Bayi Kembar Tuan AL

Akhirnya pernikahan kami pun diadakan hari ini. Mami Angel bahkan sudah sejak pagi mengunjungi kontrakan ku untuk menjadi MUA di hari spesial ku. Mami bahkan menyuruh desainer kenalannya untuk membuatkan kebaya pengantin yang sesuai dengan perut buncit ku ini.

Setelah selesai dengan peralatan tempurnya, Mami segera membantu ku mengenakan Kebaya pengantin.

Mami Angel membawaku ke depan cermin kemudian memperhatikan penampilan ku saat ini, aku terlihat jauh lebih cantik dari biasanya. Menurut ku sih,

Mami bilang padaku kalau dia ingin aku menjadi pusat perhatian di hari spesial ku ini.

"Kamu sangat cantik, Ge! Buat EL meleleh hari ini, okey?!" ucap Mami padaku.

Aku hanya bisa tersenyum sambil terus memperhatikan penampilan ku dari dalam cermin. Semoga saja EL menyukai penampilan ku.

"Ayo, Ge! EL sudah berkeringat dingin menunggu mu!" ucap Mami,

Aku terkekeh mendengarnya, "Mami, ada-ada saja!"

Aku dan EL menikah disebuah mesjid disekitar kontrakan ku. Dengan dihadiri oleh beberapa warga, ketua RT/RW dan juga Om Hanif bersama istrinya.

Mami Angel menuntun ku dengan senyuman manis yang selalu mengambang di wajahnya.

"Lihat, Ge! EL tampan sekali!!!" seru Mami Angel.

Aku melihat kearah EL, oh ya Tuhan... Benar! Dia terlihat sangat tampan. EL memakai setelan jas berwarna senada dengan kebaya yang sedang ku kenakan.

Dia menatap ku dari jauh sambil tersenyum seperti biasanya. Akupun membalas senyuman nya. Sebenarnya aku sangat gugup, jantungku bahkan berdetak dengan sangat kencang.

Keringat dingin terus membasahi telapak tangan ku. Bahkan Mami Angel sudah beberapa kali menyeka keringat di kening ku.

"Ge, jangan gugup!" ucap Mami Angel, bukannya tenang, aku malah semakin gugup dibuatnya.

Akhirnya aku duduk disampingnya. EL menyambut kedatangan ku dengan senyuman hangat, "Kamu sangat cantik, Ge!" ucapnya,

Ah, aku serasa terbang dibuatnya. EL memang pandai membuat ku melayang dengan kata-kata manisnya.

Aku mengedarkan pandangan ku, melihat ke sekeliling sudut. Hingga tatapan ku terhenti pada sosok tamu yang entah diundang atau tidak.

Tuan Alessandro, dia juga hadir di acara pernikahan kami yang sangat sederhana ini. Kulihat raut wajahnya terlihat kusut dan nampak acak-acakan, tak seperti biasanya.

Sejujurnya, aku iba melihat dirinya seperti itu. Keadaannya sama seperti dulu, saat dia punya masalah dengan Nona Sarra.

Apakah sekarang dia punya masalah lagi sama istrinya hingga ia nampak kacau seperti itu? Aku tidak peduli, yang penting sekarang aku sudah bersama EL. Lelaki yang akan menjadi imam ku.

Akhirnya Ijab kabul pun dimulai, Penghulu yang duduk didepan EL mengulurkan tangannya dan disambut oleh EL.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau, Michael Sanjaya bin Malik Sanjaya dengan Geanna Anggraeni binti Rahmat dengan mas kawin seperangkat alat Sholat dibayar tunai!"

Pak penghulu menggerakkan tangannya dan sekarang giliran EL yang melanjutkannya. Sekarang pandanganku beralih kepada EL, kukira dia akan berkeringat dingin. Ternyata tidak, dia terlihat sangat tenang. Bahkan senyuman khas miliknya terus terpampang di wajahnya.

"Saya terima nikah dan kawinnya Geanna Anggraeni binti Rahmat dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!" sahut EL,

"Bagaimana para saksi, SAH?!"

"Sah!!!" sahut para saksi, termasuk Om Hanif yang duduk tak jauh dari penghulu.

Aku menghela nafas panjang, bahkan EL pun sama. Aku lega akhirnya EL sah menjadi imam ku. Tidak ada kata-kata yang mampu menggambarkan perasaan bahagia ku saat ini.

EL meraih tanganku dan memakaikan cincin putih pilihan ku kemarin kejari manis ku. Kemudian giliran aku yang memakaikan cincin kejari manisnya. Setelah itu ku cium punggung tangannya dan dia membalasnya dengan sebuah kecupan hangat di keningku.

Semua orang yang bertepuk tangan. Para warga yang tadinya heboh pun sekarang bisa tersenyum lega setelah kami sah menjadi suami istri.

sedikit POV ALESSANDRO

Tak ada kata-kata yang mampu keluar dari bibir ku. Bibir ku kelu, bahkan untuk berkata "Jangan, Ge! Menikahlah dengan ku saja, aku pemilik bayi itu!" aku bahkan tidak mampu!

Perasaan ini menghancurkan aku dan seluruh hidupku, Ge! Seandainya aku sekuat dan seteguh Michael, mungkin sudah lama aku dan kamu bersatu. Aku ingin sekali merawat dan membesarkan bayi kembar kita bersama-sama!

Sudah beberapa bulan aku hidup dalam kesengsaraan, aku terjebak dalam situasi yang aku ciptakan sendiri. Perasaan ku terhadap mu yang selalu ku tepis, malah semakin merajalela di hatiku, Ge!

Sekarang kamu sudah bahagia dengan pilihan mu. Aku berdoa, semoga kalian bahagia selama-lamanya.

💔💔💔

Kembali POV GEANNA

Ditengah-tengah kebahagiaan aku dan EL, sebuah kejutan kecil terjadi disaat itu. Tiba-tiba Nyonya Liliana (Mami EL) datang dengan wajah penuh amarah. Tanpa basa-basi Nyonya Liliana menarik paksa tanganku dan membawaku hingga ke halaman mesjid.

Karena terkejut atau apa, semua orang tertegun melihat aku diseret oleh Nyonya Liliana hingga ke halaman mesjid dan didorong ke tanah dengan sangat kasar.

Disaat aku terjatuh, baru mereka berbondong-bondong menyelamatkan aku. Bahkan EL pun terlambat mengikuti langkah kakiku.

Om Hanif dan yang lainnya mencoba menenangkan Nyonya Liliana yang mengamuk ingin menyerang ku. Dia terus menghardik ku dengan kata-kata yang sangat menyakitkan untuk didengar dan terlalu menusuk hingga kehati yang paling dalam.

"Kalian semua bodoh!!! Anakku ini tidak bersalah, dan bayi dalam kandungan wanita jal*ng ini bukanlah anaknya tapi anak orang lain!!!" hardik nya.

Airmata ku jatuh ke tanah. Aku tidak mampu membendungnya lagi. Penghinaan yang dilakukan oleh Nyonya Liliana didepan banyak orang membuat hatiku hancur berkeping-keping.

EL datang menghampiri ku setelah ia berhasil menerobos kerumunan warga. EL meraih tubuhku dan ingin menenangkan sekaligus melindungi ku dari amukan Mami nya.

Namun baru saja EL membantu ku berdiri, sesuatu keluar dari area pribadi ku. Cairan berwarna keruh bercampur darah mengalir dikedua kakiku.

EL panik, begitupula semua orang. Aku sempat melihat Tuan Alessandro berlari kearah ku dengan wajah panik, ia ingin membantu namun EL lebih dulu mengangkat tubuhku hingga memasuki mobilnya.

Aku sempat mendengar ucapan terakhir Nyonya Liliana, "Semoga kamu dan Bayi itu tidak selamat, Geanna!" teriaknya,

Aku kembali menitikkan airmata ku, hatiku benar-benar terasa disayat-sayat. EL menatapku, "Jangan dengarkan Mami, Ge! Kamu akan selamat, aku berjanji!" ucap EL seraya meletakkan tubuhku didalam mobil.

Aku merasakan sakit yang amat sangat di perutku. Tak pernah aku rasakan sakit yang seperti ini sebelumnya. Bahkan sakitnya hingga keubun-ubun.

"Tahan sebentar ya, Sayang! Rumah sakitnya sudah dekat." ucap EL seraya mengelus perutku yang sakit kemudian setelah itu dia kembali fokus menjalankan mobilnya dengan wajah yang terlihat sangat panik.

***