Bopo Kembar Desa Banyu Alas

Bopo Kembar Desa Banyu Alas

1. Arsha dan Aksa

"Assalamualaikum, Mas Askara." Ujar seorang remaja pada makam kecil yang ada di hadapannya.

"Assalamualaikum. Apa kabar, Mas? Udah kangen sama kita belum? Hehehe." Timpal seorang remaja lagi yang ikut duduk di sebelah saudaranya.

"Mas, lihat kita baru saja pulang dari ritual di gerojogan lengkung. Alhamdulillah-"

"Mengko wae to curhate, Sa. Ngewehi oleh - oleh sek to yo. Mas Askara ki ngenteni dungomu, udu curhatanmu. (Nanti saja ti curhatnya, Sa. Ngasih oleh - oleh dulu to ya. Mas Askara tuh nungguin doamu, bukan curhatanmu.)" Potong remaja bernama Arsha.

"Oh iya. Ayo gek di pimpin, Mas." Kata Aksa sambil cengengesan.

"Gantian kamu lho, sekali - kali." Sergah Arsha.

"Njenengan kan Kakang, kulo Adine. Kudune Kakang to sing mimpin. (Kamu kan Kakak, aku adiknya. Harusnya Kakak to yang mimpin.)" Sahut Aksa.

"Ngono terus wae alesanmu. Ngono nak tak kandani, kowe ra ngerungokne. Basan kon mimpin dungo, baru ngakoni Kakang. (Gitu terus saja alasanmu. Gitu kalau aku bilangin, kamu gak dengerin. Giliran suruh mimpin doa, baru mengakui Kakak.)" Omel Arsha.

"Ssssttt! Sampun njih ndremimile, Kakandaku. Mengko di tapuk Mas Askara lho. Ayo gek ndang di Imami. (Sudah ya mengomelnya, Kakakku. Nanti di tabok Mas Askara lho. Ayo cepat di Imami.)" Bujuk Aksa dengan lemah lembut.

Arsha hanya bisa menghembuskan nafas panjang melihat tingkah saudara kembarnya. Arsha pun mulai memimpin doa. Dengan khusuk, remaja kembar itu mengirimkan doa untuk Kakak pertama mereka yang sudah menjadi anak surga.

Setelah mengirimkan doa, mereka pun mulai berbincang - bincang. Ya, mereka terbiasa bercerita banyak hal jika sedang berkunjung ke makam Askara, seolah - olah Kakak mereka benar - benar ada di sisi mereka.

"Mas, bantuin bujuk Romo, ya. Aku pingin banget Kuliah di Kota. Ya, minimal di kota tempat Oma dan Opa atau di Kota tempat Pakpuh dan Bupuh." Ujar Aksa.

"Jangan memaksa kalau memang Romo gak ngizinin, Sa. Romo kan sudah menjelaskan alasannya ke kita." Kata Arsha yang menasehati adiknya.

"Ish! Mas Arsha ini. Mas saja yang Kuliah di sini, aku tetep mau Kuliah di Kota. Lagi pula, kita kan punya keluarga di Kota, mereka pasti bakal ikut mengawasi." Sergah Aksa yang kukuh ingin Kuliah di Kota.

"Sak karepmu lah, Sa. Kuliah nangendi wae yo podo, nak kowe emange pinter yo pinter. Nak mung nggo sok - sokan tok, nggo ngopo? (Terserah kamu lah, Sa. Kuliah dimana saja ya sama. Kalau kamu memang pintar ya pintar. Kalau cuma untuk bergaya saja, buat apa?)" Cicit Arsha.

"Ayo pulang, sudah sore." Ajak Arsha.

"Mas, kami pulang dulu, ya. Inget ya, Mas, bantuin aku bujuk Romo." Ujar Aksa yang membuat Arsha geleng - geleng kepala.

"Bocah ndablek! (Anak keras kepala!)" Lirih Arsha yang merasa gemas sendiri dengan tingkah adik kembarnya.

...****************...

"Bun, anak - anak masih belum pulang?" Tanya Abi saat menghampiri istrinya yang sedang sibuk di dapur bersama Bu Lastri dan juga Sifa.

"Belum, Mo. Motornya aja belum kedengeran." Jawab Runi.

"Sudah hampir surup, kok ya belum pulang." Gerutu Abi.

"Kepenakan leh curhat karo Mamase. Wes suwi to dene wong ra neng makame Askara. (Keenakan curhat sama Kakaknya. Sudah lama to mereka gak ke makamnya Askara.)" Ujar Bu Lastri.

"Nah itu, suara motornya. Baru sampe tu mereka." Kata Runi saat mendengar suara motor putranya.

Perlahan, motor sport yang membawa remaja kembar itu memasuki halaman rumah. Aksa yang mengendarai motor, langsung memarkirkan motor di garasi.

Kedatangan keduanya, disambut oleh suara Ningrat yang heboh di dalam kandangnya. Beruk tua itu berjalan kesana - kemari saat melihat Arsha hendak masuk ke dalam rumah.

"Kamu kenapa sih, Rat? Mau masuk?" Tanya Arsha sambil menghampiri kandang mewah milik Beruk kesayangan mereka.

Remaja tampan itu pun mengeluarkan si Beruk tua yang langsung memeluknya.

"Kamu mau ngucapin selamat buat Mas Arsha sama Aku, ya. Karna baru resmi jadi Bopo muda?" Kekeh Aksa yang menyusul saudara kembarnya.

"Kayaknya lebih ke pingin ikut makan nasi kuning sama ingkung ayam." Sahut Arsha yang membuat mereka berdua tertawa.

"Mas Aksa, Mas Arsha, ngapain malah mainan sama Ningrat? Di tungguin sama yang lain itu loh di rumah Akung." Cicit Ashoka, adik bungsu mereka yang datang menghampiri.

"Ini tadi Ningrat berisik aja, Dek. Makanya Mas samperin." Jawab Arsha.

"Ningrat tuh lagi di hukum sama Romo karna bandel. Tadi dia keluar kandang sendiri waktu kita lagi ke Gerojogan." Cerita Ashoka.

"Ooo, jadi ceritanya kamu minta pertolongan? Aku gak mau nolong kalo Romo yang hukum." Ujar Arsha sambil memasukan kembali Ningrat ke dalam kandangnya.

"Kapok! Kamu sih, bandel. Kan jadi di hukum Romo. Makanya, kalo di bilangin Romo tuh dengerin. Udah tau juraganmu galak." Imbuh Aksa yang membuat Arsha dan Ashoka tertawa.

"Mas cepetan, kata Ibun suruh mandi dan ganti baju dulu." Ashoka memburu - buru dua Kakaknya.

"Tadi kan udah mandi di gerojogan, Dek." Sergah Aksa.

"Ibun kok yang nyuruh. Kata Ibun, Ashoka tolong bilang ke Mas Arsha dan Mas Aksa itu suruh mandi, ganti baju, siap - siap ke Masjid. Setelah itu kita makan malem bareng di rumah Akung." Ashoka mengulang kembali apa yang di katakan Runi.

"Arep mangkat, adus sek. Neng kono kon kungkum. Bar kungkum yo kon adus meneh. Uuaaadeeem eee. (Mau berangkat, mandi dulu. Disana suruh berendam. Abis berendam ya di suruh mandi lagi. Dinginnya.)" Komentar Aksa.

"Ssssstttt!! ra sah kakean protes! Kari adus wae kok, protes wae! (Ssssttt!! Gak usah kebanyakan protes! Tinggal mandi saja kok, protes aja!)" Omel Arsha sambil menjewer telinga Aksa.

"Aaaa aduh! Loro lho, Mas. Mas Arsha ki njewer - njewer. (Sakit lho, Mas. Mas Arsha ini jewer - jewer.)" Gerutu Aksa sambil memegangi telinganya.

"Hahahahaha. Kapok! Di jewer Mas Arsha, to. Udah sana cepetan mandi. Nanti di omelin Ibun lho. Udah surup tau, kata Ibun kalo mandi surup - surup kan ditemani hantu!"

"Itu hantunya di belakangmu." Seru Aksa.

"Iya, anak kecil surup - surup sendirian di luar." Imbuh Arsha. Kedua remaja itu pun berlari masuk ke dalam rumah, sengaja meninggalkan adiknya sendirian di teras.

"Aaaaaa Mas Aksa dan Mas Arsha nakal! Romooo tolong!" Seru Ashoka sambil berlari ke rumah Pak Karto.

Terpopuler

Comments

Dedes

Dedes

selamat datang kembali keluarga Romo & ibun
mas kembar pasti dah cakep²

2025-09-19

3

Asri Anna

Asri Anna

aku suka karya mu thor,jgn lama2 up nya thor💪💪💪💪

2025-09-18

1

Santi

Santi

akhirnya bisa baca keuwuuan mereka lagi,,😍

2025-09-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!