Disakiti Tentara Dicintai Ugal-ugalan Oleh Mafia

" Mana Dokter Alna?"

" Oh tadi pagi-pagi sekali sudah keluar, katanya sudah izin sama Bos."

Aaah

Yusuf batu ingat kalau kemarin Alna memang izin keluar hari ini. Tapi dia tidak menyangka bahwa wanita itu akan keluar sepagi ini bahkan sampai melewatkan sarapannya.

Gly memiringkan kepalanya mengamati ekspresi Yusuf yang tampak kehilangan.

" Bos."

" Hmmm."

" Bos suka ya sama Dokter Alna."

" Iya."

" Apa?"

Gly tercengang dengan jawaban dari tuannya itu. Padahal dia hanya bercanda saja. Tapi siapa yang tahu bahwa pertanyaannya itu akan mendapat jawaban yang cepat dan sepertinya serius.

Bukan hanya Gly yang kaget dengan jawaban dari Yusuf. Ameh Aatirah dan Ted pun juga sama. Mereka bahkan sampai menghentikan apa yang mereka lalukan.

Siapa sangka seorang Yusuf berkata bahwa dia menyukai seorang wanita. Padahal selama ini Yusuf selalu mengabaikan wanita yang ingin dekat dengannya. Pria itu juga sellau bersikap dingin. Dan semua orang di mansion juga perusahaan tahu sikap Yusuf yang demikian.

Maka dari itu ketika Yusuf berkata menyukai Alna, itu menjadi hal yang seolah mustahil didengar oleh telinga mereka.

" Kamu serius, Suf?" Ameh Aatirah bertanya dengan tatapan menyelidik. Ia menyadari bahwa sikap Yusuf kepada Alna itu berbeda, dan lain dari biasanya. Tapi Ameh Aatirah pikir itu ala kadarnya.

" Iya serius, aku suka sama Alna. Tapi kayaknya dia tidak suka padaku. Hmmm, harus pakai cara apa ya biar Dokter Alna juga suka padaku."

Plak!

Ted dan Gly menepuk kening mereka masing-masing dengan keras. Bahkan suara itu sampai menggema di ruang makan. Mereka sangat heran dengan tuan mereka yang terkenal kejam itu, kini bisa bersikap layaknya orang yang tidak berdaya.

" Bos, maaf ini ya. Dokter Alna saja di sini baru beberapa hari. Memangnya Dokter Alna tahu kalau Bos suka dengan dia? Terus bagaimana Bos bisa tahu kalau dia tidak suka dengan Bos. Usaha lah Bos, jangan hanya pake ilmu kira-kira. Memangnya Bos sudah melakukan apa, sampai bilang 'harus pake cara apa agar Dokter juga suka padaku' kesannya tuh bos sudah melakukan banyak cara. Padahal melakukan saja belum kan?"

Gly seketika bicara panjang lebar seolah dirinya pakar cinta. Tapi apa yanh dikatakan oleh pemuda itu memang benar. Yusuf memang belum melakukan apapun untuk menunjukkan rasa sukanya.

" Okee kalau begitu aku akan memikirkannya dulu. Nah sekarang Ted berikan laporanmu, aah aku juga ada yang mau dibicarakan dengan kamu dan Gly. Ameh, tolong cari tahu apa kesukaan Alna, oke."

Sambil bersenandung, Yusuf pergi meninggalkan ruang makan lebih dulu. Ameh Aatirah, Ted dan Gly hanya saling menatap dengan kepala yang berisi kebingungan. Sudah hampir puluhan tahun Ameh Aatirah melihat Yusuf yang sudah seperti anaknya sendiri itu, namun baru kali ini dia dibuat kaget dengan sikapnya.

Jangankan Ameh, Ted dan Gly pun agaknya juga berpikir demikian.

" Apa dia benar-benar jatuh cinta, Ameh?"

" Entahlah, mungkin iya. Kalau memang terbukti, Ameh akan langsung meminta Yusuf untuk melamar dan menikahi Dokter Alna saja. Biar tidak membuat bocah itu jadi seperti orang yang tidak jelas begini."

" Woaah, yang ada si Bos langsung ditolak mentah-mentah kalau tiba-tiba melamar."

Pembicaraan antara Gly dan Ameh Aatirah hanya didengar sambil lalu oleh Ted. Meskipun dia juga ikut heran, tapi saat ini bukan waktunya untuk hal itu.

Ted langsung berjalan cepat menuju ke ruang kerja yang ada di mansion itu. Dan di dalam sana, Yusuf sepertinya sudah siap dengan apa yang ingin dia dengar.

" Alendro Oil Company, AOC."

" Perusahaan milik Alendro, Bos."

Yusuf dan Ted bicara bersamaan, rupanya mereka sudah sama-sama mengantongi nama orang yang menyusupkan seorang wanita ke ruangannya waktu itu.

Alendro, pria berusia 32 tahun yang mana dia merupakan rival nomor satu Yusuf. Sebenarnya Yusuf tidak pernah menganggapnya begitu, namun Alendro lah yang merasa demikian.

Bagi Alendro, Yusuf adalah orang yang menghalangi kesuksesan perusahaannya. Pria itu juga beranggapan bahwa Yusuf merupakan orang yang mengacaukan kehidupan sosialnya.

" Itu orang sepertinya NPD."

" Dia memang tidak pernah mau kalah dengan Bos. Dia ingin dialah yang dikejar-kejar wanita."

Hmmm

tuk tuk tuk tuk

Yusuf terus mengetukkan jarinya di meja. Dia kadang melakukan itu saat tengah berpikir. Dan saat berhenti maka itu berarti ia sudah menemukan jawabannya.

" Orang itu pasti akan kembali lagi bukan? Saat dia masuk, dia mengatakan siapa dirinya dan apa tujuannya, tidak?"

" Iya Bos, di resepsionis dia meninggalkan nomor telfonnya.

" Bagus, undang dia ke mansion."

" Siap!"

Ted tidak banyak bertanya. Apa yang dilakukan oleh tuannya pasti sudah masuk dalam perhitungan dan rencana. Jadi dia hanya tinggal melakukannya saja sesuai perintah.

Ketika hendak pergi dari ruangan tersebut, tiba-tiba Ted menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.

" Ada apa?"

" Apa Bos sungguh-sungguh dengan apa yang Bos katakan tadi?"

Yusuf mengangguk, dia memang sengaja mengatakan hal itu kepada semua orang di mansion agar mereka memperlakukan Alna dengan baik dan tidak mencurigainya.

" Kalau begitu, semoga berhasil Bos. Kami mendukung."

" Thanks, Oh iya apa sudah menemukan jejak tikus di markas?"

" Sedikit lagi Bos, mohon tunggu sedikit lagi."

Yusuf menganggukkan kepala. Dia memang menyerahkan penyelidikan itu kepada Ted, namun dia juga tidak tinggal diam saja. Kamera pengawas yang ada di beberapa titik di jalan yang ia lintasi malam itu juga sudah dia dapatkan dan tentu sudah ia lihat juga.

" Sebentar lagi kamu akan ketahuan," ucap Yusuf dengan seringai yang terbit di bibir nya.

TBC