NovelToon NovelToon
Claimed By Mister Mafia

Claimed By Mister Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Romantis / Cinta Terlarang / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Amy pindah ke Bordeaux -sebuah kota Indah di Prancis, dan berteman dengan Blanche Salvator yang ternyata merupakan anak dari seorang Mafia paling di takuti bernama Lucien Beaufort.
Dengan wajah yang karismatik, mata biru dan rambut pirang tergerai panjang, Lucien tampak masih sangat muda di usia 35 tahun. Dan dia langsung tertarik pada Amy yang polos. Dia mendekati, merayu dan menggoda tanpa ampun.
Sekarang Amy di hadapkan pilihan : lari dari pria berbahaya yang bisa memberinya segalanya, atau menyerah pada rasa yang terus mengusiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kegilaan Amanda.

“Huachi! Huachi!” Amy mengusap hidungnya yang sedikit berair, tampaknya dia benar-benar kedinginan karena berenang terlalu lama.

Amy merapatkan cardigannya agar tubuhnya lebih hangat. “Lagian udah mau musim dingin, kok ya niat banget berenang, Amanda! Amanda!” gerutu Amy –kesal pada Amanda.

Amy mengangkat kedua tangannya, mengarahkannya ke dekat perapian yang tengah menyala. Rasa hangat ini lumayan meringankan penderitaan Amy.

“Kau sakit?” Lucien Beaufort tiba-tiba muncul. Dengan outfit sederhana –sweater warna dark charcoal yang menempel sempurna di tubuh atletisnya, dan celana chino warna hitam, Lucien berhasil membuat jantung Amy kembali berdebar-debar.

“Gila! Pria matang ini, auranya awur-awuran sekali sih!” geram Amy dalam hati, antara kesal dan kagum dan terpana, ahh… entahlah, Amy pun tak tau apa yang hatinya rasakan.

Lucien duduk di sofa two seater yang tengah di duduki Amy. Dia menekuk satu kakinya di atas sofa, dan satu tangannya melingkari sandaran sofa –tepat di belakang Amy. Lucien duduk sambil menghadap Amy, walaupun Amy sendiri malah menghadap ke perapian yang ada di depannya –dengan gugup.

“Apakah kau demam?” Tanya Lucien lagi, dengan nada suara berat dan menenangkan.

“Eh? Ehm.. sepertinya tidak-“ belum selesai Amy bicara, tiba-tiba punggung tangan Lucien sudah menempel di dahinya.

“Sepertinya sedikit hangat,” gumam Lucien.

“Be-benarkah? Ta-tapi aku tidak merasa demam…” ucap Amy cepat sambil menjauhkan keningnya dari tangan kekar Lucien.

“Ck!” Lucien berdecak kesal karena Amy terus menjaga jarak dengan dirinya. Dengan tetap menjaga kelembutan, Lucien meraih dagu Amy dan membuatnya mau tak mau menghadap Lucien.

“A-ada apa Monsieur?” kaget Amy karena wajahnya di paksa berhadapan dengan Lucien.

“Hidungmu merah, Amy…” bisik Lucien. “Sepertinya sakitmu cukup parah,” lanjutnya lagi.

“Ti-tidak, aku baik-baik saja… hanya butuh minuman hangat dan istirahat…” jawab Amy sambil menatap Lucien yang berada persis di depannya. Amy tak bisa memalingkan wajahnya, karena tangan Lucien begitu kuat menahan rahangnya tapi Amy tak merasa di sakiti sama sekali, justru rasanya tubuhnya jadi lemas karena bisa memandang ketampanan Lucien dari jarak yang begitu dekat.

Lucien menghela, tak bisa berkata-kata lagi pada gadis manis yang begitu keras kepala dan menjawab semua ucapannya.

“Kau harus makan sup yang hangat, akan aku buatkan pot-au-feu untuk makan malam. Tunggulah,” Lucien melepaskan wajah mungil Amy dari cengkramannya. Saat dia bangun dari duduknya, tanpa sengaja hidungnya menyenggol beberapa helai rambut Amy yang setengah basah dan beraroma sangat harum.

Lucien terdiam –menikmati aroma segar dan manis dari rambut Amy, “wangi sekali,” gumamnya lalu mengecup pucuk kepala Amy dan tentu saja membuat mata Amy membola karena kaget.

“Papa?”

Panggilan Blanche, tentu saja mengejutkan Amy. Jantungnya masih berdebar-debaran karena kecupan lembut Lucien di pucuk kepalanya, kini kembali berdegup lebih kencang lagi karena kaget mendengar suara Blanche. Dia bahkan sampai mengurut dadanya dan mendesah lirih, “Astaga.. jantungku…”

“Ada apa Ache? Papa di sini, di dekat perapian.” Berbeda dengan Amy, Lucien tampak biasa saja. Astaga, tidak tahukah dia, sikapnya sudah membuat Amy hampir terkena serangan jantung.

“Papa sedang apa?” Tanya Blanche yang kemudian muncul diikuti Amanda.

“Amy kelihatannya demam, Papa akan buatkan pot-au-feu untuk makan malam kalian. Tunggu sebentar,” ucap Lucien. Dia mengambil selimut yang terlipat di dekat meja, memakaikannya pada Amy lalu mengelus pucuk kepala Amy dan pergi meninggalkannya menuju dapur.

Mendapatkan perhatian yang begitu manis, Amy hanya bisa memejamkan mata sambil menggigit bibirnya. Astaga, kenapa Lucien begitu perhatian padanya. Jantung Amy jadi terus berdebar-debar, kan! Apakah pria matang memang semanis ini? Tapi apa arti dari perhatian ini? Apakah hanya perhatian dari ayah ke anak, seperti perhatiannya pada Blanche? Ataukah perhatian yang berbeda?

Amy menepuk pipinya beberapa kali, “jangan ge-er! Jangan salting! Jangan baper! Tenanglah… dasar gadis cupu! di kasih perhatian dikit langsung mleyot…” gumam Amy pada dirinya sendiri –dengan bahasa Indonesia yang hanya dimengerti oleh Amy.

“Apa yang kau lakukan?” Tanya Blanche yang saat ini sudah ada di dekatnya dan duduk tepat di samping Amy –tempat di mana tadi Lucien duduk.

“Ti-tidak ada apa-apa… aku Cuma sedikit pusing, dan hidungku terasa panas…” gumam Amy sambil kembali mendekatkan tangannya ke api perapian –mencari kehangatan.

“Duh, bagaimana kalau sampai besok dia nggak sembuh?”  ucap Amanda sambil menghela napas, sepertinya dia tak senang dengan keadaan Amy saat ini. 

“Kenapa memangnya?” Tanya Amy.

“Hmm, begini, sebenarnya besok kami mau ke pesta yang diadakan teman Amanda –hanya sebentar! Aku Cuma ingin bertemu dengan Mateo, karena kata Amanda, Mateo ada di sana,” ucap Blanche dengan hati-hati.

Amy mengernyitkan alisnya, “Mateo? Kamu mau pergi menemuinya?” ulang Amy tak percaya. Bagaimana bisa Amanda begitu getol menjodohkan pria yang kemarin dia cium dengan liar –pada Blanche?!

“Non! Jangan pergi ke sana, Ache! Please!” pinta Amy.

“Kamu kenapa, sih? Kita Cuma mau bertemu sebentar. Aku juga mau menemui kekasihku di sana, kebetulan dia juga teman Mateo jadi kita kaya double date gitu. Cuma sebentar!” ucap Amanda, nadanya terdengar kesal dan tak mau di bantah.

“Blanche, Amy itu kan bukan Mamamu! Kenapa kamu harus minta ijin padanya!” ketus Amanda.

“Amanda benar!” Amy menganggukkan kepalanya, “Aku memang bukan siapa-siapa, kalian tak memerlukan izin aku untuk pergi kemanapun kalian mau. Minta izinlah langsung pada Monsieur Beaufort. Dan jika kalian mendapat izin darinya, pergilah jangan pikirkan aku, aku akan istirahat saja sampai sakitku sembuh,” jawab Amy dengan nada datar. Dia tak mau terdengar marah apalagi kesal.

Nanti, Amy akan mencari waktu saat tak ada Amanda untuk bicara empat mata dengan Blanche mengenai Mateo. Tapi untuk sekarang sepertinya sulit, karena Amanda terus mengekori Blanche kemanapun dia pergi.

“Makan malam sudah siap ladies, mari kita makan,” ucapan Lucien menghentikan percakapan Amy, Blanche dan Amanda. Lalu mereka pun berjalan menuju dapur untuk makan malam.

Di atas meja makan, sudah tersedia tiga buah mangkuk besar berisi makanan yang terlihat seperti sup dengan potongan wortel dan kentang lalu beberapa daging.

“Wah… sepertinya enak sekali, Lucien… terima kasih,” ucap Amanda dan tentu saja mengejutkan Amy. Bagaimana bisa, dia memanggil Papa Blanche dengan nama depannya. Dia pikir dia siapa? Calon kekasihnya?!

Lucien pun tampak kaget dengan panggilan Amanda padanya.

“Ups, maaf! Bolehkah aku memanggilmu 'Lucien'? Supaya kita lebih akrab? Aku biasa memanggil orang tua sahabatku dengan nama mereka saja,” lanjut Amanda sambil duduk di kursinya.

Lucien  mengangkat bahunya dengan acuh, “terserah kau saja,” ucapnya.

“Amy, ayo cepat makan dan habiskan, supaya kamu cepat sembuh,” Lucien menatap Amy yang sudah duduk manis di kursinya.

Amy mengangguk sambil tersenyum, lalu mulai menyuapkan kuah bening itu ke mulutnya. “Wah, enak sekali Monsieur…”

Lucien tersenyum puas, “baguslah, habiskan. Aku harus melanjutkan pekerjaanku. Ache, Papa ada di kamar kalau kau butuh sesuatu,” ucap Lucien sambil menatap anak gadisnya.

“Oui, Papa. Merci,” ucap Blanche pada papanya.

Lucien memutari meja makan, lalu berjalan mendekati Blanche dan mengecup keningnya. Dia menatap Amy –seolah ingin melakukan hal yang sama padanya, dan dengan cepat Amy menggeleng sambil membelalakkan matanya. Dan Lucien terkekeh lirih lalu mengangguk dan berlalu pergi.

Amy menghela lega setelah Lucien sudah keluar dari ruang makan.

♥♥♥♥

“Euh… tenggorokanku kering sekali…” gumam Amy lirih sambil memegangi lehernya. Dia terbangun dari tidurnya lalu menoleh ke kanan dan melihat Blanche sedang tidur pulas, tapi dia tak melihat Amanda. “Di mana dia?” gumamnya heran.

Amy melihat jam di dinding dan terkejut karena jarum jam menunjuk di angka dua belas malam dan Amanda tidak ada di tempatnya, kemana dia?

“Ahh, biarlah.. aku mau ambil minum dulu…” gumam  Amy sambil turun dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar Blanche. Dia berniat mengambil air minum di dapur.

Namun saat akan turun tangga, Amy melihat Amanda keluar dari sebuah kamar, dengan baju sedikit acak-acakan dan dia tak mengenakan apapun di dalam gaun tidur tipisnya itu. Amy bisa tau karena dada Amanda yang begitu besar menunjukkan semuanya dari balik kain linen tipis itu.

“Amanda? Dari mana kau?” tanya Amy dan sukses membuat Amanda tersentak kaget.

“Eh? Amy… hehehe… aku baru dari kamar Lucien…” ucapnya sambil nyengir dan menggigit bibirnya.

“Stt! Kau tak boleh bilang hal ini ke Blanche, ya… ini rahasia!” ucap Amanda lirih, lalu dengan langkah berjingkat jingkat dia masuk kembali ke kamar Blanche,

“A-apa!! Ngapain dia di dalam kamar monsieur Beaufort! Dasar Amanda gila!”

1
sunshine wings
Nah.. Lengah kan.. 🤨🤨🤨🤨🤨
Tamie: pacaran bae jadilengah 😄
total 1 replies
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
Wah! Kembang setaman Amy.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭...
total 1 replies
sunshine wings
hahaha . pawangnya Amy..
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: mleyot g tuh 🤭🤭
total 1 replies
sunshine wings
hubungi papanya Blanche, Amy..
sunshine wings
Jangan coba² 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Tamie: belum tau siapa Lucien dia 😏😏
total 1 replies
sunshine wings
Betul apa katanya Amy.. Enak saja ngatain orang yg nggak² 😏😏😏🙄🙄
sunshine wings
Papanya toh..🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭.....
total 1 replies
sunshine wings
Apa mungkinkah pria yg diselamatkan Amy itu ayahnya ato kakanya Blanche?
🤔🤔🤔🤔🤔
Tamie: jàwabannya ada di bab berikutnya 😎🤭
total 1 replies
sunshine wings
Lanjutkan saja Amy.. Kalo orangnya bae sepatutnya gak masalah ya..
Tamie: bener banget, G usah dengerin gosip 😄🤭
total 1 replies
sunshine wings
Semangat Amy 💪💪💪💪💪
Semua akan indah pada waktunya..
Karma tidak akan salah tempat..
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Cepat Amy!!!
Jangan beri kesempatan pada lintah penghisap darah!!!
💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: pasti semua bakal kena balasan satu persatu 😎😎
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!