Hai semua,,,author kembali lagi nih dengan cerita baru.
Sebuah pernikahan terjadi di masa lalu, walau pernikahan dini namun tetap sah karena sang ayah si gadis yang menikahkan.
Kehidupan terus berputar dan saat si gadis dewasa sang suamipun ingin meresmikan pernikahannya.
Namun bagaimana jadinya jika pernikahan mereka terlupakan oleh sang gadis ,,,
Penasaran ???!! Yuk dibaca ,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19 》》BINGGO ,,,
Dalam pelariannya, Andhini sibuk mencari besiswa S2 dibeberapa negara. Ia tak ingin membuang-buang waktu. Selain memburu waktu agar pendidikannya tak tertunda, ia juga mengkhawatirkan keadaan dirinya. Ucapan Satria saat mengusap perutnya setelah memberikan hak pria itu membuatnya memutuskan agar segera keluar negeri.
Andhini tak ingin mengambil resiko dengan melahirkan tanpa suami disisinya jika saja hal itu benar terjadi. Terlalu riskan dengan kondisi masyarakat kita. Andhini tak mau dicerca karena bagaimanapun ia sudah memutuskan untuk hidup berdua bersama calon bayinya. Meskipun semua belum jelas namun Andhini akan mengantisipasinya.
“Binggo ,,,” Andhini tersenyum lebar kala melihat beasiswa negara yang menurutnya tak terlalu sulit hidup disana karena negara tersebut juga merupakan negara Islam. Tanpa membuang-buang waktu, Andhini segera melakukan registrasi dan menyiapkan berkas yang dibutuhkan jika ia dinyatakan lulus.
Wanita cantik itu berharap semoga tes dilaksanakan secepat mungkin dan dinyatakan lulus. Meskipun tanpa beasiswa tabungan Andhini lebih dari cukup untuk pendidikannya namun lagi-lagi jiwa kewanitaannya berperan penting. Kenapa harus bayar jika ada kesempatan gratis.
Andhini cukup percaya diri mengikuti segala bentuk ujian seleksi secara online. Tak lupa ia mempersiapkan semua dokumen yang diperlukan. Sejak awal Andhini memang telah menyiapkan segala keperluan untuk mengikuti ujian seleksi beasiswa bersama sahabatnya, Zelena. Namun cita-citanya itu sempat tertunda bahkan hampir gagal karena pernikahannya.
Andhini senantiasa memotivasi diri sendiri karena ia sadar sepenuhnya mulai ketika ia memutuskan mengakhiri pernikahannya dan meninggalkan Satria maka saat itu juga ia berjuang sendiri untuk hidupnya. Ia tak memutuskan hubungan dengan bunda dan abang tersayangnya, hanya saja untuk saat ini lebih baik memutuskan hubungan sementara dengan mereka. Kedekatan bang Niko dan Satria membuatnya berpikir untuk menghubungi sang abang.
Selesai dengan urusan beasiswanya, Andhini memutuskan untuk keluar berjalan-jalan disekitar tempat tinggalnya. Menikmati kota Bandung sembari mencari makan malam. Ia tak begitu mengenal kota ini sehingga Andhini memutuskan tak terlalu jauh berjalan apalagi ia sendirian. Bukan takut pada preman atau jambret hanya saja Andhini tak ingin jika pada akhirnya ia harus kesasar.
Wajah cantik Andhini menarik perhatian beberapa orang yang sedang menikmati jajanan kota kembang. Hal itu membuat Andhini merasa kurang nyaman sehingga ia memutuskan untuk membungkus saja beberapa jenis makanan yang nantinya akan ia nikmati di kostannya.
“Mbak, pesan ayam geprek 2 porsi, nasi gorengnya juga 2 porsi dibungkus ya ,,,” Andhini sengaja memesan lebih banyak karena sejak beberapa hari ini makannya lumayan banyak dan kadang tengah malam ia kelaparan.
“Baik, ditunggu ya kak ,,,” Gadis yang bertugas melayani pembeli segera membuat pesanannya, Andhini duduk tak jauh sambil menunggu pesanannya di buat.
“Pesanannya kak ,,,” Gadis cantik itu tersenyum pada Andhini sembari mengaxungkan pesanannya. Beruntung Andhini datang lebih cepat sehingga tak harus mengantri lama.
“Berapa mbak ?!” Tanya Andhini menerima kresek yang berisi makanannya.
“Tujuh puluh lima ribu, kak ,,,” Masih dengan senyumnya gadis cantik itu menyebutkan nominal yang harus dibayar oleh Andhini.
Andhini memberikan selembar uang seratus ribu dan menunggu kembaliannya. Setelah ia menerima kembalian uangnya, Andhini kembali menyusuri jalan menuju kostannya. Sesekali ia menghirup udara malam, sebuah senyuman menghiasi wajah cantiknya.
Untuk pertama kalinya Andhini merasa lega setelah enam bulan. Semua yang ia alami selama pernikahan terlalu sulit jika harus diungkapkan dengan kata-kata. Saking sulitnya Andhini tak mampu merasai perasaannya sendiri. Apakah itu bahagia atau penderitaan, Andhini tak bisa memastikan.
Kini ia merasa bebas, tinggal menunggu waktu keberangkatannya. Entah ia lulus beasiswa atau mandiri, Andhini akan tetap berangkat. Ia harus menyiapkan dan menyongsong masa depan yang bahagia.
Ceklek
Andhini membuka pintu kostannya dan kembali menutup dan mengunci pintu setelah ia melangkah masuk. Karena perutnya sudah meronta meminta haknya, Andhini segera membuka nasi goreng dan menyantapnya dengan lahap. Dalam sekejap nasi goreng sudah berpindah ke dalam perutnya. Kini nasi goreng bungkusan pertama sedang diproses oleh usus.
“Alhamdulillah ,,,” Gumam Andhini setelah sebungkus nasi goreng tandas dan berpindah ke dalam perutnya. Ia memang penggemar segala jenis nasi goreng.
Merasa perut sudah berdamai, Andhini melanjutkan pencarian tempat tinggal atau asrama dan sejenisnya. Biasanya ada tempat atau sejenis asrama khusus dari setiap negara. Meskipun ini pertama kalinya ia ke Turki dan akan tinggal untuk waktu yang lama namun Andhini harus memiliki tempat tinggal yang jelas.
Setelah menemukan asrama khusus mahasiswi Indonesia dan mencatat alamat serta nomor telepon pengelola, Andhini melanjutkan pencarian apartemen yang dekat dengan kampus sebagai alternatif lain jika saja asrama khusus mahasiswi Indonesia tak bisa menampung dirinya. Andhini benar-benar mempersiapkan semuanya dengan baik.
Andhini kini siap merantau untuk masa depan yang lebih baik. Sejak awal Andhini dan Zelena memang telah memutuskan untuk keluar melanjutkan pendidikan dan keduanya pun sepakat dan memilih negara yang berbeda. Kedua sahabat itu memang sedikit gila karena keduanya pun memutuskan untuk tak saling memberi kabar selama pendidikan mereka belum selesai. Bisa dibayangkan sejak oertama kali menginjak kampus mereka selalu bersama hingga wisuda mereka memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dan tiba-tiba tak saling berkabar.
Sebuah senyuman kembali menghiasi wajah cantik Andhini. Ia kembali mengingat Zelena dengan segala kerandomannya. Andhini yang hanya memiliki saudara laki-laki yang meskipun sangat memanjakannya namun tetap saja ada hal-hal yang tak bisa mereka lewati bersama apalagi usia mereka yang terpaut 7 tahun.
Berbeda halnya jika bersama Zelena yang juga merupakan anak tunggal. Mereka sangat klop. Andhini yang tak memiliki saudara perempuan dan Selena yang ingin memiliki saudara maka kompaklah keduanya sebagai sahabat dan saudara. Orang tua mereka pun saling mengenal.
Ikatan bathin keduanya sepertinya terjalin dengan sangat baik. Nun jauh disana tepatnya di negeri kangguru, Zelena pun sedang memikirkan Andhini. Gadis berambut hitam itu menatap foto mereka berdua saat wisuda beberapa bulan yang lalu.
“Dinegara mana kamu berada saat ini, Dhin ,,,” Gumam Selena dengan mata berkaca-kaca, ada rasa sesak yang memenuhi rongga hatinya. Entah mengapa rasa rindu pada sahabatnya kali ini terasa sangat berbeda.
“Semoga kamu baik-baik aja dinegeri orang. Semoga kita cepat menyelesaikan kuliah kita dan kembali bertemu melepas rindu,” Lanjut Zelena terkekeh di akhir kalimatnya. Ia merasa seperti pasangan yang merindu.
“Astaga, kami masih normal dan menyukai lawan jenis,” Kembali Zelena bergumam seraya mengusap wajahnya kasar. Bisa-bisanya ia memikirkan sesuatu yang merupakan aib bagi orang normal.
Memikirkan kenormalan dirinya sebagai seorang gadis, senyumnya mengembang memikirkan pria yang selama ini menguasai hatinya. Pria dingin yang selalu menatapnya tajam.
‘Semoga saja pria itu masih sendiri dan Yang Maha Kuasa mentakdirkan kami hidup bersama hingga menua’. Bathin Zelena penuh harap.
🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒
^^^Makassar, 1 Juni 2025^^^
cantik cerdas dan mandiri ❤️❤️❤️