NovelToon NovelToon
180 Hari Menjalani Wasiat Perjodohan

180 Hari Menjalani Wasiat Perjodohan

Status: sedang berlangsung
Genre:Perjodohan / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Ink

Irgi beralih menatap Humaira.

Wajah calon istrinya itu sangat polos tanpa make up sama sekali. Tubuhnya juga dibalut baju gamis panjang serta jilbab pink yang menutup bagian dadanya. Dia sungguh jauh berbeda dengan pacarnya yang bernama Aylin.

Selain memiliki wajah yang cantik, Aylin pandai berdandan serta modis dalam berpenampilan. Kepopulerannya sebagai influencer dan beauty vloger membuat Irgi sangat bangga menjadi kekasihnya.

Namun wasiat perjodohan mengacaukan semuanya. Dia malah harus menikahi gadis lain pilihan kakeknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Ink, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tetangga

Minggu pagi yang cerah.

"Maira, hari ini jadwal nyuci baju kan? Biar aku aja yang nyuci. Nanti aku berangkat ke studionya jam satu siang." Irgi berkata sambil mengukir senyum lebar pada Humaira yang sedang memasak nasi goreng.

"Oke." jawab Humaira singkat.

Saat itu, tangannya masih sibuk mengaduk-aduk nasi yang sudah diberi bumbu dan aneka toping sayuran di dalam wajan. Bakso serta ayam suwir juga ikut dimasukkan ke dalam wajan.

Setelah sepuluh menit, aroma nasi goreng yang wangi langsung tercium memenuhi seisi dapur.

Irgi yang sedang memasukkan pakaian kotor ke dalam mesin cuci juga sudah tidak sabar untuk menikmati menu sarapannya. Dengan gerakan yang terburu-buru, Irgi berusaha menyelesaikan pekerjaannya.

Humaira meletakkan nasi goreng milik Irgi di atas meja makan. Sementara dirinya, memilih untuk makan di ruang tengah, ditemani acara televisi.

Irgi melihatnya.

Sang istri terus menghindarinya, tidak mau melihat atau memandang wajahnya. Bicaranya bahkan hanya sekedar kata oke, iya, baiklah, saja. Gadis itu juga tidak pernah meminta tolong bila ada kesulitan.

Irgi sudah tidak pernah lagi mendengar ocehan Humaira. Tidak ada perdebatan lagi diantara mereka.

Rumahnya terasa sepi.

Apa sebesar itu kemarahannya?

Irgi sering bergumam pada dirinya sendiri dan mempertanyakan keadaan itu. Namun ia tidak pernah berani mengungkapkan pada Humaira.

Setelah kejadian itu, saat Humaira menangis karena kecerobohannya membeli sebuah alat pengaman, Irgi sudah jarang menemui Aylin. Dia berusaha menjaga jarak dengan gadis itu karena apa pun bisa terjadi bila ia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri.

***

Irgi masih menunggu mesin cuci berputar menggiling pakaiaannya. Dia selalu ingat kata-kata istrinya. Sambil menunggu cucian selesai diproses, Irgi bisa mengerjakan kegiatan lain.

Seperti sudah menjadi sebuah kebiasaan yang tidak lagi sulit, kini Irgi sangat rajin mencuci piring serta alat masak yang kotor sisa memasak. Dia melakukannya lagi, dengan kesadaran penuh.

Sementara itu, Humaira sedang pergi ke luar rumah untuk belanja bahan makanan di tukang sayur.

Di depan jalan utama perumahan, sebuah mobil bak yang disulap menjadi lapak pedagang sayur, sudah dikerumuni beberapa ibu-ibu yang sedang sibuk memilih-milih bahan masakan.

Pedagang itu hampir setiap hari membuka lapak jualannya di sana. Pembelinya mayoritas adalah penduduk yang tinggal perumahan itu. Mereka datang sendiri dan berbelanja di sana.

"Bang, cekernya masih ada nggak?" tanya Humaira yang baru saja tiba di lokasi jualan.

Beberapa mata menengok ke arahnya.

Humaira sebenarnya ingin ikut memilih sayuran sendiri tapi sayangnya tidak ada cela di sana. Ibu-ibu lain sudah lebih dulu menguasai tempat tersebut.

"Ada nih, ceker. Mau neng?" Seorang ibu-ibu yang memakai batik berwarna coklat, menyodorkan sebungkus ceker ayam yang dibungkus dengan plastik bening berukuran setengah kilogram, pada Humaira.

Humaira menerimanya sambil tersenyum tipis, "Makasih Bu!"

Wanita paruh baya itu kemudian menggeser posisinya, memberi sedikit cela supaya tubuh Mungil Humaira bisa ikut masuk kerumunan.

"Sebelah sini neng, kalo mau milih-milih!" serunya sambil menaruh satu ikat kangkung ke dalam wadah baskom kecil.

Humaira segera berjalan mendekat lalu masuk ke dalam barisan.

"Neng baru pindah ke sini ya? Kayaknya baru liat!" Seorang ibu-ibu yang memakai jilbab hijau melihat sekilas keberadaan Humaira di depannya.

Wanita itu sedang mengambil beberapa kue jajanan pasar yang diletakkan di ujung mobil.

"Udah satu bulan pindah ke perumahan ini, Bu. Tapi kalo belanja ke sini memang baru dua kali." jawab Humaira ramah.

Gadis itu sedikit sungkan karena ibu-ibu di sana sepertinya sudah seusia ibunya.

"Iya, Bu Didit. Neng ini udah sebulan pindah ke sini. Bu Didit aja yang baru nongol belanja lagi!" ujar Bapak Penjual sayur yang sedang duduk di bangku plastik.

Laki-laki berusia empat puluhan itu terlihat sedang mengawasi ibu-ibu pelanggannya.

"Saya kan baru pulang dari kampung Mang Nana. Wajar aja kalo baru liat." saut Ibu Didit sedikit sewot.

"Neng itu...suaminya, anaknya bos Rattan Jaya ya?" Kini mamang penjual sayur juga ikut penasaran.

"Ooh, iya Mang. Betul." Humaira mengangguk pelan.

Dia kembali memilih bahan makanan.

"Hitung Mang Nana, saya udah nih!" Ibu yang memakai daster coklat menyerahkan baskom berisi belanjaannya pada Mang Nana.

Laki-laki yang memakai tas pinggang itu mulai menghitung satu pesatu barang belanjaan pelangganya. Yang lain tak ketinggalan ikut mengantri.

Ketika pembeli sudah mulai sepi, dari ujung jalan sebelah timur datang seorang laki-laki yang memakai pakaian olahraga menghampiri lapak penjual sayur. Kaosnya basah, nafasnya terengah-engah.

"Mang, bubur sumsum sama risoles masih ada nggak?" Laki-laki itu bertanya pada Mang Nana namun matanya melirik pada Humaira yang sedang menggunting satu bungkus kerupuk putih.

"Eh, mas Atalla! Coba cari aja Mas. Tadi risoles kayaknya ada yang borong. Kalo bubur sumsum masih ada dua." Mang Nana berjalan ke ujung mobil lalu ikut mencarikan jajanan pasar yang dimaksud.

"Ya udah, ini aja deh." Laki-laki bertubuh tinggi dan atletis itu mengambil beberapa jajanan pasar yang ada lalu menyerahkannya pada Mang Nana.

"Bentar ya, mas Atalla. Ngitung punya Neng ini dulu. Dari tadi dia antri!" Mang Nana mulai menghitung belanjaan milik Humaira.

Sambil menunggu, Atalla melihat lagi ke arah Humaira yang hanya fokus pada barang belanjaannya. Dia sepertinya baru pertama kali melihat gadis itu.

"Semuanya jadi empat puluh dua ribu Neng!" ujar Mang Nana saraya menyerahkan belanjaan milik Humaira.

Setelah membayar, Humaira langsung meninggalkan lapak itu dan berjalan ke arah rumahnya.

"Mas Atalla abis lari lagi? Rajin bener!" Kini Mang Nana memasukkan kue-kue yang dipilih Atalla ke dalam kantong kresek.

"Iya Mang, biasa. Tadi mulai lari dari jam enam." jawab Atalla.

Matanya melihat lagi ke arah jalan yang dilalui Humaira.

"Namanya Humaira, Mas. Tapi dia udah punya suami!" seru Mang Nana tegas.

Sejurus kemudian ia tertawa pelan.

Mang Nana tahu sejak tadi Attala terus curi-curi pandang pada Humaira.

...****************...

1
Nurika Hikmawati
Irgi... beliin AC dong di rumahnya Maira
Pandandut
nyebelin amat sih/Grievance/
Dewi Ink: ngeselin emang
total 1 replies
Rezqhi Amalia
duduk memantau🌝
Bulanbintang
Orang tua memang nggak pernah jujur soal perasaannya, tp sbg anak kita bisa ngerasain yg sebenarnya. 😌
Muffin
Nggak usah malu kan udh halal maira . Hadusnya yg malu anomali ituu
iqueena
Sana husss husss
Dewi Ink: kucing x ah🤣
total 1 replies
🌹Widianingsih,💐♥️
udah mulai saling ngobrol dan nggak cuek- cuekan lagi..... lanjut lah
drpiupou
wah Irgi Alhamdulillah yah sadar dikit dikit.

hmm covernya bagus kak
Dewi Ink: makasih kak
total 1 replies
Athena_25
zidan, kamu tungguin jandanya maira aja, biar segera punya istri wkwkwk biar gondokan itu si irgi nnt klo tau km yg nikahin mntan istrinya😂😂😂
Alyanceyoumee
haduuuh, puas banget da buat kamu Irgi.
Yoona
kalo ada diskon maju paling depan🤭🤭
Dewi Ink: cewek
total 1 replies
CumaHalu
lain kali kunci aja Humaira, jangan nunggu kang selingkuh.
Dewi Ink: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
kalea rizuky
lanjut donk
Dewi Ink: ditunggu ya kak, makasih udah mampir🤗
total 1 replies
kalea rizuky
zidan jd pebinor aja q mendukungmu ambil dia dr suami durjana/Curse//Curse/
kalea rizuky
uda cerai aja makan tuh jalang bekas orang pasti dikasih berlian milih sampah gi
Nurika Hikmawati
Irgi gak asik deh
Dewi Ink: begitulah kak
total 1 replies
Avalee
Alur ceritanya menarik, pemeran utama laki-lakinya bikin emosi naik turun 🫵🏻. Semangat berkarya ya thor, aku padamu 🥰
Dewi Ink: makasih ya kak
total 1 replies
Pandandut
sudah tertulis
Dewi Ink
kasian ibunya lagi sakit ka
Rezqhi Amalia
nah, jawab jujur donk
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!