan gak pernah memperjuangkan kamu Rin, kamu harus sadar kalau dia itu tidak pernah serius." tanpa sadar air mata mulai membasahi pipinya.

Di saat dirinya sedang menahan rasa sesak di dalam hatinya, tiba-tiba saja seorang perawat menghampirinya. "Dok, ada pasien."

Airin mengangguk, ia pun segera beranjak dari kursinya dan tidak lama kemudian pasien tersebut muncul dari balik pintu ruangannya.

"Alaska." Airin pun tidak bisa menyembunyikan tatapan kesalnya terhadap laki-laki yang tiba-tiba menghindar dari kehidupannya itu.

Bersambung ....

Selamat pagi ... Semoga suka ya ...