Wajib baca Novel Tawanan Dua Mafia.
Helena harus berjuang saat pria paling dicintainya dinyatakan tewas dalam pertempuran. Satu persatu orang yang disayangi Helena haeus tewas di depan matanya.
Helena harus tetap bertahan di saat situasi dan kondisi tidak lagi menguntungkan baginya.
Akankah Helena berhasil mengalahkan musuh yang tidak lain adalah sepupu suaminya sendiri?
"Strike, kau harus tetap hidup."
"Pergi, Nona. Pergi. Maafkan saya tidak bisa menjaga anda lagi."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sisca Nasty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 19
Strike mengangkat kedua bahunya. Dia juga belum pernah melihat seorang Aberzio ditolak. Karena pertama kalinya Aberzio jatuh cinta hanya sama Helena.
"Mungkin Bos Aberzio akan berjuang lebih keras lagi agar Anda mau menikah dengannya, Nona." Pria tangguh itu melirik Helena ragu-ragu. "Nona, kenapa Anda mau menerima ajakan Bos Aberzio untuk menikah? Saat itu Anda belum mencintai Bos Aberzio."
Sekarang Strike yang berusaha mengulik kembali cerita masa lalu Helena. Kebetulan sekali Helena sudah ingat semuanya. Sepertinya tidak akan mungkin juga ada yang dia tutupi saat ini.
"Apa itu yang ada dipikiran kalian berdua? Aku belum mencintai Aberzio?" Helena bersandar dan mengukir senyuman.
Ternyata Strike asyik juga jika dijadikan teman mengobrol. Tidak jauh beda dengan Clous. Hanya saja selama ini mereka tidak pernah memiliki waktu untuk mengobrol. Aberzio juga pasti akan cemburu jika melihat Helena dan Strike berduaan.
"Bukankah memang seperti itu adanya, Nona." Strike ingat betul apa saja yang dikatakan Aberzio sehari setelah pernikahannya. Pria itu selalu bilang dia pasti akan berhasil meluluhkan hati Helena. Membuatnya jatuh cinta. Tidak peduli mau sebanyak apapun Helena menghabiskan uangnya.
"Aku mulai tertarik pada Aberzio sejak pertemuan pertama kami di Monaco. Aku juga tahu kalau dia sering menolongku. Selama beberapa bulan?
Tapi aku tidak terlalu ingat dengan wajahnya. Saat di Monaco, hal yang paling aku ingat adalah ketika seorang pria meminjamkan senjata apinya untuk membantuku. Sisanya aku tidak ingat. Kejadiannya begitu cepat.
Pertemuan kami di kapal pesiar Wiliam. Itu pertama kalinya aku jatuh cinta padanya. Saat .... "
Helena tersenyum dengan begitu manis. Pipinya merona. Wajahnya semakin cantik jika tersenyum seperti itu. Strike sampai mengangguminya.
Sekarang Strike tahu kenapa Aberzio bisa begitu tergila-gila dengan Helena. Bahkan selalu memikirkan cara untuk membuat Helena tersenyum.
"Saat aku melihat matanya. Setiap kali aku bertemu dengan seseorang. Aku suka sekali menatap kedua matanya. Setelah itu aku akan menyimpannya di dalam ingatanku. Kedepannya jika kami kembali bertemu, meskipun wajah seseorang itu sudah berubah karena operasi. Aku tetap tahu itu dia.
Tapi aku berusaha menyembunyikan perasaanku. Aku menerimanya sebagai suamiku karena aku memang ingin dia jadi suamiku. Bukan karena hartanya. Tapi aku sengaja memamerkan sifat matreku di depan Aberzio. Aku sedang mengujinya. Ternyata dia begitu memanjakanku dengan hartanya. Tidak perhitungan."
Strike senang mendengarnya. Andai saja detik ini Aberzio ada di sana. Mungkin big bossnya itu juga sudah senyum kegirangan.
"Selama ini dihati Bos Aberzio hanya ada nama Anda, Nona. Bos Aberzio hanya mencintai Anda. Semua yang dilakukan kepada Clara semata-mata demi memenuhi janjinya kepada orang tua Clara sebelum mereka tewas.
Mereka meminta Bos Aberzio untuk menjaga Clara dengan baik. Saat itu Clara masih berusia 12 tahun. Dia terus menangis dan Bos Aberzio yang menghiburnya. Menjaganya dengan baik. Menganggapnya seperti adik kandungnya sendiri.
Tidak pernah ada cinta di sana. Bos Aberzio tidak memiliki perasaan apapun kepada Clara. Anda tidak perlu cemburu lagi, Nona. Bisa saya pastikan, jika sekarang Bos Aberzio ada di sini. Dia akan memerintahkan King Tiger untuk menghabisi nyawa Clara dan semua sekutunya." Strike harus membela Aberzio meskipun pria itu tidak ada di sini. Strike tidak mau Helena semakin salah paham.
Helena kembali sedih saat mereka kembali membahas soal Aberzio. Dia sangat merindukannya. "Strike, apa kau yakin kalau Aberzio benar-benar sudah tewas?"
Strike kembali membisu. Pria itu mengobati lukanya lagi. Membahas Aberzio terlalu jauh hanya akan membuat Helena kembali bersedih. "Saya harap Bos Aberzio masih hidup dan sedang berjuang untuk tetap hidup, Nona. Mulai sekarang saya yang akan menjaga anda. Anda jangan menghindari saya lagi, Nona."
Helena mengangguk. "Maaf sudah merepotkanmu. Jika Aberzio kembali, katakan padanya kalau aku selalu mematuhi semua perintahmu." Wanita itu menjatuhkan kepalanya di sandaran sofa. Perlahan kedua matanya terpejam. Dia lelah. Tetapi tidak mau pergi ke kamar untuk istirahat. "Biarkan aku tidur di sini. Aku merasa lebih nyaman di sini."
Strike hanya diam saja mendengarnya. Pria itu kembali menunduk karena tidak mau memandang wajah Helena terlalu lama. Dia akan tetap di sana menjaga Helena. Seperti dia menjaga Aberzio dengan begitu teliti dan penuh perhitungan. Tidak boleh ada kesalahan sedikitpun.
***
Helena terbangun dari tidurnya. Sudah ada selembar selimut menutup tubuhnya dan kunci mobil? Helena segera duduk. Dia juga melihat tumpukan uang di meja. Apa Strike yang menyiapkan semua ini?
Helena tersenyum dan memasukkan uang itu ke dalam tas. Memandang ke kanan dan ke kiri. Di mana Strike? Apa pria itu tidak melindunginya?
Terdengar suara yang begitu berisik dari arah dapur. Helena segera menurunkan kakinya dan melangkah ke dapur. Wanita itu memandang punggung Strike dengan serius. Pria tangguh dengan wajah menyeramkan itu sedang memasak? Kenapa dia tidak beli saja jika mereka ingin sarapan. Uang Aberzio tidak akan habis secepat itu kan?
Helena terus saja bergelut dengan pertanyaan yang memenuhi pikirannya. Sampai akhirnya Strike memutar tubuhnya dan meletakkan makanan yang dia masak sendiri di atas piring berwarna putih bersih. Mendorongnya di depan Helena.
"Silahkan makan, Nona."
"Kau memasak untukku?" Helena menunjuk dirinya sendiri.
"Saya sedang berjaga-jaga. Memastikan Clara tidak berusaha mencelakai anda lagi, Nona. Setelah pasukan King Tiger berhasil menyebar di beberapa titik, kita bisa menikmati makanan di restoran yang ada Meksiko ini," jelas Strike apa adanya.
Helena mengangguk. Dia duduk di kursi dan memandang makanan yang baru saja dibuat oleh Strike. Sosis bakar, telur, Roti dan potongan tomat. Ada potongan daging bakar juga. Cukup mengenyangkan bagi Helena.
"Kau sering memasak, Strike? Maksudku apa aku orang pertama yang menyicipi masakanmu ini?" ledek Helena. Dia mulai melahap sarapan paginya.
"Anda orang kedua, Nona."
Helena berhenti mengunyah makanannya sejenak. "Apa orang pertamanya adalah Aberzio?"
Strike mengangguk. Helena kembali diam. Dia ingin fokus dengan makanannya. Makanan ini sangat enak. Meskipun terkesan sederhana, tapi porsi garam yang ditaburkan cukup pas.
"Anda bisa berkeliling, Nona. Saya akan menjaga anda. Anda bisa melakukan sesuatu yang membuat hati anda bahagia. Belanja mungkin," tawar Strike.
Helena tersenyum mendengarnya. "Aku hanya ingin membunuh Clara. Kau tahu itu. Setelah ini aku akan tidur di kamar. Kau tidak perlu khawatir, Strike. Mungkin aku akan keluar saat malam tiba. Aku janji tidak akan kabur dan melakukan sesuatu yang membuatmu kerepotan."
Strike hanya diam saja. Dia memandang ke arah lain. Menunggu Helena menghabiskan sarapan paginya. Setelah ini Strike harus memberi beberapa vitamin yang harus diminum oleh Helena.
Deringan ponsel di atas meja dekat kompor mengalihkan perhatian Strike. Dia segera mengangkat panggilan masuk tersebut. Wajahnya terlihat begitu serius. "Aku akan membereskannya."
Helena memandang Strike dengan serius. "Ada masalah?"
"Nona, apa anda mau berjanji pada saya? Jangan keluar selama saya tidak ada."
"Baiklah. Aku akan keluar nanti malam. Pastikan kau sudah kembali nanti malam," sahut Helena.
"Ini vitamin yang harus anda minum, Nona." Strike meletakkan beberapa bulir obat di piring kecil.
"Kau harus pulang dengan selamat, Strike," perintah Helena.
Strike mengangguk. "Saya permisi, Nona." Menunduk hormat sebelum pergi. Helena melanjutkan sarapan paginya. Dia memandang keluar jendela. Tempat yang dipilih Strike cukup indah. Di kelilingi kebun buah apel yang siap panen.
"Apa aku boleh memetik apel itu?"
***
Di sisi lain. Clous duduk di sofa sambil memandang keluar jendela. Pria itu menginap di sebuah hotel yang terletak di pusat kota Meksiko. Dia tidak mau serumah dengan Clara.
Hatinya bertarung mati-matian saat ini. Tidak tahu harus berdiri di pihak Clara atau Helena.
Suara pintu terbuka. Clous sama sekali tidak peduli. Dari langkah kakinya dia sudah tahu siapa yang datang.
"Kau tidak pulang?" Clara menyentuh leher Clous. Menggodanya. Wanita itu melangkah ke dekat jendela. Dia memandang pemandangan yang ada dihadapannya. "Apa yang kau pikirkan? Kau masih memikirkan Helena?"
Clous masih belum mau mengeluarkan suara. Clara yang geram segera menghampiri Clous. Dia duduk di atas pangkuannya. Melumat bibir Clous sambil membuka satu per satu kancing kemeja yang dikenakan oleh pria itu.
Clara ingin bercinta dengan Clous. Hati dan pikirannya begitu berantakan. Biasanya setelah selesai bercinta dengan Clous, dia akan merasa jauh lebih tenang.
"Menyingkirlah, Clara!" usir Clous. Di saat seperti ini dia tidak lagi mau bercinta dengan Clara. Gairahnya tidak akan bisa bangkit dengan semudah itu.
"Kau menolakku?" lirih Clara dengan suara lembutnya. Dia mendekati leher Clous. Menciumnya dengan mata terpejam. "Kau harus ada dipihakku, Clous. Aku mencintaimu. Jangan dengarkan apa yang dikatakan oleh Helena. Dia rela melakukan segala cara karena ingin menyingkirkanku."
Clous memandang wajah Clara. "Kau ingin membunuh Helena? Dari semua manusia yang ada di dunia ini. Kenapa targetmu harus Helena?"
"Dia merebut Kak Aberzio dariku. Perhatiannya, kasih sayangnya. Bahkan seluruh hartanya jatuh ke tangan Helena." Clara berusaha menceritakan posisinya saat ini. "Kak Aberzio mengabaikanku. Dia tidak lagi peduli padaku sejak menikah dengan Helena."
"Masih ada aku, Clara. Aku bisa menyayangimu. Mencintaimu. Memperlakukanmu dengan baik." Clous menatap wajah Clara dengan serius. Cukup dalam hingga Clara segera memalingkan wajahnya.
"Jika hanya sekedar cemburu. Kau seharusnya tidak berbuat hingga sejauh ini. Aku juga cemburu saat Helena menikah dengan Aberzio. Tapi aku tidak mengganggunya. Aku mencari kehidupanku sendiri. Kenapa kau tidak mau melakukan hal yang sama sepertiku. Helena adikku. Kau kekasihku, Clara. Calon istriku." Clous memegang kedua pipi Clara.
Wajahnya terlihat begitu kecewa. Sampai-sampai dia merasa menjadi seorang pecundang saat ini.
Sejenak Clara tersentuh mendengar perkataan Clous. Namun dia tidak mau larut dalam perasaannya. Kini dia sendiri juga tidak tahu sebenarnya perasaan seperti apa ini.
Kenapa dia merasa sangat nyaman ada di dekat Clous. Rencananya yang semula hanya memanfaatkan justru membuatnya menjadi ketergantungan. Lebih tepatnya setelah Helena dinyatakan tewas.
Clara terus saja gagal menggoda Aberzio agar mencintainya. Setiap kali kesal dan marah, dia datang menemui Clous. Mereka bercinta setelah itu. Bisa dipastikan kalau selama setahun terakhir ini Clara tidak pernah berganti pasangan. Dia hanya tidur dengan Clous seorang.
"Clara, tolong jangan bunuh Helena." Clous kembali memohon. "Kita pergi dari sini sekarang. Aku akan melindungimu. Tapi lupakan dendammu."
"Tidak akan." Clara beranjak dari pangkuan Clous. "Helena juga tidak akan mati di tanganku. Seseorang yang akan menghabisi nyawanya."
"Seseorang? Siapa?" Clous segera beranjak dari sofa. "Lalu, kenapa kemarin kau menjebak Helena?"
"Karena aku ..." Clara diam sejenak. "Robert yang sudah membunuh Aberzio. Sekarang Robert melarangku untuk menyentuh Helena."
"Robert kau bilang? Jadi kau benar-benar bekerja sama dengan Robert, Clara? Kau tahu siapa dia?"
"Dia orang yang menginginkan kematian Helena," sahut Clara dengan senyum puas.
"Kau salah." Clous mengepal kuat tangannya. "Robert adalah orang yang sudah cinta mati sama Helena!"
kenapa harus dirahasiakan dr helena
klo jason tdk seposesif robert
🫂🫂🫂helena km pasti bisa jgn menyerah dulu...tunggulah aberzio kembali
jangan dulu jatuh ke pria lain mending jadi single mom aja sembari ngumpulin kekuatan n strategi baru king tiger yg udah bercerai berai ulah si clara..
emang selalu ada kejutan distiap novel²nya kak sis😲😯
klo aberzio beneran mati nasib helena y jadi tahanan berstts istri robert😭
jgn sampe jjson juga dilenyapkan si robert
jeson ben kalian dimana😭