NovelToon NovelToon
Amor

Amor

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan / Bullying dan Balas Dendam / Balas dendam pengganti / Dark Romance
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Jonjuwi

Asila Ayu Tahara. Perempuan yang tiba-tiba dituduh membunuh keluarganya, kata penyidik ini adalah perbuatan dendam ia sendiri karna sering di kucilkan oleh keluarganya . Apa benar? Ikut Hara mencari tahu siapa sih yang bunuh keluarga nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jonjuwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sayang

Hara terus menerus di desak oleh Pak Kepala kepolisian, ia terus menerus di cecar agar ia mengaku membunuh keluarganya, padahal apa yang harus ia akui atas kejadian yang bukan perbuatannya.

Dalam hati Hara sendiri ia tak merasakan kesedihan apapun atas meninggalnya mereka semua. Rasa hatinya kini sedikit lega, bahkan jika ia melamun membayangkan betapa tragisnya mereka dibunuh ia sedikit menyunggingkan senyum.

“Kak Hakim masih lama?”

Suara Hara memecah keheningan ruang yang bercahaya redup itu, ia menoleh ke arah kaca besar di sebelahnya yang ia yakin dibalik kaca itu pasti ada orang yang juga memperhatikannya.

Tak ada jawaban dari pertanyaan Hara barusan namun pintu tiba-tiba terbuka menampakkan Hakim dengan box bawaannya.

“Kak?”

“Saya dari rumah kamu tadi buat cek lagi barangkali saya melewatkan lemari di kamar kamu, tapi memang bener semuanya udah di cek dan baju seragam itu gak ada”

Ia melihat box yang dibuka oleh Hakim

“Dan seragam ini, bukan milik kamu.”

Hara hanya terdiam melihat seragam yang telah terbakar itu

“Jadi aku bisa bebas?”

“Besar kemungkinan kamu bakal bebas, tapi maaf kali ini kamu masih dalam pantauan kepolisian”

Hara mengangguk, sambil menatap Hakim

“Kemungkinan besar pelakunya pake baju seragam kamu, besok saya bakal ke sekolah buat ngecek semua siswa perempuan di sana”

“Pelaku gak mungkin pake baju itu lagi Kak.”

Betul kata Hara, Hakim tak terpikirkan sampai sana.

“Dewi kemana ya Kak?”

“Entah, saya hubungi dari kemaren handphone nya gak aktif”

“Paman kamu juga gak bisa di hubungi” lanjut Hakim

Hara sedikit terbingung, terakhir ia mendengar Dewi akan pergi keluar kota untuk menemui orang tua nya padahal selama ini Dewi tak pernah seperti itu. Ia lebih memilih menemani Hara agar Hara tak kesepian, namun kali ini ada masalah apa orang tua Dewi hingga Dewi menyusul mereka.

Soal Pamannya, ia tahu sendiri bahwa Pamannya kini menjadi buruh pabrik yang jarang sekali libur bahkan tak sempat memegang handphone maka dari itu ia tak heran jika Pamannya tak sempat melihat handphone.

“Masih ada waktu dua jam untuk kamu bebas, karna kurangnya bukti”

“Emmm, kamu mau pulang ke-”

“Mau Kak!! Aku mau pulang ke Ayah Ibu!”

Hakim tersenyum hangat menatap betapa girangnya Hara saat akan ia ajak pulang ke rumah orang tuanya lagi. Orang tua Hakim pun sudah ia beritahu soal kejadian ini mereka bahkan ingin menyusul Hara dan Hakim kesini namun dilarang oleh Hakim.

Disisi lain seluruh tim penyelidikan dibuat pusing bukan kepalang masalah nya sama sekali tak ada bukti atau petunjuk bagaimana pelaku pembunuhan keluarga Hara itu.

Mereka masih mencari cctv, barang bukti, dan autopsi untuk sedikit menemukan celah, karna tak ada pembunuhan yang sempurna.

Dua jam berlalu Hara keluar dari ruangan itu sendirian setelah pintunya dibuka oleh salah seorang anggota kepolisian disana, ia melirik kanan dan kiri nya tak menemukan Hakim dalam netra nya. Ia melirik ke arah jam besar di ujung sana menunjukkan pukul 20.00

“Hara!”

Hara mengenal suara itu, ia menoleh ke belakang dan menemukan Kala dan Alves yang berlari menghampirinya.

“Kak Hakim mana?” tanya nya begitu lembut

“Hakim lagi ke forensik, dia nyuruh kita buat nyamperin kamu kalo udah bebas.” jawab Alves

Hara terdiam, dalam benaknya ia sudah berharap agar setelah keluar dari sini ia langsung pergi ke rumah Hakim bersama Hakim.

“Terus?” tanya Hara

“Sebenarnya Hakim juga minta kita buat anterin kamu kalo kamu mau ke rumah dia, mau gak?” jawab Alves

“Iya, ayo kita anterin. Kita tau kok rumah Hakim” kini Kala melanjutkan

Hara sempat terdiam, ia menimbang sejenak tawaran Alves dan Kala barusan.

“Kalo nunggu Kak Hakim aja boleh ngga?”

Alves dan Kala saling mengulum senyum sejujurnya dari awal obrolan ketiga nya Alves dan Kala banyak sekali menahan senyuman mereka dan Hara baru menyadarinya kini.

“Boleh sih, mau nunggu dimana?” jawab Alves

“Ada taman ngga?” jawab Hara

“Ada, ada! Ayo ikut kita” ujar Kala lebih antusias

Mereka menggandeng Hara sambil terus tersenyum berjalan menuju taman yang dibicarakan Kala.

Netra Hara memandang taman indah di hadapannya, taman dengan beberapa bangku yang yang tak kalah cantik sebab dihiasi dengan bunga yang menjalar disana.

“Aku tunggu disini aja” ucap Hara yang kini sudah berjalan menuju bangku di tengah taman tersebut

Alves dan Kala memandangi Hara dengan sangat hangat, menatap betapa senyum indah dari bibir gadis itu terukir disana saat melihat beberapa kucing lucu yang sedang bermain-main.

“Anjing gue gemes banget si Hakim dipanggil Kakak” ucap Alves

“Sama anjir, cute banget” jawab Kala memperagakan dengan jarinya

“Si tua bangka itu bisa aja milihnya model dede gemes kaya Hara”

“Yeuuu gue juga bakal punya dede gemes nanti.” jawab Kala

Alves menoleh mengerutkan keningnya

“Siapa?! Jangan bilang si Dewi!?” sulut Alves

Kala hanya mesam mesem tanpa menjawab ucapan Alves barusan, ia malah terus memandangi Hara dengan senyumannya.

“Hara tuh beneran kasihan ya Ves.”

Alves kini beralih menatap Hara

“Gue gak nyangka kalo ternyata dia banyak disiksa sama keluarga nya, pantesan dia tumbuh jadi pribadi yang dingin, cuek, bodo amat itu sebenarnya salah satu cara dia buat ngelindungi diri dari orang-orang yang mungkin akan berniat jahat.” jawab Alves

“Gue kalo jadi Hara juga bakal ngebunuh tuh satu keluarga.” ucapan Kala kali ini membuahkan sebuah toyoran di kepalanya

Alves menoyor kepala Kala sambil memandang tajam manusia disebelahnya

“Kagak kebukti anjing kalo Hara pembunuhnya!”

“Iya maksud gue tuh, kalo gue yang jadi dia gak perlu nunggu tuh pembunuh ngebunuh keluarganya udah aja gue yang bunuh, gitu!” ucap Kala

Mereka tak menyadari bahwa obrolan mereka ditangkap oleh Hara yang masih bermain dengan kucing disana, Hara sedikit tersenyum mendengar obrolan keduanya hingga kini menyisakan dia dan kucing-kucing itu di taman.

Tak berangsur lama ia merebahkan dirinya di bangku sambil melihat bintang dan bulan di langit gelap di atas sana, ia mengukirkan dengan jarinya entah menulis apa namun ia tersenyum manis kala itu.

Hakim melihat Hara dari kejauhan melihat betapa lucu Hara yang tengah mengukir di atas angin sambil terkadang tertawa lucu, ia melihat kucing yang lagi-lagi menghampiri gadis itu seolah ingin bermanja-manja dengannya.

Hakim baru tersadar kini ia sudah jatuh pada seorang Hara, ia menyadari bukan hanya perasaan iba kepadanya. Hakim sadar bahwa ia sudah jatuh cinta pada gadis di hadapannya.

Ia berjalan sambil melepas jaketnya menghampiri Hara yang tengah bermanja-manja dengan kucing-kucing disana.

“Kebiasaan sekali, kalo keluar gak pake jaket”

Hakim menaruh jaketnya di pundak Hara

“Kakak!”

“Iya?” tanya Hakim yang kini mengelus surai Hara dan duduk di sebelahnya

“Kucing nya ini nurut banget tau, dari tadi gelendotan mulu di aku.” ucap Hara yang menunjukan anak kucing dalam tangannya

“Oh ya? Saya juga pengen gelendotan di kamu jadinya.”

Ucapan Hakim yang membuat Hara terdiam belum lagi tingkah laku Hakim yang kini merebahkan kepalanya di bahu kiri Hara. Hara menoleh ke arah kepala yang bertengger di bahunya lalu tersenyum sekilas

“Capek ya Kak?”

Hakim mengangguk, Hara merasakan anggukan itu di bahunya. Tangannya masih mengayun-ayunkan anak kucing namun atensi nya benar-benar terarah pada Hakim.

“Kalo pembunuh keluarga ku gak ketemu, gimana?”

“Saya di amuk massa mungkin.” jawab Hakim sekenanya

“Loh, kan Kakak udah berusaha”

“Masyarakat mana tau, mereka cuma mau pelaku ditangkap biar mereka gak resah lagi. Dan tugas menangkap pelaku nya kan saya, kalo saya gak mampu nangkep ya pasti saya jadi bualan masyarakat karna gak bisa nangkep dia.”

Hara hanya terdiam

“Kalo memang Kakak gak nemuin pelaku nya nanti…”

Ucapan Hara terputus, Hara menggigit bibir bawahnya sebelum melanjutkan perkataannya

“Jadiin aku pelaku nya aja Kak.” lanjutnya

Hakim sontak terbangun dan menatap Hara di sebelahnya.

“Ngga, ngga!”

“Biar Kakak gak dianggap jadi polisi yang gak becus”

“Ngga Hara! Saya bakal berusaha buat nangkep pelaku secepatnya.”

Hara dan Hakim saling terdiam dalam tatapan mereka berdua.

“Aku laper” ucap Hara dengan sedikit sekali rengekannya

Jujur itu membuat Hakim sangat senang, rengekan Hara adalah irama yang paling Hakim sukai.

“Mau makan apa?” ucap Hakim yang menatap Hara dengan tulus

“Mau…” Hara tampak berpikir

“Dibayarin Kakak kan?” ucapnya dengan ragu

Hakim terkekeh gemas dan mengangguk sebagai jawabannya

“Boleh makan nasi pecel ayam?” tanya Hara dengan rengekan lembutnya

“Boleh sayang.”

Deg

‘Mampus, salah ngomong. Mulut sialan!'batin Hakim

Sedangkan Hara hanya terdiam dengan mata yang membulat menatap Hakim yang kini masih terdiam, Hakim dengan gerakan gusar ia memilih membelakangi Hara karna malu atas tingkahnya barusan.

Hara tersenyum malu, pipi nya merasakan panas mungkin kini sudah memerah dan hatinya kini merasakan degupan yang sangat kencang di dalamnya.

“Boleh sekarang? Aku beneran laper” Hara memecah keheningan malam itu

Hakim berdiri dan mengulurkan tangannya, namun pandangannya masih menatap ke sembarang arah.

Hara meraih telapak tangan yang lebih besar darinya, dan berdiri mengikuti langkah Hakim meninggalkan kucing dan taman yang sejak tadi menemaninya.

1
Ulla Hullasoh
keluarga yang kejam..... apa hara itu anak tiri?
lin
wah seru nih lanjutkan thorr jangan lupa buat mampir
Ryohei Sasagawa
Thor, ceritanya seru banget! Aku suka banget sama karakternya.
Jonjuwi: Kakaaa makasi banyak, trs dukung aku yaa🥺❤️
total 1 replies
Nadeshiko Gamez
Terperangkap dalam cerita ini.
Jonjuwi: Makasih kaaa udah mampir, dukung aku trs yaa🥺❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!