NovelToon NovelToon
Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Cintamanis / Anak Kembar / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:23k
Nilai: 5
Nama Author: Fernanda Syafira

Arshaka Sadewa dan Aksara Sagara adalah Bopo Kembar Desa Banyu Alas. Putra dari Bopo sebelumnya, yaitu Abimanyu.
Keberadaan Bopo Kembar, tentu menghadirkan warna tersendiri untuk Desa Banyu Alas. Dua pria yang mewarisi sifat Romo dan Ibunnya, membuat warga desa sangat menyayangi dan menghormati keduanya.
Bagaimanakah kehidupan Bopo Kembar ini?
Apakah mereka benar - benar bisa di andalkan untuk menjaga Desa Banyu Alas?

Jangan lupa untuk membaca Novel Cinta Ugal - Ugalan Mas Kades terlebih dahulu, agar bisa memahami jalan ceritanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fernanda Syafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

18. Pelaksanaan Hukuman

Pagi hari itu, warga yang ingin ikut mengarak pelaku, sudah berkumpul di Balai Pertemuan. Staf Balai Desa yang bertugas untuk menjaga pelaku, membawa pelaku keluar.

Suara seruan umpatan dan hinaan terdengar riuh saat pelaku terlihat batang hidungnya. Beberapa petugas Kepolisian juga sudah siap berjaga agar tak terjadi kekerasan lain di luar kesepakatan kemarin.

Pelaku yang hanya bisa pasrah mulai di ikat di tiang yang terpasang di atas gerobak. Mata pelaku sengaja di tutupi, agar tak melihat siapa saja orang yang mencambuk tubuhnya.

Runi, sebagai dokter juga sudah bersiaga. Ia akan terus memantau kondisi pelaku, jika kondisi pelaku sudah tidak memungkinkan untuk melanjutkan hukuman cambuk, maka hukuman akan di hentikan.

Abi sudah mempersiapkan semua dengan matang untuk menghindari hal - hal yang tak diinginkan. Ia pun mewanti - wanti warganya untuk memberikan hukuman sesuai kesepakatan.

"Apa yang Romo lakukan, sudah benar kan, Bun?" Lirih Abi sambil menatap pria yang sedang diikat di atas gerobak.

"Njih, Sayang. Hukum adat harus tetap di laksanakan. Romo sudah benar dengan mempersiapkan semua keamanan ini supaya orang itu gak kehilangan nyawa gitu aja." Jawab Runi yang menguatkan Suaminya.

Runi tau, keputusan ini tentu membuat hati dan pikiran Abi saling beradu. Hatinya mengatakan untuk jangan melakukan karena tak tega, namun pikirannya memerintahkan sebuah ketegasan agar tak akan terulang kejadian yang sama.

"Tolong pastikan orang itu baik - baik saja ya, Bun. Dia berhak dikasih kesempatan untuk kembali ke jalan Allah." Pinta Abi.

"Iya. Romo gak usah khawatir, lakukan saja tugas Romo sebagai Kepala Desa dan Bopo desa ini. Ibun hanya akan melakukan tugas Ibun sebagai dokter. Bukan sebagai Ibu Kepala Desa atau pun Biyung desa ini." Jawab Runi yang membuat Abi tersenyum.

"Matur suwun, Cintaku." Ujar Abi sambil membelai kepala istrinya. Ada sedikit kelegaan yang tergambar di wajah pria tampan itu.

Ya, Runi memilih memposisikan diri sebagai dokter karena itu berarti dia akan bersikap netral dan akan mengurus pasiennya dengan baik. Hal itu tentu tak akan bisa ia lakukan jika ia memposisikan diri sebagai Ibu Kepala Desa dan Biyung yang tentu marah karena desanya sudah di kotori.

"Pak, semuanya sudah siap." Ujar Adit yang menghampiri Abi sambil memberikan sebuah cemeti (pecut/cambuk) pada Abi sebagai orang pertama yang akan mencambuk pelaku.

Abi memberi kode pada Istrinya untuk memeriksa kondisi pelaku terlebih dahulu. Setelah Runi memastikan kondisi pasiennya baik, barulah Abi mulai memberikan hukuman.

Abi memutar cemeti itu di udara sebanyak tiga kali sebelum menyabetkannya di punggung pelaku.

Ctaass!

Suara cemeti terdengar nyaring saat mengenai punggung pelaku. Cambukan dari Abi, meninggalkan luka hingga mengalirkan darah. Teriakan kesakitan pun terdengar dari pelaku. Runi pun kembali memeriksa kondisi pasiennya setelah Abi memberikan cambukan pertama.

Semua orang yang ada di sana terdiam. Mereka bergidik ngeri melihat bagaimana Abi mencambuk pelaku. Tentu cambukan yang mereka lihat itu, memberi pelajaran agar tak macam - macam dengan peraturan adat di desa.

"Itu beneran Romo yang barusan nyabet orang itu? Romo gak lagi kesurupan kan, Mas?" Tanya Aksa yang merasakan sekujur tubuhnya merinding.

"Menurutmu? Kayak gitu kurang lebih yang aku lihat kemarin malam waktu Romo ngamuk." Sahut Arsha yang juga merasa merinding.

"Sekali nyabet, langsung berdarah lo, Mas. Untung Romo gak pernah ngamuk dan nyabet kita pake gesper. Bisa - bisa, habis punggung kita." Lirih Aksa yang masih tak percaya.

"Romo itu hebat, Sa. Cuma dia gak mau sombong aja, makanya gak pernah pamer kehebatan. Dan ini juga salah satu bentuk peringatan dari Romo untuk kita semua." Kata Arsha yang selalu bangga dengan Romonya.

"Bapak mau nyabet orang itu?" Tanya Abi pada Pak Karto yang di jawab gelengan oleh pria itu.

"Bapak sudah merasa puas waktu lihat kamu nyabet orang itu tadi." Kata Pak Karto sambil tersenyum dan menepuk - nepuk bahu putranya.

"Aksa, Arsha, kalian boleh ikut menghukum." Kata Abi.

Dua Bopo muda itu pun mendekat. Aksa yang terlebih dahulu mengambil alih cemeti dari tangan Romonya. Ia kemudian mendekat dan mulai mencambuk punggung pria itu.

Tentu, Aksa tak menyabet pria itu dengan kuat. Ia juga merasa tak tega pada pelaku. Setelah itu, gantian Arsha yang mengambil alih cemeti dari tangan saudara kembarnya.

Remaja itu mendekati pria yang diikat dan matanya tertutup.

"Maaf, Pak. Tapi njenengan harus menerima Hukum Adat desa kami." Bisik Arsha sebelum mundur beberapa langkah dan kemudian mencambuk punggung pelaku.

Satu persatu warga desa yang ada di sana mulai memberi cambukan, termasuk juga Agil. Setelah warga desa yang berkumpul ikut memberikan hukuman, mereka kemudian mengarak pelaku berkeliling Desa.

Sepanjang jalan, warga nampak antusias melihat arak - arakan itu. Beberapa orang yang bertemu di jalan pun turut memberikan cambukan. Runi beberapa kali memeriksa pasiennya dan memastikan bagaimana kondisi pasien.

Tak hanya warga desa Banyu Alas, warga desa tetangga juga ada yang ikut memberikan hukuman. Mereka sengaja datang ke desa Banyu Alas setelah mendengar akan ada orang yang menerima Hukuman Adat dari Desa Banyu Alas yang terkenal masih kental adatnya.

"Ibun naik ke Ambulans saja. Emang gak capek, sudah jauh loh kita jalan." kata Arsha yang berjalan di sebelah Runi.

"Ibun ikut jalan aja, Nak. Kalau Ibun di Ambulans, Ibun gak bisa mastiin kondisi pasien dengan cepat." Jawab Runi.

"Tau gitu, aku bawa motor tadi. Biar bisa bonceng Ibun." Kata Aksa yang berjalan di belakang Runi dan Arsha.

"Lagian, Ibun juga mau ngimbangin Cintanya Ibun tuh, yang jalan di depan. Masak Romo jalan, Ibun mau enak - enakan naik motor." Kata Runi sambil terkekeh.

"Angel emang, Mas. Ora Ibun, ora Romo, nyatane podo leh bucin. (Susah memang, Mas. Gak Ibun, gak Romo, kenyataannya sama - sama bucin.)" Komentar Aksa.

"Asli kok, Sa. Kadang aku yo waleh mung di pameri kemesraan. (Bener kok, Sa. Kadang aku juga bosan cuma di pamerin kemesraan.)" Jawab Arsha yang membuat Runi terkekeh.

"Kita itu harus cari pasangan yang minimal cintanya sama besar kayak kita, Mas. Biar kita gak merasa tersakiti, gak merasa sendirian, gak effort sendiri, gak bucin sendiri." Kata Runi.

"Alhamdulillah, Ibun dapetnya Romo yang ternyata cintanya lebih besar dari Ibun." Imbuh Runi kemudian.

"Kalian tuh harus jadi pria gentle kayak Romo. Selama pernikahan, mau semarah apapun Romo ke Ibun, Romo gak pernah bentak Ibun apa lagi sampe kasar dan main tangan. Kalau Ibun salah, Romo pasti tegur Ibun, tapi dengan lembut. Kadang malah negurnya sambil di ajak bercanda. Biar apa? Biar hati Ibun gak hancur atau malah jadi makin keras." Kata Runi sambil memandangi punggung suaminya.

"Ibun harap, kalian akan seperti itu ke pasangan kalian, Nak." Pesan Runi pada putranya.

"In Syaa Allah, Bun." Jawab Arsha.

"Bun, tu pasienmu mulai K.O tuh. Jangan merhatiin punggung Romo terus, dong." Ledek Aksa.

"Eh, kamu ini, Mas, kok baru bilang sih. Bawa sini stetoskop Ibun, Ibun mau periksa pasien." Kata Runi.

"Ya gitu, akibat bucin akut. Kalo udah bahas Cintanya, lupa sudah sama dunia." Kekeh Arsha sambil mengikuti Runi yang hendak memeriksa pelaku.

"Hiih, punya anak dua kok senangnya meledek." Gerutu Runi.

Untungnya, pasien Runi alias si pelaku kondisinya tak terlalu mengkhawatirkan hingga hukuman adat yang harus ia terima itu berakhir. Walaupun lemah, namun kondisinya cukup stabil.

Sesampainya di Balai Pertemuan, Runi di bantu Sifa kembali memeriksa dan mengobati luka bekas cambukan yang di dapatkan pelaku. Sifa sampai bergidik ngeri, membayangkan betapa sakit rasanya di cambuk.

"Mbak, ini?" Tanya Sifa sambil menatap ke arah Iparnya. Ia sendiri tak ada di lokasi saat Abi mencambuk pelaku.

"Iya." Jawab Runi yang mengerti maksud Sifa.

"Aduuh, ya Allah. Pasti perih banget." Kata Sifa yang tersenyum miris saat mengobati luka bekas cambukan Abi.

Setelah selesai di obati, Abi lalu menyerahkan pelaku pada Polisi untuk di tindak lanjuti perbuatannya. Polisi pun sudah memeriksa identitas pelaku dan tentu nantinya akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut mengenai siapa saja korban yang sudah di tumbalkan.

1
Rizky Rahma Aulia Akbar
raina yg dipanggil kenapa aku yg senyum senyum yaaa. gercep banget arsha. sat set dehh
Atik Kiswati
Alhamdulillah wes rk jomblo meneh....
syora
wah arsha👍👍👍👍 cool badassss
bunda aya
ya allah mas arsha gk romantis bnget nyatain cintanya 😍😍
dapurAFIK
mas arsha gercep sat set langsung nembak nya jd istri bikin dek Rai keselek batuk2😄👍
Lee 😉
ikut seneng deh,, sampe pen melayang jdi nya 🤣🤣🤣
Lee 😉
duuhhh,,, salting nya nembus layar 🤣😄
widi
duh meleleh dengernya...soft spoken banget Arsha
syora
alhamdulillah gini,doa disertai usaha
ibaratmya berjodoh tp kita jg butuh perjuangan dan usaha tuk mndapatkannya
langkah yg tepat arsha👍👍👍👍
🎃
akhirnya mas arsha pecah telor jugak setelah sekian tahun yee kan
kawal sampai halal pokonya mah 😍
Dedes
aduuhh pengen jumpalitan. ternyata rasa itu gak bertepuk sebelah tangan 😍
Dedes
ya Allah mas to the point banget
Arin
Woah..... gercep banget nih Arsha. Mumpung pas ketemu lagi, langsung sat set tanpa ba bi bu lagi nembak mau jadi istri???? 👍👍👍👍
Isda Wardati K
lugas banget sich mas arsha ndak ada romantis2 nya.
Humay Uum
duuuh yg dtembak Rania aku yg senyum2 tooh 🤭salting iih inget ker ngora lah pokoya 🤣🤣
Santi
jdi senyum2 sendiri aku,,🤭
indy
arsha langsung beraksi
Titik Sofiah
tambah up lagi donk Thor..... riques ntar Aksa jodoh a dokter ya Thor....🤭🤭🤭
Kasih Bonda
next Thor semangat
bunda kk
arsha langsung sat set aja😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!