NovelToon NovelToon
Because I Want You

Because I Want You

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lorong kecil

"Hai apa yang kalian lakukan di sini?"

"Ka ... ka ... kami tidak," belum selesai ucapan Rara.

"Pak ini tidak bisa di biarkan, udah seret saja mereka berdua ke rumah pak ustad secarang."

"Perbuatanya membuat malu kampung ini." sahut salah satu warga lalu menyeret gadis di dalam tidak lupa mereka juga menarik pria yang ada di dalam kamarnya.

"Jangan ..., jangan bawa kakakku." Teriak gadis berusia belasan tahun memohon pada warga yang ingin membawa kakaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lorong kecil, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

"Aku mengenalmu cukup lama. Pasti ada alasan kuat di balik keputusanmu. Ceritakan, apa yang membuatmu merahasiakan pernikahanmu."

Athur menceritakan semuanya, Evan dengan sangat serius menyimak setiap ceritanya. Dia memang sudah mendengar cerita jika sahabatnya di serang ketika melihat luka di lengannya. Tetapi, lelaki itu tidak menceritakan jika dirina di nikahkan secara paksa.

"Tapi, kau beruntung. Dapet perawan Ting Ting." ledek Evan menyeringai menyandarkan tubuhnya pada sofa.

"Maksud lo?" sahut Athur yang justru meloding sedikit lemot.

"Biasanya lo paling pinter. Tapi kalau masalah cewe lo paling bego." ujar Evan gamblang.

"Lo itu saat ini ibarat dapet Berlian langka. Tapi jika suatu saat lo membuangnya, gua orang pertama yang akan dengan senang hati menerima dia.' timpalnya mengutarakan isi hatinya agar Athur sadar.

"Sembarangan bacot lo kalau ngomong. Dia bukan barang." Sahut Athur kesal mendengar pernyataan Evan

Ha ... ha .. ha ... gelak Tawas Evan dengan sikap yang di tunjukan Athur kali ini.

Sebenarnya Devan sudah mengetahui hubungan Vina di belakang Athur, tapi pria itu lebih memiih diam. Ada beberap alasan kenapa sampai dirinya bisa tidak mau ikut campur. Baginya lebih baik jika Athur yang mengetahui kebenaranya sendiri.

Bisa di bilang Devan orang pertama yang merasa bahagia atas nikah paksa itu. Ternyata Tuhan justru yang langsung memberikan jodohnya agar lelaki itu tidak bisa lagi memilih.

"Pulang sana lo. Disini nggak ada tempat buat lo." usir Athur ketus.

"Gua di usir." tunjuk Evan pada dirinya sendiri.

"Kenapa di usir mas?" tanya Rara yang mendengar ucapan Evan.

"Biarkan saja dia pulang Ra?"

"Tapi diakan bisa nemenin Mas Athur di sini. Nanti bisa tidur di kamar Rara." timpalnya karena Rara tidak enak hati. ia sudah membantu dirinya dan Nina cukup banyak .

"Tidak! tolak Athur.

"Tidak kenapa?" Rara mengerutkan kedua alisnya bingung.

"Tidak boleh tidur di kamarmu." jawab Athur tanpa ragu.

"Di kamar Nina aja kalau gitu Bang." sahut Nina dari arah pintu.

"Nah tu, mereka aja sangat menerimaku dengan baik. Kenapa lo malah yang ribet." umpat Evan satai.

"Diam lo. Gua yang berhak menentukan. Gua kepala keluarganya." kata kata itu membuat kedua gadis itu bungkam tak berani membantah lagi. Namun berbada dengan tanggapan Evan.

"Cie ..., yang sudah ngaku jadi kepala keluarga. Gimana reaksi Vina yah kalau tahu tunangannya ternyata sudah nikah." ucap Evan kebablasan.

"Bodoh ... kenapa bisa gua sampai balas gini." Evan merutuki kecerobohannya yang tidak bisa lagi menarik perkataannya.

"Evan!" bentak Athur mengetahui perubahan mimik wajah istri dan adiknya.

"Maaf bro, keceplosan." Evan nyengir tanpa rasa bersalah, satu tanganya menggaruk rambutnya yang tidak gatal.

Rara yang sadar akan situasi sedikit memanas berusaha melerai. "Sudah, ayo makan dulu. Nanti keburu dingin."

"Wah tahu saja kalau aku dari tadi sudah sangat lapar. Suamimu sama sekali tidak memberiku makan dari siang tadi." celetuk Evan yang selalu saja bisa mencairkan suasana jadi ramai.

Kini mereka sudah duduk di kursi masing-masing. Rara duduk bersebelahan dengan Athur, sedangkan Nina berhadapan dengan sang kakak. Devan pria itu langsung saja ingin menyambar cetong nasi tapi di tepis Athur.

"Dimana-mana tuan rumah dulu." celetuk Athur. Rara dan Nina hari ini benar-benar di buat terbengong oleh sikap Athur. Iya selama dia di sana dulu jarang sekali bicara. Tapi kali ini seakan tidak ada jarak di atara mereka.

"Iya elah bro, laper banget gua." sahutnya memelas.

"Nina yang ambilin Bang." ujar gadis itu sekalian mengambil untuk dirinya sendiri.

"Maaf, lauknya sederhana." ujar Rara pada sang suami yang meletakan piring berisi nasi dan lauk pauk serta sayur.

"Jangan minta maaf, ini sudah cukup."

Menu sederhana yang di sajikan, tapi membuat kedua pria itu makan dengan lahap. Rara juga Nina melirik keduanya sembari menggelengkan kepalanya, seakan sudah beberapa hari tidak makan. Belum juga selesai makan salah satu ponsel mereka berbunyi.

Kring ... kring ...

Athur melirik Evan, tapi pria itu menggeleng, menandakan bukan miliknya. Ia juga sangat ingat betul jika handponenya masih mati. Terus bunyi ponsel siapa itu?

"Kak, handpone mu." tegur Nina.

"Biar." jawabnya singkat.

                 ******

Kringggg .... kringgg .... kringgg ...

Bel berbunyi nyaring pertanda pulang sekolah, beberapa menit kemudian beberapa siswa siswi berhambur keluar dari kelas masing-masing.

Disudut ruangan seorang siswi masih belum beranjak bangun dari duduknya. Menatap bangku kosong yang sudah dua hari tidak ada penghuninya. Mungkin dia sedang menunggu seseorang atau mungkin sedang rindu.

Suara langkah kaki terdengar semakin mendekatinya. seseorang kini sudah berada di sampingnya. Masih dengan rasa malas, dan enggan beranjak dari duduknya Iya bertanya?

"Ada apa?"

"Temani aku ke rumah Rara," ajaknya penuh semangat.

"Baiklah. Aku menghubungi mamaku dulu bilang kalau pulang telat." jawabnya yang terlihat tak bersemangat.

"Kenapa denganmu?"

"Hari pertama datang bulang." jawabnya lemas.

"Oh ..., Hi ... hi ... hi ..., sahutnya beroh Riya dan tertawa kecil.

"Kenapa kau menertawakanku?"

"Lucu saja. Lo yang selalu terlihat garang, tapi lihatlah sekarang seperti anak ayam kehilangan induknya." jelas Alden kembali tertawa kecil.

"Sialan lo,"

Keduanya sudah berada di jalan, Alden mengemudi sepada motornya dan Aurora duduk di belajang sebagai petunjuk jalan. Tidak terlalu ngebut seperti biasanya, kali ini sedikit santai. Ia karena tidak begitu faham jalanan itu juga baru pertama kali ini ke rumah Rara. Selama hampir tiga tahun dia mengenal Rara, selalu bertemu di luar seperti Cafe dekat tempat kerjanya.

Berbeda dengan Aurora dia sudah beberapa kali main kerumahnya, karena memang dia lah sahabat yang paling dekat dengan Rara. Sekitar lima belas menit meraka sampai di halaman rumah Rara.

Rumah sederhana bercat coklat yang sedikit memudar, pintu rumah tertutup rapat. Halaman depan tidak terlalu luar tapi muat untuk memarkirkan kendaraan seperti mobil misalnya. Aurora turun membuka helm, dan meletakannya di atas motor. Alden berjalan santai mengikuti dan melihat sekeliling.

Tok ... tok ... tok

Aurora berusaha mengetuk pintu, namun belum ada jawaban. Ia masih berusaha, Alden menendang-nendangkan kakinya menunggu cukup lama. "Mungkin tidak ada orang?" tutur Aurora lirih.

"Tunggu sebentar lagi." sahut Alden lalu mengajaknya duduk.

"Kemana yah?

"Kalau gua tahu mana mungkin masih diam di sini. Sudah pasti akan ku samperin dia langsung." jari telunjuk Alden menoyor kening Aurora.

"Ih ..," sungutnya kesal, bibirnya mengerucut tangannya memegangi perutnya.

"Sakit?" tanya Alden sedikit Kawatir, di balas anggukan kecil.

"Bibir lo mau gua iket apa? Jangan seperti itu," perintah atau apa kata nih buat Aurora mengerutkan keningnya.

"Biarin."

"Kak Aurora." ucap seorang gadis si sebrang sana mengejutkan kedua manusia yang sedang bercanda.

1
🌹Widianingsih,💐♥️
kemana kedua orang tua nya kak ?
kok bisa dinikahkan sih ?
🌹Widianingsih,💐♥️: ohh ..kasihan yaa, tapi mereka anak-anak yang mandiri👍
total 2 replies
Cahaya 17
Nina Katro🤭 nggak pernah lihat dapur bagus
🌹Widianingsih,💐♥️
hai kakak...aku mampir🙏
Duh kasihan sekali masih muda 17 tahun sudah dinikahkan, terlalu muda sekali, mana suaminya juga baru kenal.....kok begitu sih ?😭
Embhul82: makasih bnyak.kak 👍
total 1 replies
me
semangat terus thor
me
wah papah Louise sedang honey moon nih 🤣
Embhul82: 🤭mumpunh nggak ada yg ganggu
total 1 replies
me
lanjut thor👍💪
Cahaya 17
lanjut💪
me
lanjut 💪
Cahaya 17
lanjut 👍
rokhatii
lanjut thor💪
Embhul82: makasih dukunganya
total 1 replies
me
💪
Cahaya 17
jangan kasih lemah karakter Rara Thor. ku tunggu kelanjutanya💪
Embhul82: makasih sudah selalu dukung
total 1 replies
Cahaya 17
lanjut up double 🤭
Embhul82: tidak janji ya kak🤭
total 1 replies
Cahaya 17
Bagus Thor lanjut pantang nyerah
Cahaya 17
buat penasaran pembaca kamu thor
Embhul82: makasih sudah mampur
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!