NovelToon NovelToon
Istri Dalam Bait Do'Aku

Istri Dalam Bait Do'Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / CEO / Dijodohkan Orang Tua / Pelakor jahat
Popularitas:4.5k
Nilai: 5
Nama Author: Yazh

Dia bukan cucu kyai, bukan pula keturunan keluarga pesantren. Namun mendadak ia harus hidup di lingkungan pesantren sebagai istri, cucu dari salah seorang pemilik pesantren.

Hidup Mecca, jungkir balik setelah ditinggal cinta pertamanya dulu. Siapa sangka, pria itu kini kembali, dengan status sebagai suami.

Yuukk, ikuti cerita Mecca dengan segala kisahnya yang dipermainkan oleh semesta. Berpadu dengan keromantisan dari Kenindra, suami sekaligus mantan kekasihnya yang pernah sangat ia benci dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yazh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Satu-satunya Wanita

Selamat Membaca

.

.

.

Dengan membawa sekotak susu rasa hazelnut Mecca berjalan di gandeng suaminya menuju arena bazar. Deretan stand aneka makanan berjejer rapi di halaman luas pesantren. Jumlah santri di sana mungkin sudah ribuan jadi sangat menguntungkan untuk para penjual yang menjajakkan barang dagangannya. Dan ini salah satu program yang mendapat banyak dukungan dari para sponsor juga.

Baru beberapa menit mengunjungi bazar, tangan Kenindra sudah penuh dengan jajan-jajan yang Mecca beli, dia tidak pernah membeli jajan asal seperti  ini sebelumnya. Dan lebih heran lagi, ia merasa merekamenjualnya terlalu murah, meski makanan tradisional, menurut Mecca dengan jiwa bisnisnya berpikir, harusnya bisa menjual dengan harga yang lebih tinggi. Andai saja itu di kota, sayangnya mereka di desa yang cukup terpencil.

Tatapan Mecca begitu antusia mengamati para penjual dan aneka produk yang mereka jajakan. Meski sudah banyak penjual yang ia hampiri namun matanya masih saja terus melirik beberapa stand lain, terutama stand minuman cokelat dan ada satu stand yang menjual aneka jajan ala korea.

" Kenapa? Mau? " Mecca meringis kemudian menggeleng. " Udah banyak banget mas jajannya. Masih boleh nambah lagi emang? "

Ken mengangguk kemudian mendekat ke stand minuman cokelat yang Mecca  pelototin tadi, tepat di sampingnya ada penjual gimpab juga.

"Mas satu yaa ekstra cokelat, " ucap Ken pada penjual. " Ambil dompetnya nii di saku, tanganku penuh, yangg." kata Ken lagi sembari memiringkan badannya. Mecca tidak membawa uang sepeser pun di sana sejak awal datang.

" Hah.. I-iyaa.. " tangan Mecca masuk ke dalam saku coat yang dia pakai, saku dalam. Kayak gini aja bikin Mecca kembali salah tingkah, pasalnya banyak mata para santri yang entah sengaja atau tidak terus menjurus ke arahnya. Mungkin mereka merasa idola mereka sedang di gentayangi jin wanita.

"Kamu ambil uangnya aja, biar aku yang bayarin."

"Oh, okay. Kenapa emangnya?"

"Biar tangan kamu nggak bersentuhan sama mas penjualnya." kata Ken berbisik. Mecca cengo, sedetail itu Kenindra memperhatikannya. Padahal jelas ia tak terpikirkan sama sekali.

"Istrinya gus?" tanya abang penjual cokelat.

"Nggih mas,"

"Baru lihat,"

"Iyaa baru dateng kesini bulan lalu."

Mecca beralih pada penjual gimbap. "Mas, ini yang terakhir. Hihi,"

"Loh! Ini kak Mecca Jesselyn kan?" tegur mbak penjual gimpabnya. Kali ini cewek jadi Kenindra membiarkan Mecca membayarnya sendiri.

"Iyaa, kamu tahu aku?"

Mbak penjual gimbap memang terlihat masih seumuran Zahra, pasti dia mengikuti berita trending yang kadang berisi tentangnya.

"Tahu lah kak. Kok di sini? Lagi ada acara?" Mecca bingung harus menjawaba apa, dia tidak mungkin kan mengatakan kalau terjebak pernikahan mendadak di sana. Apa kata dunia nanti?

"Udah?" Mecca buru-buru pergi begitu Ken menghampirinya. Ia tidak sempat menjelaskan keberadaanya pada si mbak tadi.

Eyang juga masih terus mengawasi Mecca sejak kejadian tadi pagi, bahkan beliau sampai tidak pulang demi memastikannya.

" Eyang nginap di rumah kita? " tanya Mecca sedikit memekik, eyang sudah mengatakan kalau akan menginap semalam, tapi Mecca kira akan tidur di rumah eyang Ilyas ternyata hingga malam tiba beliau masih saja di rumah  Mecca.

" Iyaa. Kenapa? Kamu keberatan? " Wah! Eyang nggak main-main. Beliau benar-benar mengawasi Mecca sampai sedetail itu. Sekarang gadis itu yang gelagapan, ia harus cepat  memindahkan barang-barang Ken ke kamar atas sebelum ketahuan eyang.

Mecca tersenyum lebar, menutupi kegugupannya. " Mm.. Nggak eyangg, sebentar yaa Mecca siapin dulu kamarnya. " sementara Mecca mengobrol  bersama eyang, Ken sudah berinisiatif lebih dulu untuk membereskan barang-barangnya di kamar bawah.

Dan malam ini berakhir dengan mereka yang harus berada dalam satu kamar, sebelumnya pernah memang  berada dalam satu ruangan bersama saat di appartemen Mecca, dulu, namun kali ini beda situasi.

" Kalau kamu nggak nyaman, aku bisa tidur di bawah yangg, " ucap Ken, ia sangat tahu Mecca terus diam gelisah  sejak mereka berada di dalam kamar. Mecca sudah duduk di tepian ranjang namun terlihat terus bergerak acak, sangat sedikit pantatnya bertumpu di atas kasur, dalam hatinya bingung juga harus bagaimana.

" Mm.. Mana tega aku biarin kamu tidur di bawah. Di atas aja bareng tapi aku taruh guling yaa di tengah, mas jangan melewati guling itu.. Okk ! " peringat Mecca sambil mengangkat tangan membentuk huruf o.

Ken terkekeh kecil, " Iyaa tapi sebelum tidur jangan lupa tutupi itu pakai selimut, takutnya aku khilaf dari tadi udah pengin gigit soalnya, " sontakk ucapan Ken membuat Mecca membulatkan mata dan segera menarik selimut untuk menutupi badannya sampai sebatas dada. Memang Mecca masih dengan kebiasaannya yang kalau di rumah hanya memakai hotpants dan kaos oblong tipis saja.

" Ustaz kok mesum. " gerutu Mecca.

" Mesum sama istri sendiri itu wajib sayang, memangnya kamu mau aku tidak bereaksi untuk mesum sama kamu? Hmm,, ustaz juga laki-laki normal kan?"

Astaga! Dia bisa juga bicara semesum itu. Huhhh! Mendadak suhu di kamar mereka meningkat. "M-mas, kamu baik gini, sama aku doang apa memang dasarnya kamu soft spoken sih?" tanya Mecca tiba-tiba, menahan Ken.

"Aku nggak paham kayak gini seperti apa yang kamu maksud. Yang jelas, hanya kamu dan umma perempuan yang sedekat ini sama aku. Kamu bisa tanya sama Zahra, apa aku dekat dengan perempuan di sini. Jangankan bicara banyak, untuk melihat wajah mereka saja aku usahakan untuk nggak. Selain ada istri yang harus aku jaga perasaannya, juga ada aturan langsung dari Allah yang melarang itu."

"Kan baru sekarang kita menikah, sebelum ini kita bahkan tanpa komunikasi apapun. Selain karena Allah, alasan kamu menjaga jarak dari perempuan apa? Bukan karena aku yang jelas kan?" Mecca menjaga nada suaranya agar tetap tenang, meski tangannya meremas kuat kain selimut yang menutupi tubuhnya. Kenindra hampir sempurna untuk menjadi seorang suami. Tapi jauh dalam lubuk hatinya masih belum bisa menerima dia sepenuhnya, entah karena apa Mecca sendiri tidak bisa memahaminya.

Pikirannya makin berkecamuk setelah mendengar ocehan Chacha perkara pelakor, dia yakin dari sekian banyak fans garis keras Kenindra pasti ada wanita dewasa yang sungguh -sungguh menginginkannya, akan ada wanita yang dengan senang hati memberikan tubuhnya pada Kenindra. Dan kalau itu sampai terjadi, Mecca harus apa?

"Sayangg," jemari Mecca perlahan melepaskan cengkeraman eratnya pada selimut, Ken menggenggamnya lembut, kemudian menyematkan kecupan sedikit lama di sana. "Bahkan tanpa komunikasi sekalipun Allah sangup membuat hati aku terjaga hanya untuk mengagumi satu wanita yaitu kamu. Nggak usah mencemaskan perasaan aku, yaa?"

Mecca memang belum paham bagaimana agama memberi aturan untuk membatasi interaksi dua manusia dewasa yang bukan mahram. Sial! Chacha membuatnya overthingking saja.

"  Sekarang tidur dulu aja, aku mau nyelesein kerjaan bentar, " ucap Ken, dia beranjak menuju meja kerja dan langsung sibuk dengan beberapa kertas di hadapannnya. Kenindra tau, Mecca tidak akan bisa tidur kalauia terus berada di sisinya.

Benar saja, Kenindra yang mulai sibuk setidaknya membuat Mecca akhirnya bisa menghembuskan  napas dengan lega dan bisa dengan mudah terlelap tanpa takut akan melakukan skinship dengan sadar padanya. Karena bukan hanya Ken yang manusia biasa, Mecca pun, apalagi dia memang tipe yang suka memeluk.

Jadi di sini, bukan Kenindra yang bisa khilaf tapi Mecca juga berpotensi khilaf. Haha...

Mecca terlelap dengan pikiran yang masih sibuk mencari cara bagaimana agar siap melakukan apa yang sewajarnya suami istri lakukan, hal itu terdengar sedikit menakutkan untuknya. Sensasinya melebihi saat akan melakukan kontes desain di paris bulan lalu. Kalau dipegang tangannya saja jantung mecca sudah belingsatan, bagaimana kalau mereka benar-benar, Ahh! Mecca tak sanggup membayangkannya.

Keesokan paginya beban pikiran Mecca bertambah lagi ketika Chacha assistennya menelphon dan memberi kabar kalau ada masalah di butik pusat, Mecca segera bersiap-siap untuk kembali ke butik demi menyelesaikannya.

" Ada apa yangg? " tanya Ken penasaran setelah Mecca menghubunginya mengatakan kalau akan ke butik sebentar, dia bergegas pulang beberapa menit setelah berpamitan untuk mengurus madu tadi pagi usai shalat subuh.

" Butik lagi ada masalah mas, dan Chacha udah hubungin aku berarti dia udah kewalahan. Aku boleh kan kesana..?"

" Boleh, aku anterin yaa? "

" Nggak usah, mas kan lagi ngurusin madu katanya, "

" Udah kelarr, tinggal kirim aja, nanti sekalian aku kirim madu, biasanya Zayn sii tapi biar aku aja sekalian anter kamu yaa? "

Jiwa independent Mecca meronta, ia  belum terbiasa melakukan banyak hal bersama orang lain, selama ini dia hanya dekat dengan Chacha. Dengan pacar pun kebanyakan semuanya LDR jadi hanya bertemu paling cepat sepekan sekali saja, selebihnya orang yang berada di sekelilingnya hanya rekan kerja atau costumer butik saja. Kalau tidak yaa para bodyguard eyang.

Dan sekarang ada satu manusia ini yang terus berada dekat dengan Mecca  hampir 24 jam. Dia tidak salah. Mungkin hubungan setelah pernikahan memang seperti ini. Mecca saja yang belum terlalu mengerti bahkan ia masih berusaha terus menghindarinya.

***

Setelah menempuh perjalanan lebih dari dua jam, menyusuri jalanan lengang hingga ramai penuh dengan kemacetan, akhirnya Mecca meminta suaminya untuk berbelok ke sebuah deretan bangunan menjulang tinggi, yang penuh dengan bermacam-macam store.

Apakah keberadaan mereka di kota, membuat Mecca lebih bisa membuka diri untuk suaminya??

1
MimmaRia
ceritanya bagus, gk monoton yg pesantren bgt, tp jg gak sok CEO2 gt , mskipun chapter awal2 msh yg byk flashbacknya, tp bkn yg lebay ke blakang bgt gt..
easy going lah crtanya, menghibur tp gak menjemukan👍👍👍
Yazh: Wahh😍 Terima kasih kak. Iya memang konfliknya aku sengaja buat yang ringan, jadi nggak bikin kalian mikir banget.

Udah banyak pikiran kan? Ya kali aku nambahin beban🤭
becandaa kak✌
total 1 replies
MimmaRia
wkwkwkkkk... Mecca jd mikir pstinya,, jaim salah gak jaim mancing Kenindra😂😂
Yazh: 😄😄 betul kak, galau maksimal dia. Denial terus, antara nggak mau jujur sama diri sendiri dan nggak kuat sama godaan Ken😆
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!