Viona mendapati sang mama yang tiba-tiba menikah lagi tanpa persetujuan darinya, membuat gadis itu menolak tegas dan menentang pernikahan itu. Ia yang awalnya sangat membenci ayah barunya karena usia sang ayah tiri jauh lebih muda dari ibunya, kini justru kepincut ayah tiri nya sendiri. Yuk kepoin bagaimana ceritanya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arish_girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana licik Alex
Fiona duduk di sebuah kursi menatap teman-temannya yang sedang berdansa.
"Vio, yuk gabung sama mereka." ajak Sisil yang sudah tidak sabar ingin segera menggerakkan seluruh tubuhnya mengikuti alunan musik yang sedang menggema. Kepala Sisil menggeleng-geleng dengan kaki menghentak-hentak ke lantai.
"males ah. Lu duluan aja. gue duduk di sini." sahut Fiona.
"oke, gue gabung sama mereka dulu ya?" ucap Sisil dengan melingkarkan kedua jari membentuk huruf O. Sisil langsung beranjak meninggalkan Fiona yang duduk di sofa, Ia langsung berjoget-joget bersama yang lain,
Sementara Fiona yang duduk seorang diri tiba-tiba dihampiri Alex dengan membawa Sebotol Minuman. "lo nggak gabung Vio?" tanya Alex sambil menuangkan sebotol minuman ke ke dalam gelas.
"Gue mager!" sahut Fiona singkat.
"jangan Mager, ah! kita di sini untuk berpesta, Aku sengaja membuat pesta ini untuk membuat kita happy-happy! yuk minum dulu nanti kita berdansa!" ucap Alex sembari memberikan segelas minuman kepada Viona.
Sejenak Viona menatap Minuman itu, bukan ia tidak tahu minuman apa itu, Fiona pikir pasti dalam Minuman itu adalah minuman beralkohol, bukan hanya sekali dua kali Fiona mengkonsumsi minuman seperti itu, seakan hal seperti itu sudah menjadi momok dan kebiasaan bagi Fiona dan teman-temannya. Dengan tersenyum Viona menyambut Minuman itu kemudian menenggaknya. "Minuman apa Ini Lex? Kok pahit banget?" kata Viona sembari mengecap-ngecap lidahnya yang terasa pahit.
Alex tersenyum menyeringai, "ah lu! gini aja masih nanya. Seperti biasa lah!" sahut Alex dengan santai.
"kalau begitu yuk tambah lagi setelah itu kita dansa!" kata Alex sembari menuangkan minuman lagi pada gelas Fiona.
"Nggak ah pahit! emang gak ada minuman yang lain." tolak Fiona.
"Ah elu. Cemen amat. Pahit dikit napa sih?" Alex bersungut di saat Fiona menolak minumannya. Namun Alex terus mendesak Fiona agar bersedia meminum. "sekali lagi, sekali lagi lah Vio!" bujuk Alex.
"sekali aja ya? ini yang terakhir." kata Viona.
Alex mengangguk, "cis dulu dong!!" pinta Alex dengan mengangkat botol minumannya ke udara kemudian Fiona melakukan hal yang sama sehingga Gelas itu berdenting di udara.
Ting Ting
Alex menyeringai begitu melihat Fiona kembali menghabiskan segelas minuman yang ia suguhkan. "Ayo Vio Kita berdansa!" kata Alex sembari menjulurkan satu tangannya kepada Vio untuk mengajak berdansa. Tanpa pikir panjang, Fiona langsung menerima uluran tangan Alex dan mereka pun mulai beranjak bergabung bersama yang lain.
Cindy yang baru saja datang ke tempat itu terlihat geram saat melihat Alex dan Viona sedang berdansa dengan begitu romantis. "gue terlambat gumamnya!"
"Hai Cindy! dansa sama gue yuk!!" Tiba-tiba Andrew datang dan mengajak Cindy untuk berdansa.
"boleh!" sahut Cindy.
Mereka semua berdansa dengan senang.
"Viona mengalungkan dua tangannya pada leher Alex, sedangkan dua tangan Alex merengkuh pinggang Fiona. Tatapan keduanya bertemu seakan sama-sama mengarungi bahtera Cinta yang ada.
Tak hanya itu dengan senyum seringaian Alex menatap Fiona dengan penuh hasrat, jarak keduanya yang begitu dekat membuat jantung Alex berdebar dengan kencang, tangannya dengan lembut menggenggam tangan Fiona sedangkan satu tangan kanannya memegang pinggang Fiona. Belahan dada Viona yang begitu bulat dan menonjol dengan pakaian yang transparan membuat Alex kesulitan menelan saliva. Tak puas-puas Alex memandang wajah cantik Fiona yang kala itu Tengah terpejam, bibirnya bergetar, sepertinya Gadis itu tengah merasakan sesuatu yang sengaja ditahan.
"Vio, are you oke?" tanya Alex memastikan.
Genggaman tangan Alex mendapat balasan dari Fiona dengan menggenggam balik tangan itu. Tangan Fiona terasa begitu dingin dengan keringat. Sesekali Fiona terlihat menggigit bibirnya. Alex gue merasa gerah dan panas." sahut Fiona dengan suara bergetar.
"Vio...!!" kata Alex.
Fiona tiba-tiba membungkam mulut Alex dengan ciuman bibirnya.
"Vio!" ucap Alex di tengah ciuman yang Fiona berikan.
Alex menikmati ciuman itu dan bahkan membalasnya.
"Alex, gue... gue...!!" suara Fiona terbata-bata.
Alex bisa merasakan bahwa saat ini minuman alkohol yang ia berikan dan Bahkan ia campurkan sesuatu di dalamnya sudah mulai bereaksi. Fiona semakin mempererat pelukannya pada tubuh Alex dengan menggesek gesekan bagian dadanya pada dada bidang Alex. "gue... gue udah gak tahan. Sentuh gue Alex." suara Viona terdengar mendesak untuk melakukan sesuatu.
Fiona tidak berhenti, Gadis itu terus menyerang Alex dengan ciuman yang bertubi-tubi hingga membuat Alex merasa tak nyaman.
Tempat itu bukanlah tempat yang tepat untuk mereka berdua, di sana banyak teman-temannya yang saat itu masih bisa menguasai keadaan. Alex berniat akan mengajak Fiona ke dalam kamarnya.
"Andrew!!" teriak Alex pada Andrew yang saat itu Tengah berdansa dengan Cindy. Dengan bahasa isyarat, Alex mengangguk dan mengedip-ngedipkan mata, kemudian pemuda itu langsung merengkuh Viona dan menggiringnya menuju lorong yang sepi untuk menuju ke kamarnya.
Andrew sepertinya mengerti dengan kode yang diberikan oleh Alex. Pemuda itu menghalangi pandangan Cindy agar tidak melihat Alex yang saat itu sedang membawa Viona pergi. Sedangkan Calvin mendapatkan tugas untuk mengalihkan perhatian Sisil agar tidak melihat Alex yang sedang membawa Viona pergi. Seakan semua sudah direncanakan dengan matang, Alex dengan mudah menggendong Viona yang sudah semakin terlihat tak bisa mengontrol diri.
"Alex buruan!! Gue sudah nggak tahan!!" desah Fiona di telinga Alex.
"Iya, Vio! sabar sebentar lagi." sahut Alex.
Viona menempelkan kepalanya pada leher Alex, menciumi kulit leher Alex yang tengah menggendongnya. Alex bisa merasakan getaran tubuh Viona yang semakin memanas.
"sabar, Viona!" sahut Alex dengan mempercepat langkahnya.
"Bugh...!!" Dengan kasar Alex melemparkan tubuh sintal Viona ke atas kasur oversize miliknya.
"Ah... Alex... aku mau...!!" desah Viona dengan menarik kaos atasanya yang transparan ke bawah, seakan menantang Alex untuk melakukan sesuatu pada balon besar miliknya yang menggoda. Viona merentangkan tubuhnya, meminta sentuhan lebih pada Alex.
Alex yang juga sudah merasakan hasratnya juga memanas, ia juga sudah tak sabar, hingga Alex lupa bahwa ia belum mengunci pintu kamarnya.
Dengan langkah yang tergesa-gesa, Alex mulai melepas kemejanya, kemudian menjatuhkan diri di atas tubuh Viona, bak kasur empuk.
"Alex...!!" desah Viona terus menyebut nama Alex.
Alex langsung menin dih tubuh Viona kemudian melahap bibir Viona dengan rakus. Viona mendesah sambil memejamkan kedua mata.
"umpp.... ah... ah...!!
Aura ruangan itu menegang, memanas dengan serangan nakal Alex dan Viona yang saling berganti.
"Alex... ayoo masukin!!" kata Viona dengan melebarkan selangkangannya, menantang Alex untuk segera menerobos masuk.
Alex bersemangat, ia hendak membuka resleting celananya, namun bersamaan dengan itu tiba-tiba seseorang masuk ke kamar itu tanpa ijin, menghentikan aksi panas itu.
'Brak!!!!" Sebuah tendangan kaki dengan kasar berhasil membuka pintu.